2.6.4 Nelayan
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
juncto Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
, nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Berdasarkan waktu yang
digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan, nelayan diklasifikasikan sebagai berikut:
1 Nelayan penuh, yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk
melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air.
2 Nelayan sambilan utama, yaitu nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya
digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air. Disamping melakukan pekerjaan
penangkapan, nelayan kategori ini dapat mempunyai pekerjaan lain. 3
Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan.
Subani dan Barus 1989 mengemukakan bahwa jumlah nelayan tiap kapal purse seine tidaklah sama, bergantung pada skala usahanya. Jika skala kecil
jumlah ABK sekitar 15-20 orang, sedangkan skala besar jumlah ABK bisa mencapai 40 atau lebih.
2.7 Metode Pengoperasian Purse Seine
Ayodhyoa 1981 mengemukakan bahwa prinsip penangkapan yang digunakan purse seine adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring,
kemudian bagian bawah jaring dikerutkan, sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan pada akhirnya akan terkumpul pada bagian kantong. Proses
penangkapan ini adalah memperkecil ruang gerak ikan, kemungkinan ikan dapat meloloskan diri melalui pertemuan dua celah penarikan, sehingga dibutuhkan
kecepatan dan ketepatan dalam melingkari dan menarik tali kerut.
Menurut Sainsbury 1986, tahapan dalam kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap purse seine terbagi ke dalam dua tahap, yaitu:
1 Tahap penebaran jaring setting
Ketika gerombolan ikan telah diketahui, kapal bergerak memutari gerombolan tersebut. Pada saat penurunan purse seine, posisi kapal terhadap
arus dan angin perlu diperhatikan agar kapal dapat menebar jaring dengan baik dan gerombolan ikan terkurung sempurna. Penebaran jaring dimulai dari
bagian kantong ditautkan pada kapal kecil untuk perlengkapan penebaran jaring seine skiff yang diluncurkan ke air. Pada waktu menarik jaring, skiff
ini membantu menarik jaring, atau dapat juga menautkan ujung kantong dengan pelampung besar bouy yang dilemparkan ke laut. Kapal kemudian
bergerak mengelilingi gerombolan ikan sambil menurunkan jaring. Biasanya penurunan jaring dilakukan di bagian kanan kapal, akan tetapi dapat juga
dilakukan di sisi kiri kapal. Bila seluruh jaring telah ditebarkan, maka sebelum kapal penuh mengitari gerombolan ikan, bagian sayap jaring ditarik
dengan tali penarik yang ditautkan pada kapal agar jaring terentang sempurna Sainsbury 1986
2 Tahap penarikan jaring hauling
Apabila kedua ujung jaring telah bertemu, maka kedua ujung jaring tersebut dinaikkan ke atas kapal dan penarikan tali kolor dengan bantuan power block
dimulai hingga semua cincin naik ke atas permukaan laut. Setelah cincin naik ke sisi lambung kapal, maka badan jaring segera ditarik sedikit demi sedikit
hingga ke bagian bunt. Lalu ikan dipindahkan ke dalam palkah dengan bantuan alat scoop net ataupun fish pump Rasdani et al. 2006
2.8 Hasil Tangkapan