Persepsi Analisis kelembagaan panglima Laot Lhok dalam pengelolaan kegiatan perikanan seine di Kecamatam Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara

dipilih atas pertimbangan kebutuhan dan masa kepengurusannya jelas, struktur bersifat formal dan mudah dipengaruh oleh pihak luar. Ciri lembaga yang bersifat non formal adalah terbentuk atas kehendak masyarakat yang bersangkutan, manajemennya lemah, dinamika aktivitas tidak teratur, terbentuk atas norma dan nilai yang dikembangkan atas dasar trust, pengurus dipilih lembaga bersifat monoton, dan menolak campur tangan pihak luar. Sugiyanto 2002 mengemukakan bahwa ada tiga metode pendekatan yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari atau mengkaji dalam menelusuri keberadaan lembaga-lembaga sosial yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Ketiga pendekatan tersebut adalah: 1 Pendekatan Historis Mengkaji keberadaan lembaga ditelusuri melalui sejarah lahirnya lembaga sosial dan perkembangan suatu lembaga sosial. 2 Pendekatan Komparatif Pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan analisa komparatif yang bertujuan untuk menelaah suatu lembaga tertentu dalam masyarakat yang berlainan tempatnya dan dalam berbagai lapisan sosial. 3 Pendekatan Hubungan Pendekatan ini lebih menekankan pada hubungan fungsional artinya suatu lembaga tidak mungkin hidup sendiri tanpa ada hubungankait-mengkait lembaga satu dengan dengan lembaga lainnya, sehingga dalam analisa ini tidak menutup kemungkinan memadukan analisa komperatif dan analisa historis.

2.5 Persepsi

Simamora 2005 mengemukakan bahwa persepsi sebagai suatu proses seseorang menyeleksi dan menginterpretasikan stimuli untuk membentuk deskripsi menyeluruh. Sifat abstrak dari persepsi menyebabkan deskripsi yang digambarkan oleh seorang pemersepsi tidak objektif tetapi subyektif. Walaupun persepsi sulit diukur, untuk memperoleh gambaran persepsi seseorang tentang suatu objek terhadap objek lain secara relatif dapat dilakukan. Menurut Hopper 1979 diacu dalam Mulyana 2004, persepsi manusia secara umum terbagi atas dua kelompok. 1 Persepsi terhadap objek lingkungan fisik 2 Persepsi terhadap manusia sosial. Perbedaan antara persepsi manusia terhadap lingkungan fisik dan sosial, yaitu Hopper 1979 diacu dalam Mulyana 2004: 1 Persepsi terhadap objek melalui simbol-simbol fisik, sedangkan persepsi terhadap sosial melalui lambang-lambang verbal dan non verbal. Manusia sosial berkecenderungan lebih aktif dan lebih sulit diramalkan daripada objek; 2 Persepsi terhadap lingkungan fisik menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap sosial menanggapi sifat-sifat luar dan dalam perasaan, motif, harapan, dan sebagainya. Umumnya objek tidak mempersepsi seseorang yang mempersepsi objek itu, tetapi orang mempersepsi orang lain yang sedang dipersepsinya. Hal ini berarti persepsi terhadap manusia bersifat interaktif; 3 Objek bersifat statis sedangkan manusia bersifat dinamis, dapat berubah dari waktu ke waktu lebih cepat daripada persepsi terhadap objek. Robbins 1996 mendefinisikan persepsi merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, melalui indra dan tiap-tiap individu dapat memberikan arti yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh : 1 tingkat pengetahuan, 2 faktor pemersepsipelaku persepsi, 3 faktor obyektarget yang dipersepsikan, dan 4 faktor situasi dimana persepsi itu dilakukan. Sementara faktor pelaku persepsi dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti: sikap, motivasi, kepentingan, minat, pengalaman dan pengharapan. Variabel lain yang ikut menentukan persepsi adalah umur, tingkat pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian dan pengalaman hidup individu.

2.6 Unit Penangkapan Purse seine