Tabel 16 Produktivitas unit penangkapan pukat layang, pukat teri dan pukat udang berdasarkan data primer tahun 2011
Sumber: Diolah dari data primer tahun 2011
Berdasarkan Tabel 16, secara umum nilai produktivitas pukat layang lebih besar dibandingkan usaha penangkapan pukat teri dan pukat udang. Hal ini
disebabkan hasil tangkapan yang diperoleh dalam setahun oleh unit penangkapan pukat layang lebih banyak dibandingkan unit penangkapan pukat teri dan pukat
teri. Pada umumnya, hal ini dipengaruhi oleh besarnya ukuran alat tangkap, ukuran perahu yang digunakan dan besarnya kapasitas tenaga mesin dalam
pengoperasian unit penangkapan pukat layang, pukat teri dan pukat udang. Perhitungan tentang produktivitas dapat dilihat pada Lampiran 4.
6.5 Analisis Pasar
Analisis pasar dilakukan untuk mengetahui hasil tangkapan pukat layang, pukat teri dan pukat udang yang dapat dipasarkan, harga jual hasil tangkapan,
bentuk pemasaran hasil tangkapan dan saluran pemasaran yang dihasilkan. Nelayan di Kecamatan Muara Batu menjual hasil tangkapannya kepada pengolah,
pengecer dan pedagang besar melalui pengumpul toke bangku. Hasil tangkapan yang telah disortir menurut ukuran oleh nelayan diserahkan kepada toke bangku
ketika kapal tiba di fishing base. Toke bangku akan menjual hasil tangkapan kepada pembeli pengolah, pedagang besar dan pengecer. Harga beli yang
diberikan toke bangku bersifat tidak konstan karena dipengaruhi oleh musim Komponen Unit Penangkapan
Produktivitas Pukat
Layang Pukat Teri
Pukat Udang
Produktivitas Per Alat Tangkap kg per unit per tahun
15.551 14.733
4.605 Produktivitas Per Trip kg per
trip 987
614 156
Produktivitas Per Nelayan kg per orang per tahun
6.221 8.294
2.631 Produktivitas Per Biaya Investasi
kg per Rupiah per Tahun 0,00019702
0,00019206 0,00018720 Produktivitas
Per Biaya
Operasional kg per Rupiah per Tahun
0,00023713 0,00029650 0,00020986
penangkapan. Berikut merupakan penjelasan lebih rinci mengenai analisis pasar yang dilakukan.
1 Pola distribusi pemasaran hasil tangkapan ikan layang, ikan teri dan udang
Hasil tangkapan usaha penangkapan pukat layang, pukat teri dan pukat udang di Kecamatan Muara Batu tidak hanya dipasarkan di sekitar daerah tersebut
saja, tetapi juga dipasarkan ke luar daerah sampai ke luar kota Kuala Simpang dan Medan. Gambar skema saluran pemasaran hasil tangkapan ikan layang, ikan
teri dan udang dapat dilihat dalam Gambar 14 dan Gambar 15.
Sumber: Diolah dari data primer tahun 2011 Keterangan:
I
: Saluran pemasaran I nelayantoke bangku-pengecer-konsumen lokal II
: Saluran pemasaran II nelayantoke bangku-pedagang besar-pengecer-konsumen lokal III : Saluran pemasaran III nelayantoke bangku-pedagang besar-pasar luar kota
Gambar 14 Skema saluran pemasaran hasil tangkapan ikan layang dan udang di Kecamatan Muara Batu.
Pasar Luar Kota Konsumen Lokal
II I
III Pedagang Besar
NelayanToke Bangku
Pengecer
Sumber: Diolah dari data primer tahun 2011
Keterangan: I
: Saluran pemasaran I nelayantoke bangku-pengecer-konsumen lokal II : Saluran pemasaran II nelayantoke bangku-pedagang besar-pengecer-konsumen lokal.
III : Saluran pemasaran III nelayantoke bangku-pedagang besar-pasar luar kota IV : Saluran pemasaran IV nelayantoke bangku-pengolah
Gambar 15 Skema saluran pemasaran hasil tangkapan ikan teri di Kecamatan Muara Batu.
2 Margin pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran dan fishermen
share nelayan Perhitungan margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui perbedaan
harga jual ikan layang, ikan teri dan udang yang dijual antara nelayan atau toke bangku, pedagang besar, pengecer di pasar dan pengecer keliling. Biaya
penanganan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pembeli yang terdiri atas: pengecer di pasar, pengecer keliling dan pedagang besar untuk menangani hasil
tangkapan yang dibeli. Biaya penanganan atau biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang besar meliputi penggunaan es, bahan bakar transportasi dan ongkos
tenaga kerja, sedangkan pengecer di pasar mengeluarkan biaya penanganan untuk penggunaan es dan sewa tempat untuk menjual ikan dan pengecer keliling
mengeluarkan biaya penanganan untuk penggunaan es dan bahan bakar
III
Pasar Luar Kota IV
Pengolah
I II
Pedagang Besar
Konsumen Lokal NelayanToke Bangku
Pengecer
transportasi. Perhitungan tentang biaya penanganan hasil tangkapan dapat dilihat pada Lampiran 5.
Perhitungan keuntungan
pemasaran dilakukan
untuk mengetahui
keuntungan yang diperoleh oleh nelayantoke bangku, pedagang besar, pengecer di pasar dan pengecer keliling dalam memasarkan hasil tangkapan baik ikan
layang, ikan teri maupun udang. Sementara perhitungan share dilakukan untuk mengetahui bagian yang diperoleh oleh nelayantoke bangku. Hasil perhitungan
margin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran, serta share nelayan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17, 18, dan 19.
Perhitungan margin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran, serta share nelayan untuk hasil tangkapan ikan layang hanya
dilakukan pada saluran pemasaran I dan II. Perhitungan tersebut tidak dilakukan pada saluran III dikarenakan adanya keterbatasan daerah penelitian, sehingga
harga ikan layang yang dijual di pasar luar kota tidak diketahui. Pada Tabel 17 diketahui rata-rata margin pemasaran ikan layang yang dinikmati oleh pengecer
keliling pada saluran pemasaran I adalah Rp4.000,00 per kg dengan biaya pemasaran sebesar Rp2.100 per kg dan keuntungan sebesar Rp1.900,00 per kg.
Rata-rata margin pemasaran ikan layang yang dinikmati oleh pedagang besar pada saluran pemasaran II adalah Rp5.000,00 per kg dengan biaya pemasaran
Rp340,00 per kg dan keuntungan pemasaran sebesar Rp4.660 per kg, sedangkan pengecer di pasar memiliki rata-rata margin pemasaran ikan layang sebesar
Rp3.000,00 per kg dengan biaya pemasaran Rp283,33 per kg dan keuntungan pemasaran sebesar Rp2.716,67 per kg. Share nelayantoke bangku yang diperoleh
pada saluran pemasaran I hasil tangkapan ikan layang sebesar 66,67, sedangkan pengecer keliling memperoleh share sebesar 100. Nelayantoke bangku pada
saluran pemasaran II memperoleh share sebesar 50,00; pedagang besar memeproleh share sebesar 81,25 dan 100 yang diperoleh pengecer di pasar.
Perhitungan margin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran, serta share nelayan untuk hasil tangkapan ikan teri hanya dilakukan
pada saluran pemasaran I dan II. Pada saluran pemasaran IV tidak dilakukan perhitungan dikarenakan ikan teri sudah berubah menjadi ikan olahan, sedangkan
perhitungan tersebut hanya dapat dilakukan pada ikan dengan kondisi segar. Pada
Tabel 18 diketahui rata-rata margin pemasaran ikan teri yang dinikmati oleh pengecer keliling pada saluran pemasaran I adalah Rp3.000,00 per kg dengan
biaya pemasaran sebesar Rp2.100 per kg dan memperoleh keuntungan pemasaran sebesar Rp900,00 per kg. Pedagang besar pada saluran pemasaran II memiliki
rata-rata margin pemasaran ikan teri sebesar Rp5.000,00 per kg dengan biaya pemasaran Rp378,00 per kg dan keuntungan pemasaran sebesar Rp4.622,00 per
kg, sedangkan pengecer di pasar memiliki rata-rata margin pemasaran ikan teri sebesar Rp3.000,00 per kg dengan biaya pemasaran Rp298,04 per kg dan
memperoleh keuntungan pemasaran sebesar Rp2.701,96 per kg. Share nelayantoke bangku yang diperoleh pada saluran pemasaran I hasil tangkapan
ikan layang sebesar 66,67, sedangkan pengecer keliling memperoleh share sebesar 100. Nelayantoke bangku pada saluran pemasaran II memperoleh share
sebesar 42,86; pedagang besar memeproleh share sebesar 78,57 dan 100
yang diperoleh pengecer di Pasar.
Tabel 17 Margin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran hasil tangkapan ikan layang pada saluran I dan II
No. Uraian
Saluran Pemasaran I Saluran Pemasaran II
Rp per kg Share Rp per kg Share
1. NelayanToke Bangku
a. Harga jual 8.000
66,67 8.000
50,00 2.
Pedagang Besar a. Harga jual
- -
13.000 81,25
b. Harga pokok -
- 8.000
50,00 c. Margin pemasaran
- -
5.000 31,25
d. Biaya Pemasaran -
- 340
2,13 e. Keuntungan pemasaran
- -
4.660 29,13
3. Pengecer di Pasar
a. Harga jual -
- 16.000
100,00 b. Harga pokok
- -
13.000 81,25
c. Margin pemasaran -
- 3.000
18,75 d. Biaya Pemasaran
- -
283,33 1,77
e. Keuntungan pemasaran -
- 2.716,67
16,98 4.
Pengecer keliling a. Harga jual
12.000 100,00
- -
b. Harga pokok 8.000
66,67 -
- c. Margin pemasaran
4.000 33,33
- -
d. Biaya Pemasaran 2.100
17,50 -
- e. Keuntungan pemasaran
1.900 15,83
- -
Sumber: Diolah dari data primer tahun 2011
Tabel 18 Margin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran hasil tangkapan ikan teri pada saluran I dan II
No. Uraian
Saluran Pemasaran I Saluran Pemasaran II
Rp per kg Share
Rp per kg Share
1. NelayanToke Bangku
a. Harga jual 6.000
66,67 6.000
42,86 2.
Pedagang Besar a. Harga jual
- -
11.000 78,57
b. Harga pokok -
- 6.000
42,86 c. Margin pemasaran
- -
5.000 42,86
d. Biaya Pemasaran -
- 378
2,70 e. Keuntungan
pemasaran -
- 4.622
33,01 3.
Pengecer di Pasar a. Harga jual
- -
14.000 100,00
b. Harga pokok -
- 11.000
78,57 c. Margin pemasaran
- -
3.000 21,43
d. Biaya Pemasaran -
- 298,04
2,13 e. Keuntungan
pemasaran -
- 2.701,96
19,30 4.
Pengecer keliling a. Harga jual
9.000 100,00
- -
b. Harga pokok 6.000
66,67 -
- c. Margin pemasaran
3.000 33,33
- -
d. Biaya Pemasaran 2.100
23,33 -
- e. Keuntungan
pemasaran 900
10,00 -
-
Sumber: Diolah dari data primer tahun 2011
Perhitungan margin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran, serta share nelayan untuk hasil tangkapan udang juga hanya dilakukan
pada saluran pemasaran I dan II. Pada saluran pemasaran III tidak dilakukan perhitungan dikarenakan adanya keterbatasan daerah penelitian, sehingga harga
ikan udang yang dijual di pasar luar kota tidak diketahui. Pada Tabel 19 diketahui pengecer keliling pada saluran pemasaran I memiliki rata-rata margin pemasaran
udang sebesar Rp3.500,00 per kg dengan biaya pemasaran sebesar Rp2.100 per kg dan menerima keuntungan pemasaran sebesar Rp1.400,00 per kg. Pada saluran II
diketahui bahwa pedagang besar memiliki rata-rata margin pemasaran udang sebesar Rp7.000,00 per kg dengan biaya pemasaran Rp1.452 per kg dan
menerima keuntungan pemasaran sebesar Rp5.548,00 per kg, sedangkan pengecer di pasar memiliki rata-rata margin pemasaran udang sebesar Rp3.000,00 per kg
dengan biaya pemasaran Rp408,33 per kg dan menerima keuntungan pemasaran sebesar Rp2.591,67 per kg. Share nelayantoke bangku yang diperoleh pada
saluran pemasaran I hasil tangkapan ikan layang sebesar 74,07, sedangkan pengecer keliling memperoleh share sebesar 100. Nelayantoke bangku pada
saluran pemasaran II memperoleh share sebesar 55,56; pedagang besar memeproleh share sebesar 83,33 dan 100 yang diperoleh pengecer di Pasar.
Tabel 19 Margin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran hasil tangkapan udang pada saluran I dan II
No. Uraian
Saluran Pemasaran I Saluran Pemasaran II
Rp per kg Share
Rp per kg Share
1. NelayanToke Bangku
a. Harga jual 10.000
74,07 10.000
55,56 2.
Pedagang Besar a. Harga jual
- -
15.000 83,33
b. Harga pokok -
- 10.000
55,56 c. Margin pemasaran
- -
7.000 27,78
d. Biaya Pemasaran -
- 1.452
5,07 e. Keuntungan
pemasaran -
- 5.548
22,71 3.
Pengecer di Pasar a. Harga jual
- -
18.000 100,00
b. Harga pokok -
- 15.000
83,33 c. Margin pemasaran
- -
3.000 16,67
d. Biaya Pemasaran -
- 408,33
2,27 e. Keuntungan
pemasaran -
- 2.591,67
14,40 4.
Pengecer keliling a. Harga jual
13.500 100,00
- -
b. Harga pokok 10.000
74,07 -
- c. Margin pemasaran
3.500 25,93
- -
d. Biaya Pemasaran 2.100
15,56 -
- e. Keuntungan
pemasaran 1.400
10,37 -
-
Sumber: Diolah dari data primer tahun 2011
Berdasarkan paparan di atas, diketahui bahwa adanya perbedaan antara harga jual ikan layang, ikan teri dan udang oleh nelayantoke bangku, pedagang
besar, pengecer di pasar dan pengecer keliling pada saluran pemasaran I dan pemasaran II. Margin pemasaran dan keuntungan yang diterima oleh masing-
masing penjual pun berbeda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh besarnya biaya
penangananpemasaran oleh masing-masing pemasar. Semakin besar biaya penanganan yang dikeluarkan maka harga jual ikan layang, ikan teri dan udang
menjadi semakin tinggi. Hasil perhitungan share untuk pemasaran ikan layang, ikan teri dan udang menunjukkan bahwa rata-rata share yang diterima oleh
nelayantoke bangku lebih kecil dibandingkan share yang diterima oleh pedagang besar, pedagang di pasar dan pedagang keliling. Hal ini dikarenakan nelayan
bukanlah penentu harga pasar, sehingga hanya menerima hasil penjualan dari toke bangku yang memberikan modal untuk biaya operasional.
6.6 Analisis Finansial