4.5.6 Analisis finansial
Menurut Gittenger 1986, analisis finansial dilakukan untuk menilai pengaruh-pengaruh kegiatan terhadap para pelaku kegiatan dan pihak lain yang
turut serta dalam usaha penangkapan. Salah satu tujuan dasarnya adalah menghasilkan suatu rencana yang menggambarkan keadaan finansial dan sumber-
sumber dana berbagai peserta kegiatan serta kegiatan itu sendiri, sehingga dapat diketahui kelayakan dari suatu kegiatan tersebut. Analisis finansial dilakukan
melalui analisis usaha dan analisis kriteria investasi.
1 Analisis Usaha
Menurut Gittenger 1986, analisis usaha pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha dalam suatu periode tertentu, biasanya
menggunakan pendekatan jangka waktu satu tahun. Dalam bidang perikanan analisis usaha data dipakai sebagai alat bantu perbaikan pengelolaan usaha dengan
maksud untuk mengetahui perkembangan usaha yang sedang atau sudah berjalan. Analisis usaha merupakan realita dari analisis finansial dan pada implementasinya
analisis usaha lebih dapat menyatakan realita keuntungan karena memperlihatkan keadaan kas pada pelaku usaha setiap saat.
Dalam melakukan analisis usaha digunakan beberapa alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam analisis usaha meliputi analisis pendapatan usaha, analisis
imbangan penerimaan dan biaya, payback period, serta analisis return on investment.
1 Analisis pendapatan usaha
Analisis pendapatan usaha dilakukan untuk mengukur seberapa besar keberhasilan suatu kegiatan usaha. Besarnya keuntungan diperoleh dari usaha
yang dilakukan merupakan tujuan dari analisis pendapatan usaha Sugiarto et al. 2002. Rumus yang digunakan dalam menghitung pendapatan usaha adalah:
Keterangan: π
= keuntungan TR
= total penerimaan TC
= total biaya
Dengan kriteria :
Jika TR TC, maka kegiatan usaha memperoleh keuntungan, sehingga layak untuk dilanjutkan;
Jika TR TC, maka kegiatan usaha mengalami kerugian, sehingga usaha
tersebut tidak layak untuk dilanjutkan;
Jika TR = TC, maka kegiatan usaha berada pada titik impas atau tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
2 Analisis imbangan penerimaan dana biaya Revenue-Cost Ratio
Analisis revenue-cost ratio dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh nilai rupiah yang digunakan dalam usaha dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan
sebagai manfaatnya Sugiarto et al. 2002. Rumus yang digunakan adalah:
Dengan kriteria:
Jika RC 1, maka kegiatan usaha memperoleh keuntungan, sehingga layak untuk dialnjutkan;
Jika RC 1, maka kegiatan usaha mengalami kerugian, sehingga usaha
tersebut tidak layak dilanjutkan;
Jika RC = 1, maka kegiatan usaha berada pada titik impas atau tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
3 Payback period PP
Menurut Umar 2007, Payback period adalah suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi initial cash
investement dengan menggunakan aliran kas. Payback period dapat diartikan sebagai rasio antara initial cash investement dengan cash inflow-nya yang
hasilnya merupakan satuan waktu. Kemudian nilai ratio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Rumus yang digunakan adalah:
Kriteria penilaian: Jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback period-nya
maka usulan investasi dapat diterima.
4 Return on Investment ROI
Return on Investment ROI merupakan model pengukuran yang dipakai untuk menganalisis tingkat pengembalian investasi. ROI adalah rasio yang
membandingkan hasil usaha yang diperoleh dari operasi perusahaan net operating income dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan tersebut Rangkuti 2001. Rumus yang digunakan adalah:
2 Analisis Kriteria Investasi
Kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR dan Net Benefit Cost Ratio Net BC.
1 Net present value NPV
Net present value adalah merupakan selisih antara total present value dari biaya. Net present value digunakan untuk melihat manfaat bersih sekarang dari
suatu kegiatan usaha Kadariah et al. 1999. Rumus yang digunakan dalam operasional adalah:
Keterangan: NPV = Net Present Value
Bt = benefit kotor dari suatu proyek pada tahun ke-t
Ct = biaya kotor dari suatu proyek pada tahun ke-t
i = tingkat suku bunga yang berlaku; dan
n = umur ekonomis proyek
Dengan kriteria:
Jika NPV 0, maka kegiatan usaha layak untuk dijalankan dan dikembangkan;
Jika NPV 0, maka kegiatan usaha tidak layak untuk dijalankan dan
dikembangkan.
Jika NPV = 0, Maka kegiatan usaha tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost of capital.
2 Net Benefit cost ratio Net BC
Net Benefit cost ratio merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih Kadariah et al. 1999. Rumus yang digunakan dalam operasional adalah:
Dengan kriteria:
Jika Net BC 1, maka kegiatan usaha dikatakan untung dan layak untuk dijalankan dan dikembangkan;
Jika Net BC 1, maka kegiatan usaha dikatakan rugi dan tidak layak untuk
dijalankan dan dikembangkan;
Jika Net BC = 1, maka kegiatan usaha dikatakan pulang pokok.
3 Internal rate of return IRR
Internal rate of return adalah tingkat suku bunga yang menunjukkan jumlah nilai sekarang netto NPV sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek
atau discount rate yang membuat NPV sama dengan nol Kadariah et al. 1999. Rumus yang digunakan dalam operasional adalah:
Keterangan: IRR
= Internal Rate of Return i
’ = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif;;
i ”
= tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif; NPV
’ = NPV pada suku bunga i’; dan NPV
” = NPV pada suku bunga i”.
Dengan kriteria:
Jika IRR ≥ Discount Rate, maka kegiatan usaha layak untuk dijalankan dan dikembangkan;
Jika IRR Discount Rate, maka NPV 0, kegiatan usaha tidak layak untuk
dijalankan dan dikembangkan.
4.5.7 Analisis sensitivitas