Ketersediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja

lainnya yang umum digunakan adalah tanaman gamal dan lamtoro, yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi maupun kambing. Selain sebagai tanaman pelindung bagi tanaman kakao, gamal juga dimanfaatkan sebagai tanaman pagar. Khusus untuk tanaman cengkeh, walaupun banyak diusahakan oleh petani di daerah ini tidak dimasukkan dalam analisis karena siklus panen dilaksanakan dua tahun sekali, sementara analisis yang dilakukan hanya untuk jangka waktu satu tahun.

6.1.2. Ketersediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani baik uasahatani lahan sawah maupun lahan kebun serta usahatani ternak sangat ditentukan oleh kegiatan yang dilakukan pada setiap cabang usahatani berdasarkan pada fase pertumbuhan tanaman atau ternak. Rata-rata curahan kerja untuk masing-masing cabang usahatani disajikan pada Tabel 10. Tabel ini juga menampilkan penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan menyediakan rumput sebagai pakan ternak, serta kegiatan pengolahan limbah, baik limbah pertanian yang akan dijadikan pakan maupun limbah ternak yang akan dijadikan pupuk organik. Kebutuhan tenaga kerja untuk budidaya tanaman padi didasarkan pada setiap kegiatan yang dilakukan mulai dari pengolahan lahan sampai kepada kegiatan panen dan pasca panen. Secara rinci, kegiatan per bulan pada aktivitas budidaya tanaman padi adalah sebagai berikut: bulan pertama adalah kegiatan persemaian seperti membuat bedengan, menabur bibit dan pemberian pupuk serta pemeliharaan persemaian, serta mengolah lahan untuk penanaman padi yang dilakukan dengan menggunakan traktor, bulan kedua: penanaman dan pemeliharaan seperti penyemprotan racun rumput herbisida insektisida serta pemupukan pertama, bulan ketiga: pemeliharaan dalam hal ini penyiangan dan pemupukan kedua, bulan keempat: pemeliharaan dan penyemprotan, dan bulan kelima : kegiatan panen dan pasca panen, mulai dari memotong, merontokkan, penjemuran, sampai pada pengangkutan. Kegiatan yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah pada saat penanaman dan panen padi dilakukan. Tabel 10. Curahan Kerja pada Masing-Masing Cabang Usahatani Berdasarkan Bulan dalam Setahun Curahan Kerja Uraian Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan HOKHa PT1 11.05 33.64 16.35 7.92 36.93 PT2 11.05 33.64 16.35 7.92 36.93 11.05 33.64 16.35 7.92 36.93 PT3 11.05 33.64 16.35 7.92 36.93 13.25 26.00 20.00 HOKHa Kakao 14.00 20.50 34.50 20.50 20.00 14.00 14.00 14.00 20.50 14.00 16.50 14.00 Kelapa 32.00 12.00 32.00 32.00 12.00 HOKEkor Sapi 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 Kambing 0.54 0.54 0.54 0.54 0.54 0.54 0.54 0.54 0.54 0.54 0.54 0.54 HOKPengambilan Rumput 8.57 8.57 8.57 8.57 8.57 8.57 8.57 8.57 8.57 8.57 8.57 8.57 HOKTon Jerami 5.4 5.4 Keterangan: PT = Pola Tanam HOK = Hari Orang Kerja Berbeda dengan curahan kerja pada tanaman semusim, maka curahan tenaga kerja untuk kegiatan usahatani tanaman tahunan dan ternak dilakukan sepanjang tahun. Untuk tanaman kakao, kegiatan yang dimasukkan dan dihitung curahan kerjanya adalah mulai dari pemeliharaan tanaman dan bukan sejak penanaman. Hal ini dilakukan karena tanaman kakao mulai berbuah rata-rata pada umur 4-5 tahun. Tanaman kakao yang ada di daerah penelitian sebagian besar telah berumur antara 10-15 tahun, dengan kisaran umur mulai dari 5 sampai 20 tahun. Selain itu untuk tujuan integrasi dengan ternak, maka yang dibutuhkan adalah tanaman yang telah berbuah untuk diambil kulit buahnya dan dipergunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Sebagaimana ditampilkan pada Tabel 10, maka curahan tenaga kerja setiap bulan untuk tanaman kakao umumnya berdasarkan siklus hidup kakao sepanjang tahun. Kakao yang telah berbuah, kurang lebih setelah berumur empat tahun, dapat dipanen sepanjang tahun, dengan kuantitas buah yang semakin meningkat sampai kakao berumur 10-15 tahun dan mulai menurun kembali sampai kakao berumur 20 tahun. Panen kakao dapat dibedakan atas panen raya dan panen antara. Panen raya biasanya dilakukan pada bulan April dan Mei, sementara panen antara, dilakukan pada bulan selain bulan April dan Mei, dengan frekuensi pemetikan setiap dua minggu sekali. Pada saat panen, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak, terutama pada saat panen raya. Kegiatan pada saat panen mulai dari pemetikan, membelah buah dan mengeluarkan isi kakao, kemudian menjemur dan melakukan fermentasi, biasanya menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Pemumupukan dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan, umumnya pada bulan Maret dan bulan Oktober. Penyemprotan untuk membasmi hama dan penyakit dilakukan dua minggu sekali, sedangkan penyemprotan menggunakan herbisida untuk mengendalikan gulma dilakukan tiga kali dalam setahun, bergantian dengan penyiangan secara manual. Selain penyiangan yang bertujuan untuk sanitasi dan menghindarkan tanaman kakao dari hama dan penyakit, tanaman kakao juga perlu dipangkas secara teratur. Pada umumnya petani kakao di lokasi penelitian membutuhkan minimal tiga hari dalam seminggu untuk merawat tanamannya, dengan melakukan kegiatan rutin seperti pembersihan gulma, pemangkasan, pemupukan dan penyemprotan. Pada saat-saat tertentu dimana kegiatan yang dilakukan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, maka petani menyewa tenaga kerja luar keluarga dengan rata-rata biaya sewa antara Rp 25 000 sampai Rp 30 000 per orang per hari. Penggunaan tenaga kerja pada aktivitas budidaya tanaman kelapa di lokasi penelitian sebagian besar ditujukan untuk kegiatan panen dan pasca panen, yang dilakukan setiap empat bulan sekali. Hal ini disebabkan usia pohon kelapa yang rata-rata sudah di atas 10 tahun dimana tanaman ini sudah berproduksi. Tanaman kelapa mulai berproduksi pada umur 5 sampai dengan 7 tahun, dan puncak produksi dicapai antara tahun ke-12 sampai dengan tahun ke-15. Pada saat panen, tenaga kerja dibutuhkan untuk kegiatan memanjat dan memetik buah kelapa serta mengangkut kelapa dari kebun. Tenaga kerja untuk kegiatan pasca panen mulai dari mengupas sabut, dan membelah kelapa, menjemur, mengeluarkan daging buah serta menjemur hingga menjadi kopra. Pemupukan jarang dilakukan, tetapi pada umumnya setiap habis panen atau paling sedikit setelah dua kali panen dilakukan satu kali pemupukan. Curahan kerja dalam pemeliharaan ternak, baik ternak sapi maupun kambing digunakan untuk kegiatan memberi pakan, membersihkan kandang dan menggembala bagi ternak yang dipelihara dengan sistem semi intensif. Kegiatan mencari rumput untuk pakan dihitung secara terpisah, dimana petani rata-rata menggunakan waktu selama dua jam per hari untuk mengumpulkan kurang lebih 30 kg rumput atau 8.57 HOK per bulan. Pemeliharaan sapi membutuhkan curahan kerja sebanyak 5.76 HOK perbulan untuk rata-rata pemeliharaan 2.77 ekor, sehingga kebutuhan tenaga kerja per ekor per bulan adalah 2.08 HOK. Sedangkan untuk pemeliharaan ternak kambing, rata-rata jumlah curahan kerja per bulan adalah 2.84 HOK dengan rata-rata pemilikan ternak 5.25 ekor. Sehingga kebutuhan tenaga kerja per ekor kambing setiap bulannya adalah 0.54 HOK. Ketersediaan tenaga kerja keluarga merupakan kendala dalam melaksanakan usahatani baik tanaman maupun ternak, karena jumlahnya yang terbatas. Ketersediaan tenaga kerja keluarga ini dihitung berdasarkan rata-rata jumlah anggota keluarga pria dan wanita yang terlibat dalam usahatani, yang diasumsikan dapat bekerja 7-8 jam sehari, 25 hari kerja per bulan atau 300 hari kerja setahun. Dengan rata-rata jumlah anggota keluarga pria sebanyak 1.39 orang dapat menyediakan tenaga kerja sebanyak 34.75 HOK per bulan dan rata-rata jumlah anggota keluarga wanita sebanyak 1.07 orang, maka ketersediaan tenaga kerja keluarga adalah 61.50 HOK per bulan.

6.1.3. Penggunaan dan Ketersediaan Modal Usahatani