Karakteristik Usahatani METODE PENELITIAN

selama lebih dari sepuluh tahun, ditambah dengan pengetahuan melalui penyuluhan dan pelatihan di sisi lain, akan sangat membantu keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya. Tabel 6. Karakteristik Responden di Kabupaten Donggala Karakteristik Responden Rata-rata Umur Petani tahun 47.2 Tingkat Pendidikan Formal tahun 6.93 Jumlah Tanggungan Keluarga orang 3.37 Jumlah anak sekolah orang 1.76 Jumlah anggota keluarga 15 th org 1.10 Jumlah Tenaga Kerja Pria orang 1.39 Jumlah Tenaga Kerja Wanita orang 1.07 Tabel 6 juga menyajikan komposisi anggota keluarga, dimana jumlah tanggungan keluarga terbanyak adalah antara 3 sampai 4 orang, dengan rata-rata 3.37 orang, dan hampir seluruh responden merupakan kepala keluarga. Ditinjau dari jumlah angkatan kerja, maka rata-rata tenaga kerja pria yang tersedia adalah 1.39 orang, tenaga kerja wanita 1.07 orang. Jumlah anak sekolah rata-rata 1.76 orang.

5.7. Karakteristik Usahatani

Produktivitas usahatani sangat ditentukan olah banyak faktor, terutama input produksi. Perbedaan dalam penggunaan faktor produksi akan memberikan penampilan produksi yang berbeda bagi masing-masing petani dalam menjalankan usahataninya. Profil usahatani responden di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 7. Sebagai salah satu input produksi, lahan sangat menentukan tingkat produksi yang dihasilkan. Ditinjau dari pemanfaatan lahan, responden di lokasi penelitian umumnya menggarap lahan sawah dan tegalan atau kebun. Dari 46 jumlah responden, 45.65 persen menggarap lahan sawah sekaligus menggarap lahan kebun, 36.96 persen hanya menggarap kebun dan 17.39 persen hanya menggarap lahan sawah. Jika dipisahkan berdasarkan jenis lahan garapan, maka jumlah responden yang mengusahakan lahan sawah sebanyak 29 orang dan yang mengusahakan lahan perkebunan sebanyak 38 orang. Setiap responden rata- rata memiliki lebih dari satu persil lahan, dengan jumlah persil lahan keseluruhan adalah 81 persil, yang terbagi antara lahan sawah dan lahan kering. Luas lahan sawah garapan responden bervariasi antara 0.25 – 2.5 hektar, dengan luas garapan terbanyak di atas 0.5 sampai dengan 1 hektar 48.28 persen, dan rata-rata luas lahan garapan adalah 0.81 hektar, sebagaimana terlihat pada Tabel 7. Lahan sawah umumnya ditanami dua kali dalam setahun, dengan pola tanam padi-padi. Namun ada sebagian responden yang menanam padi hanya sekali dalam setahun dan setelah itu dibiarkan kosong. Hal ini terutama dilakukan oleh responden di desa Jonooge, karena sistem pengairan yang diterapkan adalah sistem irigasi bergilir. Jika pergiliran irigasi bertepatan dengan musim hujan, maka untuk musim tanam berikutnya bertepatan dengan musim kering, sehingga petani tidak menanami lahan sawahnya. Beberapa responden menanami lahannya bergiliran antara padi dengan kacang kedelai dalam dua kali musim tanam, terutama jika musim tanam bertepatan pada bulan April. Tanaman pangan lainnya seperti palawija ditanam tidak bergiliran dengan padi, namun ditanam pada lahan yang berbeda. Responden umumnya mengusahakan lahan kebun dengan luasan yang lebih luas dibandingkan dengan lahan sawah. Hal ini berkaitan dengan komoditi tanaman perkebunan yang membutuhkan lahan lebih luas dibandingkan tanaman pangan yang ditanam pada areal persawahan, dengan rata-rata luas lahan garapan adalah 1.28 hektar. Kisaran luas lahan kering garapan responden adalah antara 0.25 – 3 hektar. Tabel 7. Karakteristik Usahatani Responden Karakteristik Usahatani Frekuensi Persentase Kegiatan Usahatani Hanya Lahan Sawah Hanya Lahan Kebun Lahan Sawah + Kebun 8 17 21 17.39 36.96 45.65 Luas Lahan Sawah Garapan ha 0.50 0.50 – 1.00 1.01 – 2.00 2.00 8 14 6 1 27.59 48.28 20.69 3.44 Luas Lahan Kebun ha 0.50 0.50 – 1.00 1.01 – 2.00 2.00 9 15 10 4 23.68 39.47 26.32 10.53 Pola Tanam Lahan Sawah Padi – bera Padi – padi Padi – kedelai 2 25 2 6.90 86.20 6.90 Pola Usahatani Tanaman Pertanian Padi Padi dan Kacang Kedelai Padi dan Kakao Padi, Kakao dan KelapaCengkeh Padi, Kakao, Kelapa, cengkeh Kakao Kakao dan Kelapa Kakao dan Cengkeh 8 2 9 7 2 4 9 5 17.39 4.35 19.56 15.22 4.35 8.70 19.56 10.87 Kepemilikan Ternak Sapi ekor Kambing ekor 2.77 5.25 Petani pada umumnya mananami lahannya dengan tanaman perkebunan seperti kakao, kelapa dan cengkeh serta tanaman perkebunan lain seperti lada dan vanili, serta tanaman buah seperti durian. Tanaman tahunan ini ditanam pada lahan yang berbeda, dengan jarak antara masing-masing lahan yang cukup berjauhan, terutama untuk lahan cengkeh. Cengkeh umumnya ditanam pada lahan dengan topografi lahan dataran sedang sampai tinggi. Responden selain mengusahakan tanaman pertanian, juga memelihara ternak sebagai cabang usahataninya. Ternak yang dipelihara terdiri dari sapi, kambing, ayam dan itik. Namun data yang diambil dalam penelitian ini hanya ternak ruminansia, dalam hal ini sapi dan kambing, sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan penelitian. Jumlah kepemilikan ternak dari tiap responden bervariasi, untuk sapi antara 1 sampai 5 ekor, dengan rata-rata 2.77 ekor dan kambing antara 1 sampai 12 ekor, dengan rata-rata 5.25 ekor. Bangsa sapi yang banyak dipelihara adalah sapi Bali, Peranakan Ongole dan sapi lokal. Sedangkan untuk ternak kambing yang banyak dipelihara adalah dari bangsa kambing Kacang serta Peranakan Etawah.

VI. ANALISIS KERAGAAN USAHATANI TANAMAN DAN TERNAK DI DAERAH PENELITIAN

Analisis deskripsi mengenai ketersediaan sumberdaya dilakukan guna keperluan analisis menggunakan program linier, meliputi ketersediaan sumberdaya lahan, tenaga kerja, hijauan pakan ternak, modal sendiri dan kredit usahatani yang dapat dipinjam petani di lokasi penelitian. Hasil analisis ini digunakan untuk menentukan kendala dalam pengembangan pola usahatani yang optimal. Analisis deskripsi juga dilakukan terhadap beberapa peubah diantaranya adalah tingkat produksi dari setiap cabang usahatani, penggunaan sarana produksi dan pola usahatani yang dilakukan. Hasil analisis ini selanjutanya digunakan sebagai koefisien teknis dan koefisien peubah fungsi tujuan dalam merumuskan model usahatani integrasi tanaman-ternak yang optimal pada tingkat petani untuk memperoleh pendapatan yang maksimum. 6.1. Penguasaan Sumberdaya 6.1.1. Penggunaan Lahan dan Pola Tanam Berdasarkan kemampuan lahan untuk ditanami padi dalam satu tahun, serta mempertimbangkan kebiasaan yang dilakukan petani, maka sumberdaya lahan yang dikuasai oleh petani dikelompokkan menjadi: 1 lahan sawah satu kali tanam per tahun, 2 lahan sawah dua kali tanam per tahun, dan 3 lahan kebun, dengan luas masing-masing jenis lahan sebagaimana terlihat pada Tabel 8. Petani di lokasi penelitian menguasai lahan kebun lebih luas dibandingkan penguasaan lahan sawah yang rata-rata masih di bawah satu hektar. Hal ini menunjukkan