Skenario Perubahan Produksi Kakao pada Model Integrasi kakao-

Untuk sumberdaya rumput, yang ketersediaannya terbatas pada kemampuan petani mengambil rumput, maka jumlah minimal yang harus disediakan agar tidak merubah model integrasi adalah sebagaimana ditampilkan pada Tabel 25. Sedangkan jumlah maksimal yang harus disediakan tidak terbatas.

7.5. Skenario Perubahan Produksi Kakao pada Model Integrasi kakao-

Ternak Produksi kakao pada skenario ini adalah sebanyak 800 kgtahun atau meningkat 78persen dari produksi yang saat ini diperoleh. Peningkatan produksi kakao ini merubah pola usahatani dan skala pengusahaan lahan maupun ternak, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 26. Tabel 26. Pola Usahatani pada Integrasi Kakao-Ternak Kondisi Optimal Saat Ini dan Skenario Perubahan Produksi Kakao Integrasi Kakao-Ternak Aktivitas Produksi Satuan Saat Ini Skenario Lahan Sawah PT1 : Padi-bera PT2 : Padi MT I Padi MT II PT3 : Padi MT I Kedelai MT II Ha Ha Ha Ha Ha 0.880 0.213 0.810 0.597 0.880 0.213 0.810 0.597 Lahan kering Kakao Kelapa Ha Ha 1.185 0.115 1.3 Ternak Sapi1 Sapi 2 Kambing1 Kambing2 Ekor Ekor Ekor Ekor 18.29 5.4 18 Pola usahatani lahan sawah tidak mengalami perubahan pada skenario ini dibandingkan pola usahatani kondisi optimal saat ini, demikian juga luas pengusahaan lahan untuk masing-masingg pola tanam lahan sawah. Namun dengan tujuan subyektif peningkatan produksi kakao, menuntut pengusahaan lahan kakao juga meningkat. Seluruh luas lahan kebun yang tersedia di alokasikan untuk tanaman kakao. Skala pemeliharaan ternak juga mengalami perubahan, yaitu 5.4 ekor kambing dengan komposisi pakan 1 70 persen hijauan dan 30 persen KBK, dengan hijauan 70 persen rumput dan 30 persen dedak dan 18 ekor kambing dengan komposisi pakan 2 70 persen hijauan dan 30 persen dedak, dengan hijauan 50 persen rumput dan 50 persen KBK. Ditinjau dari sisi pendapatan, maka peningkatan produksi kakao meningkatkan pendapatan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 27. Tabel 27. Pendapatan Model Integrasi Kakao-Ternak Kondisi Optimal Saat Ini dan Skenario Rp 000Tahun Model integrasi Kakao-Ternak Uraian Saat Ini Skenario Penerimaan Padi 12 643.72 12 643.72 Kedelai 7 161.00 7 161.00 Kakao 8 275.55 16 182.4 Kelapa 1 417.52 0.00 Kambing 5 571.19 7 140.14 Kulit Buah Kakao 334.86 676.17 Kompos 2 286.38 4 891.08 Jumlah 37 690.22 48 694.51 Pengeluaran Padi 2 984.38 2 984.38 Kedelai 1 390.43 1 390.43 Kakao 2 126.38 2 333.70 Kelapa 210.11 0.00 Kambing 281.16 360.34 Kulit Buah Kakao 2.37 2.60 Dedak 949.98 1 295.64 Biaya Tenaga Kerja 2 754.48 3 120.54 Biaya Bunga 715.30 775.03 Jumlah 11 414.58 12 262.65 Pendapatan 26 275.64 36 431.86 akan meningkatkan pendapatan sebesar 38.65 persen dibandingkan kondisi optimal saat ini, Peningkatan pendapatan disebabkan oleh peningkatan jumlah pemeliharaan ternak, sehingga produksi daging yang dapat dijual juga mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah pemeliharaan ternak ini juga berimplikasi pada peningkatan pupuk yang dapat dihasilkan. Tambahan pendapatan juga diperoleh dari peningkatan hasil penjualan kakao.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian model integrasi tanaman ternak ini adalah sebagai berikut : 1. Sumberdaya yang dimiliki petani saat ini memungkinkan untuk mengusahakan usahatani tanaman dan ternak secara terintegrasi. Pola usahatani yang dapat diterapkan untuk integrasi padi-ternak adalah usahatani lahan sawah dengan pola tanam padi-bera 0.88 ha, padi-padi 0.81 hektar, usahatani pada lahan kebun dengan mengusahakan tanaman kelapa 1.3 hektar dan skala kepemilikann ternak 2.96 Satuan Ternak ST. Untuk model integrasi kakao-ternak, pola usahatani yang diusulkan adalah pola tanam padi-bera 0.88 hektar, padi-kedelai 0.81 hektar, tanaman kelapa 0.11 hektar dan kakao 1.18 hektar serta pemeliharaan ternak 2.1 ST. 2. Berdasarkan alokasi lahan, tenaga kerja, modal serta ketersediaan pakan dan kemampuan ternak dalam menyediakan kompos demikian pula secara ekonomi, maka model integrasi yang dapat dikembangkan adalah model integrasi padi-ternak dengan pilihan komposisi pakan 6 bulan musim hujan hijauan berasal dari rumput dan 6 bulan musim kering hijauan berasal dari jerami fermentasi. Sedangkan untuk model kakao-ternak, maka model integrasi dengan komposisi hijauan 70 persen rumput dan 30 persen kulit bauah kakao yang memberikan pendapatan yang lebih tinggi. Hasil analisis terhadap pendapatan usahatani baik secara integrasi maupun tanpa integrasi menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh melaui integrasi padi-