Jenis dan Sumber Data Lokasi dan Topografi

peternakan sapi dan lahan percontohan pada Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Bogor.

4.2. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah rumahtangga petani yang mengusahakan ternak ruminansia dalam hal ini sapi dan atau kambing sebagai salah satu cabang usahatani serta mengusahakan tanaman pertanian, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sesuai dengan informasi yang diperoleh melalui data sekunder. Pemeliharaan ternak sekurang-kurangnya satu unit ternak, yaitu setara dengan satu ekor sapi dewasa. Penentuan sampel petani dilakukan secara purposive, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Jumlah petani yang dipilih sebanyak 46 petani, yang terbagi atas 21 petani di kecamatan Damsol dan 25 petani di kecamatan Sirenja. Penentuan jumlah responden ini didasarkan atas pertimbangan waktu, biaya dan sesuai dengan model penelitian ini yang bersifat deterministik. Sehingga dengan syarat-syarat tertentu yang ditetapkan, dari jumlah responden tersebut telah dapat memberikan gambaran yang mendekati kebenaran.

4.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari rumahtangga petani yang dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya, serta melalui pengamatan langsung terhadap kegiatan usahatani yang dilakukan. Data yang dikumpulkan meliputi: 1 karakteristik rumahtangga petani, meliputi: umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, mata pencaharian, 2 luas lahan usahatani, jenis dan jumlah komoditi pada masing-masing jenis lahan dan kepemilikan ternak, 3 produksi pertanian selama satu tahun ke belakang yang terdiri dari penggunaan sarana produksi benih, pupuk anorganik, pupuk organik, herbisida dan pestisida serta tenaga kerja, penjualan hasil pertanian termasuk harga-harga, 4 produksi ternak meliputi penggunaan sarana produksi pakan,obat-obatan, tenaga kerja, sumber pakan, penjualan dan pembelian ternak, 5 pendapatan petani dari berbagai sumber, dan 6 konsumsi pangan pokok dalam hal ini beras. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Biro Pusat Statistik, Kantor Kecamatan dan instansi terkait lainnya mencakup data kondisi geografi wilayah, keadaan penduduk, kondisi pertanian, kondisi peternakan, sarana dan prasarana penunjang serta kebijakan pemerintah pada sub sektor tanaman pangan dan peternakan di wilayah penelitian.

4.4. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif menggunakan model program linier, yang dilakukan pada tingkat petani. Program linier menurut Heady dan Candler 1960; Taha 2003, merupakan suatu metode perencanaan yang akan membantu dalam pengambilan keputusan. Sebagai alat analisis, LP Linear Programming terutama akan memberikan jawaban-jawaban normatif dari masalah-masalah yang dirumuskan dan pada umumnya LP bukan merupakan alat untuk analisis positif. Secara normatif LP akan memberikan petunjuk apa yang seharusnya dilakukan oleh pengambil keputusan baik perorangan, perusahaan, suatu daerah atau sektor ekonomi lainnya jika telah ditentukan: 1 tujuan, 2 kondisi atau kendala-kendala untuk mencapai tujuan, dan 3 alternatif-alternatif dalam mencapai tujuan tersebut. Hasil pemecahan masalah dengan model linear programming mengandung nilai marginal, opportunity cost dan optimalisasi penggunaan sumberdaya atau faktor produksi Beneke dan Winterboer, 1973. Model program linier yang disusun untuk mencapai tujuan maksimisasi pendapatan terdiri atas beberapa alternatif aktivitas dan kendala sumberdaya yang dianalisis pada tingkat petani, sebagaimana dijelaskan berikut ini.

4.4.1. Analisis Pola Usahatani Optimal

Tujuan yang ingin dicapai melalui program linier dalam penelitian ini adalah memaksimumkan pendapatan rumahtangga petani dengan berbagai alternatif aktivitas produksi tanaman dan ternak, dengan keterbatasan sumberdaya atau faktor produksi yang tersedia.

4.4.1.1. Penentuan Aktivitas dalam Fungsi Tujuan

Secara umum, aktivitas yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah aktivitas produksi, aktivitas penjualan hasil, aktivitas konsumsi, aktivitas meminjam modal, baik untuk usahatani tanaman maupun usahatani ternak. 1. Aktivitas produksi, merupakan aktivitas untuk proses produksi dari setiap jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan serta untuk produksi ternak yang diusahakan oleh petani dalam setahun. Untuk tanaman pangan, aktivitas produksi dirinci permusim tanam, yaitu dua kali musim tanam per tahun. Sedangkan untuk tanaman tahunan tidak dibedakan atas musim tanam. Aktivitas produksi untuk tanaman ini diukur dalam satuan hektar. Aktivitas produksi rumput merupakan jumlah rumput yang dapat disediakan petani setiap harinya untuk pakan ternak dengan satuan kilogram bahan kering. Aktivitas produksi ternak diukur dengan satuan ekor, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan ternak selama setahun. Aktivitas produksi jerami fermentasi dibagi ke dalam dua musim tanam, karena diasumsikan pembuatan jerami fermentasi dilakukan setiap selesai panen padi. Setiap aktivitas produksi tanaman maupun ternak ini pada fungsi tujuan akan mengurangi sebesar biaya produksi per satuan aktivitas, tidak termasuk biaya tenaga kerja dan biaya bunga kredit, karena untuk kedua aktivitas tersebut sudah dimasukkan ke dalam aktivitas tersendiri. 2. Aktivitas jual, merupakan aktivitas untuk menjual hasil dari setiap usahatani tanaman maupun ternak yang dihasilkan dalam setahun, termasuk aktivitas menjual hasil samping tanaman dan ternak. Aktivitas jual ini dibagi ke dalam waktu sesuai siklus produksi setiap komoditi, dimana untuk tanaman didasarkan pada waktu panen dalam setahun. Untuk tanaman padi dibagi ke dalam dua musim tanam. Untuk tanaman kakao dirinci per bulan selama setahun, karena waktu panen kakao adalah dua minggu sekali, yang terdiri atas panen raya antara bulan April – Mei dan panen antara di luar bulan April dan Mei. Untuk tanaman kelapa, panen dilakukan setiap empat bulan sekali dan yang dimasukkan dalam model analisis yaitu aktivitas jual pada bulan Februari, Juni dan Oktober. Aktivitas jual tanaman di ukur dengan satuan kilogram. Aktivitas jual ternak dilakukan sekali dalam setahun, diukur dalam satuan kilogram bobot hidup. Koefisien fungsi tujuan dari aktivitas ini adalah harga jual untuk setiap komoditas, sehingga aktivitas ini akan menambah nilai fungsi tujuan sebesar nilai jual dari masing-masing komoditas. 3. Aktivitas konsumsi, untuk keluarga, yaitu banyaknya konsumsi beras untuk keluarga petani dalam setahun dengan satuan kilogram. Aktivitas ini tidak akan menambah atau mengurangi nilai fungsi tujuan, karena koefisien fungsi tujuannya adalah nol. 4. Aktivitas membeli produk tanaman dan ternak, yaitu aktivitas untuk menambah sumberdaya dalam hal ini pakan ternak dan pupuk organik untuk tanaman, dinyatakan dalam satuan kilogram. Aktivitas ini akan mengurangi nilai fungsi tujuan sebesar nilai pembelian. 5. Aktivitas menyewa tenaga kerja, yaitu aktivitas untuk menambah sumberdaya tenaga kerja dari luar keluarga pada saat ketersediaan tenaga kerja keluarga tidak mencukupi untuk melakukan aktivitas usahatani yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Aktivitas ini dibagi ke dalam 12 bulan dan dinyatakan dalam satuan Hari Orang Kerja HOK. Setiap aktivitas menyewa tenaga kerja akan mengurangi nilai fungsi tujuan sebesar upah tenaga kerja. 6. Aktivitas meminjam kredit, merupakan aktivitas untuk menambah modal ketika modal sendiri yang dimiliki petani tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan modal usahataninya. Aktivitas meminjam kredit dibagi berdasarkan musim tanam, yaitu musim tanam pertama dan musim tanam kedua. Aktivitas ini akan mengurangi nilai fungsi tujuan sebesar bunga kredit yang dibebankan. Aktivitas meminjam kredit dinyatakan dalam satuan rupiah, sementara koefisien fungsi tujuannya adalah tingkat bunga kredit yang dinyatakan dalam persentase.

4.4.1.2. Pengukuran Kendala

Kendala yang dipertimbangkan dalam model terdiri atas luas lahan, ketersediaan tenaga kerja keluarga, ketersediaan hijauan pakan, modal kerja yang tersedia pada petani, jumlah kredit yang dapat dipinjam oleh petani, kebutuhan minimum konsumsi beras serta transfer produk. 1. Kendala Luas Lahan. Kendala luas lahan dibedakan atas lahan sawah satu kali tanam pertahun, lahan sawah dua kali tanam per tahun dan lahan kering atau lahan kebun. Untuk lahan sawah dua kali tanam per tahun dirinci per musim tanam. Kendala luas lahan ini diambil berdasarkan rata-rata luas garapan petani pada setiap musim tanam, dimana luas lahan ini diasumsikan sama untuk setiap musim tanam. 2. Kendala tenaga kerja keluarga. Ketersediaan tenaga kerja keluarga pada tingkat petani didefinisikan sebagai tenaga kerja potensial tersedia khusus untuk usahatani. Jumlah tenaga kerja keluarga yang tersedia dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja pria dan wanita yang bekerja di usahatani serta anggota keluarga yang berusia di atas 15 tahun yang tidak sedang sekolah atau bekerja di luar usahatani, dinyatakan dalam Hari Orang Kerja HOK dan dirinci menurut bulan dalam setahun. Setiap petani diasumsikan dapat bekerja minimal 7 jam dalam sehari, 25 hari dalam sebulan dan 300 hari dalam setahun. 3. Kendala modal milik sendiri. Modal milik sendiri dihitung berdasarkan rata- rata modal milik petani yang digunakan untuk usahataninya, berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani. Kendala modal ini dirinci per musim tanam, dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 4. Kendala pemenuhan konsumsi keluarga adalah minimum jumlah beras yang disediakan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga. Kendala ini dihitung berdasarkan rata-rata jumlah beras yang disisihkan oleh petani untuk konsumsi keluarga dari hasil produksi yang diperoleh per musim tanam, dinyatakan dalam satuan kilogram. 5. Kendala ketersediaan hijauan. Hijauan untuk pakan berasal dari rumput, jerami padi dan kulit buah kakao. Ketersediaan hijauan dirinci perbulan selama satu tahun, dan dinyatakan dalam Kilogram Bahan Kering KgBK. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan satuan hijauan dari sumber atau jenis hijauan yang berbeda, serta menyamakan satuan antara ketersediaan dan kebutuhan hijauan bagi ternak. Rumput diperoleh petani dengan mencari baik di areal pertanian maupun lahan-lahan kosong yang terdapat di sekitar areal pertanian. Jumlah yang dapat disediakan petani dihitung berdasarkan rata-rata banyaknya rumput yang diberikan kepada ternaknya. Hijauan jerami diperoleh dari hasil panen padi, yang dapat disediakan dua kali dalam setahun. Sedangkan untuk kulit buah kakao dapat disediakan setiap bulan sesuai panen buah kakao yang dilakukan maksimal sekali dalam dua minggu, meskipun jumlahnya tidak sebanyak pada saat panen raya. 6. Kendala ketersediaan konsentrat. Konsentrat untuk pakan dalam penelitian ini hanya berasal dari dedak padi, yang diperoleh pada saat panen. Dedak diperoleh dari hasil penggilingan padi menjadi beras. Jumlah yang dapat disediakan berdasarkan jumlah beras hasil proses penggilingan padi untuk setiap musim tanam. Kendala ini diukur dalam satuan kilogram. 7. Kendala transfer produk. Kendala ini dibutuhkan untuk menghubungkan satu aktivitas dengan aktivitas lainnya Beneke dan Winterboer, 1973. Dalam penelitian ini transfer produk digunakan untuk: 1 menghubungkan aktivitas produksi dengan aktivitas penjualan, aktivitas konsumsi dan aktivitas pembelian berbagai produksi tanaman dan ternak. Misalnya produk dari aktivitas tanaman padi, maka transfer padi adalah menghubungkan antara aktivitas produksi padi permusim tanam dengan aktivitas menjual hasil padi dan aktivitas konsumsi beras untuk keluarga, 2 menghubungkan aktivitas produksi tanaman dan ternak, dalam hal ini ternak menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai input produksi tanaman. Penggunaan lain, produksi tanaman menghasilkan hijauan atau jerami yang dapat digunakan sebagai input untuk usaha ternak. Kendala transfer produk dinyatakan dalam satuan kilogram untuk tanaman dan ekor untuk ternak. Secara matematis, model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah : Maks Z = - i n i i X c ∑ = 1 - ∑ = 12 1 m m RM - ∑ = 12 1 m m m STK v i n i i FP B d ∑ = 1 - ∑ = 2 1 j j j PJ r + ∑ = n i i i JX p 1 + ∑ = 2 1 j j KPD keterangan : j = Musim tanam MT I dan MT II ; j = 1 …2 c i = Biaya setiap unit aktivitas produksi komoditas i Rp ; i = 1….n v m = Upah tenaga kerja bulan m RpHOK ; m = 1 … 12 d i = Harga beli setiap unit input i Rpkg r j = Tingkat bunga pinjaman musim j p i = Harga jual setiap unit output i Rpkg X i = Unit aktivitas produksi, terdiri dari : XS 11 = Aktivitas produksi padi pola 1 MT I ha XS 21 = Aktivitas produksi padi pola 2 MT I ha XS 22 = Aktivitas produksi padi pola 2 MT II ha XS 31 = Aktivitas produksi padi pola 3 MT I ha XS 32 = Aktivitas produksi kedelai pola 3 MT II ha XK 1 = Aktivitas produksi kakao sepanjang tahun ha XK 2 = Aktivitas produksi kelapa sepanjang tahun ha XT 1 = Aktivitas produksi sapi dengan konsumsi pakan 1 ekor XT 2 = Aktivitas produksi kambing, konsumsi pakan 1 ekor XT 3 = Aktivitas produksi sapi dengan konsumsi pakan 2 ekor XT 4 = Aktivitas produksi kambing, konsumsi pakan 2 ekor XJRF = Aktivitas produksi jerami fermentasi ton XKBK = Aktivitas produksi kulit buah kakao ha RM m = Penyediaan rumput pada bulan m kg BFP i = Beli input produksi dari limbah pertanian dan ternak, terdiri dari: BDDK 1 = Beli dedak musim I kg BDDK 2 = Beli dedak musim II kg BKOMP 1 = Beli kompos musim I kg BKOMP 2 = Beli kompos musim II kg STK m = Aktivitas sewa tenaga kerja luar keluarga pada bulan m HOK PJ j = Jumlah kredit yang dipinjam pada musim tanam j Rp JX i = Unit aktivitas penjualan hasil produksi, terdiri atas : JXS 11 = Jual hasil padi pola 1 MT I kg JXS 21 = Jual hasil padi pola 2 MT I kg JXS 22 = Jual hasil padi pola 2 MT II kg JXS 31 = Jual hasil padi pola 3 MT I kg JXS 32 = Jual hasil padi pola 3 MT II kg JXK 1m = Jual biji kakao bln m kg ; m = Januari- Desember JXK 21 = Jual kopra hasil panen triwulan I kg JXK 22 = Jual kopra hasil panen triwulan II kg JXK 23 = Jual kopra hasil panen triwulan III kg JXT 1 = Jual produk sapi dengan konsumsi pakan1 kgBH JXT 2 = Jual produk kambing dengan konsumsi pakan1 kgBH JXT 3 = Jual produk sapi dengan konsumsi pakan2 kgBH JXT 4 = Jual produk kambing dengan konsumsi pakan2 kgBH JJRF = Jual jerami fermentasi kg JKBK = Jual Kulit Buah Kakao kg JDDK = Jual dedak kg JKOMP = Jual kompos kg KPD j = Konsumsi beras keluarga Kendala yang dipertimbangkan : 1. Luas Lahan Sawah: LHSW = ij n i ij XS a ∑ = 1 b 1 dimana: a ij = Koefisien luas lahan tanaman i pada musim j ha XS ij = Aktivitas produksi untuk tanaman i pada musim j ha b 1 = Rata rata luas pengusahaan lahan 2. Luas Lahan Kebun: LKB = k k k XK e ∑ = 2 1 b 2 dimana : e k = Koefisien luas lahan tanaman i pada musim j ha XK ij = Aktivitas produksi untuk tanaman i pada lahan kebun ha b 2 = Rata rata luas pengusahaan lahan ha 3. Ketersediaan Tenaga Kerja HOK TKK: ij n i ijm XS f ∑ = 1 + i k km XK f ∑ = 2 1 + t t tm XT f ∑ = 2 1 + m m RM f ∑ - ∑ = 12 1 m m STK b 3m dimana: f ijm = Curahan kerja untuk tanaman i di lahan sawah pada bulan m HOKha f km = Curahan kerja untuk tanaman k di lahan kebun pada bulan m HOKha f tm = Curahan kerja untuk ternak t pada bulan m HOKekor f m = Curahan kerja untuk penyediaan rumput pada bulan m HOKkg b 3m = Ketersediaan tenaga kerja keluarga pada bulan m HOK XT t = Aktivitas produksi ternak t RM = Aktivitas penyediaan rumput STK = Aktivitas menyewa tenaga kerja luar keluarga 4. Ketersediaan Modal Sendiri Musim I Rp MDS1: i n i i XS g ∑ = 1 + k k k XK g ∑ = 2 1 + t t t XT g ∑ = 2 1 + ∑ = 6 1 m m vSTK - PJ 1 b 4 dimana: g i = Modal yang digunakan untuk tanaman i pada lahan sawah MT I Rpha g k = Modal yang digunakan untuk tanaman k pada lahan kebun musim I Rpha g t = Modal yang digunakan ternak t musim I Rpekor b 4 = Ketersediaan modal sendiri musim I Rp PJ 1 = Aktivitas meminjam modal musim tanam I Rp 5. Ketersediaan Modal Sendiri Musim II Rp MDS2: i n i i XS h ∑ = 1 + k k k XK h ∑ = 2 1 + t t t XT h ∑ = 2 1 + ∑ = 12 6 m m vSTK - PJ 2 b 5 dimana : h i = Modal yang digunakan untuk tanaman i pada lahan sawah MT II Rpha h k = Modal yang digunakan untuk tanaman k pada lahan kebun musim II Rpha h t = Modal yang digunakan ternak t musim II Rpekor b 5 = Ketersediaan modal sendiri musim II Rp PJ 2 = Aktivitas meminjam modal musim tanam II Rp v m = Upah atau sewa tenaga kerja bulan m Rp 6. Minimum Konsumsi Beras Keluarga Setiap Musim Tanam Kg KBR: KPD b 6 dimana: b 6 = Batas minimum konsumsi beras keluarga kg KPD = Aktivitas mengkonsumsi beras keluarga kg 7. Ketersediaan Rumput Setiap Bulan kgBK HJ : tm t tm XT l ∑ = 2 1 b 7m dimana: l tm = Kebutuhan hijauan untuk ternak t pada bulan m kgBK b 7m = Ketersediaan hijauan pada bulan m kgBK 8. Ketersediaan Konsentrat dedak per musim kg DDK: - ij n i ij XS m ∑ = 1 + t t tm XT m ∑ = 2 1 - ∑ = 2 1 j j BDDK dimana: m ij = Rata-rata produksi dedak dari tanaman padi i pada musim j kgBKha m tm = Kebutuhan dedak ternak t pada bulan m kgBKekor BDDK j = Beli dedak musim j kg 9. Ketersediaan Kredit Musim Tanam I Rp KRD: PJ1 b 9 dimana: b 9 = Ketersediaan kredit musim I Rp 10. Ketersediaan Kredit Musim Tanam II Rp KRD : PJ2 b 10 dimana : b 10 = Ketersediaan kredit musim II Rp 11. Transfer Produk Tanaman dan Ternak : - i n i i X q ∑ = 1 + i n i is JX q ∑ = 1 dimana: q i = Rata-rata hasil produksi tanaman dan ternak i kgha dan kgBHekor q js = Rata-rata jumlah hasil produksi tanaman dan ternak i yang dijual kgha dan kgBHekor JX i = Aktivitas jual hasil tanaman dan ternak i 12. Transfer Kompos Per Musim Tanam TRKOMP: ij n i ij XS n ∑ = 1 + k k k XK n ∑ = 2 1 - t t t XT n ∑ = 4 1 - BKOMP 0 dimana: n ij = Rata-rata kompos yang digunakan pada lahan sawah pada musim tanam j kgha n k = rata-tata kompos yang digunakan pada lahan kebun tanaman k kgha BKOMP = Aktivitas membeli kompos kg 13. Transfer Jerami Padi Fermentasi Per Bulan JRF m : - j j j XJRF m ∑ = 2 1 + t t t XT m ∑ = 4 1 + JJRF m dimana : b 8 = Ketersediaan dedak kgBK JJRF = Aktivitas jual jerami fermentasi bulan m kg m ij = Rata-rata jerami yang dapat dihasilkan pada musim tanam j m t = rata-rata jerami fermentasi yang dibutuhkan ternak t Dari model yang telah disusun, selanjutnya pemecahan masalah untuk memperoleh alokasi sumberdaya optimum digunakan pemrograman linier dengan bantuan perangkat komputer SASOR Statistical Analysis SistemOperation Research versi 9.1.

4.4.2. Analisis Sensitivitas Post Optimal Analysis

Setelah pola usahatani optimal diperoleh, dilakukan analisis sentivitas, yang merupakan batas kepekaan dari setiap aktivitas penggunaan sumberdaya. Adanya asumsi sifat deterministik pada analisis program linier menyebabkan model yang dikembangkan dibentuk dalam situasi panuh kepastian certainty, sementara pada kenyataannya situasi yang benar-banar pasti jarang terjadi. Untuk itu diperlukan analisis sensitivitas atau post optimal analysis untuk menangkap ketidakpastian akibat adanya faktor eror atau adanya perubahan terhadap parameter model. Perubahan ini dibedakan menjadi perubahan koefisien fungsi tujuan objective function sensitivity dan perubahan kendala ketersediaan sumberdaya right hand side function sensitivity. Analisis sensitivitas dilakukan juga dengan mengembangkan skenario: 1. Perubahan produksi kakao menjadi 800 kg biji kering per tahun. 2. Peran pasar produk sampingan terhadap pendapatan petani.

4.4.3. Konsep dan Pengukuran Variabel

1. Pola usahatani adalah susunan kombinasi usahatani baik tanaman maupun ternak yang terkait dengan penggunaan sumberdaya dan aktivitas petani. 2. Model Integrasi adalah susunan kombinasi usahatani tanaman dan ternak yang dilaksanakan secara bersama, dimana limbah tanaman dimanfaatkan oleh ternak sebagai pakan dan sebaliknya limbah ternak dimanfaatkan oleh lahan tanaman sebagai pupuk. 3. Model Tanpa Integrasi adalah susunan kombinasi usahatani tanaman dan ternak yang dilaksanakan secara bersama, tanpa adanya pemanfaatan limbah tanaman oleh ternak, demikian pula limbah ternak tidak dimanfaatkan oleh tanaman. 4. Petani adalah petani yang mengusahakan tanaman pangan dan atau tanaman perkebunan serta memelihara ternak sapi dan atau kambing. 5. Luas lahan adalah luas tanah pertanian yang secara riil diusahakan oleh petani baik lahan milik sendiri maupun disewa, dinyatakan dalam satuan hektar. 6. Tenaga kerja keluarga adalah jumlah tenaga kerja produktif yang dimiliki oleh rumahtangga petani yang dapat dilibatkan dalam aktivitas produksi tanaman dan ternak, dinyatakan dalam Hari Orang Kerja HOK. 1 HOK setara dengan bekerja 7 sampai 8 jam per hari, 25 hari perbulan. 7. Sewa tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja luar keluarga yang digunakan pada saat tertentu dimana tingkat pekerjaan usahatani cukup banyak dan tidak dapat dilakukan hanya oleh tenaga kerja keluarga, dengan besarnya upah sesuai dengan yang berlaku di lokasi penelitian, dinyatakan dalam RupiahHOK. 8. Penerimaan usahatani tanaman adalah hasil kali antara harga jual dan produk yang dihasilkan untuk setiap jenis tanaman pada setiap musim tanam. Satuan yang digunakan adalah rupiah. 9. Penerimaan usaha ternak adalah hasil kali antara harga daging sapi dan kambing per kilogram bobot hidup dengan produk yang dihasilkan oleh ternak, yaitu pertambahan bobot badan hasil pemeliharaan dalam satu tahun. Satuan yang digunakan adalah rupiah. 10. Biaya input tanaman adalah pengeluaran yang ditujukan untuk pembelian bibit, pupuk maupun pestisida yang digunakan untuk setiap jenis tanaman pada setiap musim tanam. Biaya diperoleh dengan mengalikan harga masing- masing input dengan jumlah input yang digunakan. Satuan yang digunakan adalah rupiah per hektar. 11. Biaya input ternak adalah pengeluaran untuk pembelian obat-obatan, pengadaan pakan ternak setiap tahun, dinyatakan dalam rupiah per ekor. 12. Harga pada tingkat usahatani merupakan harga jual produksi yang diterima petani atau harga beli input yang langsung dibayar petani. 13. Pendapatan bersih merupakan selisih antara semua penerimaan dengan semua pengeluaran baik dari tanaman maupun ternak tunai maupun tidak tunai dalam bentuk fisik berkaitan dengan kegiatan usahatani, dalam satuan rupiah. V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

5.1. Lokasi dan Topografi

Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Tolitoli di sebelah Utara, Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah Selatan, Selat Makassar di sebelah Barat dan Kabupaten ParigiMoutong di sebelah Timur. Kecamatan yang dipilih menjadi lokasi contoh adalah Kecamatan Sirenja dan Kecamatan Damsol, yang berjarak masing-masing 124 km dan 182 km dari ibukota kabupaten Donggala. Berdasarkan topografinya, Kecamatan Sirenja dan Kecamatan Damsol termasuk wilayah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata antara 500 sampai dengan 700 meter di atas permukaan laut. Permukaan tanah terdiri dari dataran, perbukitan dan pegunungan, dengan persentase tertinggi untuk Kecamatan Damsol adalah wilayah pegunungan, sehingga curah hujan di daerah ini tergolong tinggi. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Sirenja, berdasarkan bentuk permukaan tanah terdiri dari dataran dan pegunungan, dengan persentase yang hampir sama antara wilayah dataran dan pegunungan.

5.2. Keadaan Iklim