HOK. Penambahan satu HOK akan menambah pendapatan petani sebesar harga bayangan tersebut. Sebaliknya, menyewa tenaga kerja pada saat ketersediaan
tenaga kerja keluarga masih berlebih, yaitu pada bulan selain bulan-bulan tersebut hanya akan mengurangi pendapatan sebesar opportunity cost tenaga kerja pada
bulan yang bersangkutan yaitu sebesar Rp 31.2 ribu Lampiran hasil analisis data.
7.2.3. Modal Usahatani
Rata-rata modal untuk usahatani yang berasal dari modal sendiri adalah sebesar Rp 2 224.31 ribu. Modal ini menjadi pembatas dalam penggunaan modal
milik sendiri. Jika kebutuhan biaya untuk usahatani melebihi modal yang dimiliki petani, maka petani akan meminjam dalam bentuk kredit, baik kepada bank,
koperasi maupun kepada orang lain yang dapat memberi pinjaman. Jumlah kredit yang dapat dipinjam oleh petani berdasarkan kondisi di lokasi penelitian adalah
sebesar Rp 5 juta per musim tanam dengan tingkat bunga sebesar 13.5 persen per tahun. Penggunaan modal sendiri untuk usahatani pada kedua model integrasi dan
tanpa integrasi ditampilkan pada Tabel 20. Modal yang dapat disediakan petani sebagai modal kerja untuk usahatani
pada ketiga model integrasi telah digunakan seluruhnya untuk membiayai usahatani. Modal ini digunakan untuk membiayai aktivitas produksi baik untuk
tanaman pertanian lahan sawah, lahan kebun, ternak, pembuatan pakan, membayar upah tenaga kerja luar keluarga serta membayar angsuran pinjaman
usahatani, sehingga jika dilihat pada Tabel 20 maka petani saat ini sebenarnya kekurangan modal untuk pembiayaan usahatani. Jika petani mau menambah
modal usahataninya, maka hal ini akan meningkatkan pendapatan yang diterima
oleh petani dari usahatani yang dijalankannya, yang ditunjukkan dengan harga bayangan modal sendiri yang bernilai positif.
Tabel 20. Penggunaan Modal Milik Petani Berdasarkan Jenis Modal pada Model Integrasi Tanaman-Ternak dan Model Tanpa Integrasi
Rp 000
Jenis Modal Integrasi
Padi - Ternak Integrasi
Kakao- Ternak Tanpa Integrasi
Modal Sendiri MT I Tersedia
Penggunaan Harga Bayangan
2 224.31 2 224.31
0.135 2 224.31
2 224.31 0.135
2 224.31 2 224.31
0.135 Modal Sendiri MT II
Tersedia Penggunaan
Harga Bayangan 2 224.31
2 224.31 0.135
2 224.31 2 224.31
0.135 2 224.31
2 224.31 0.135
Keterangan: MT = Musim Tanam Setiap penambahan seribu rupiah modal akan menambah pendapatan
sebesar Rp 0.135 ribu. Penambahan modal ini hanya akan menambah pendapatan, tetapi tidak menambah keuntungan karena harga bayangan modal sendiri sama
dengan tingkat bunga pinjaman yang berlaku, yaitu 13.5 persen. Penambahan modal untuk membiayai usahatani dapat pula dilakukan dengan meminjam dari
lembaga keuangan ataupun dari pihak lain yang bersedia memberikan pinjaman. Besarnya pinjaman usahatani ditunjukkan pada Tabel 21.
Ketersediaan kredit usahatani yang dapat dipinjam sebesar Rp 5 juta per musim tanam, pada kenyataannya belum seluruhnya digunakan untuk membiayai
aktivitas usahatani. Kredit dalam hal ini bukan merupakan sumberdaya yang langka, yang ditunjukkan dengan harga bayangan kredit untuk semua model
integrasi yang sama dengan nol. Kebutuhan kredit pada musim tanam I lebih banyak dibandingkan pada musim tanam II, karena aktivitas usahatani pada
musim tanam I lebih banyak dibandingkan pada MT II. Aktivitas produksi
tanaman padi membutuhkan biaya yang cukup besar dibandingkan aktivitas produksi tanaman perkebunan maupun ternak.
Tabel 21. Penggunaan Kredit Usahatani Berdasarkan Jenis Kredit pada Model Integrasi Tanaman-Ternak
Rp 000
Uraian Integrasi
Padi - Ternak Integrasi
Kakao- Ternak Tanpa Integrasi
Kredit MT I Tersedia
Penggunaan Harga Bayangan
5 000.00 4 423.04
5 000.00 4 446.51
5 000.00 3 384.48
Kredit MT II Tersedia
Penggunaan Harga Bayangan
5 000.00 770.66
5 000.00 851.99
5 000.00 777.04
Keterangan : MT = Musim Tanam Pemanfaatan kredit untuk musim tanam I pada pola padi-ternak sebesar
88.46 persen, pola kakao-ternak sebesar 88.93 persen dan pola tanpa integrasi sebesar 67.69 persen. Pemanfataan kredit pada ketiga model integrasi tidak
berbeda jauh, terlebih untuk musim tanam II, hal ini disebabkan petani memang membutuhkan modal tambahan untuk membiayai aktivitas usahataninya, terutama
untuk pembiayaan sarana produksi.
7.3. Nilai Ekonomi dan Pendapatan Model Integrasi Tanaman-Ternak