75 yang didapatkan setelah mengeluarkan variabel bebas yang menyebabkan
terjadinya multikolinear, maka faktor produksi yang digunakan adalah urea X3, TSP X4, NPK X5, obat-obatan X6, dan tenaga kerja X7. Adapun mengenai
hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
Hasil pendugaan yang diperoleh dari model yang didapatkan setelah dilakukan pengujian menggunakan uji asumsi OLS, maka pendugaan model yang
diperoleh adalah sebagai berikut : ln Y = -3.35 – 0.0010 lnX3 + 0.0035 lnX4 - 0.0153 lnX5 + 0.0555 lnX6 + 0.778
lnX7
6.4.3.1. Koefisien Determinasi R
2
Hasil koefisien determinasi R
2
-adj yang didapatkan adalah sebesar 70,8 persen, yang artinya adalah variasi produksi benih padi varietas ciherang yang
dilakukan oleh para petani penangkar benih dapat diterangkan oleh model tersebut yang terdiri dari urea X3, TSP X4, NPK X5, obat-obatan X6, dan tenaga
kerja X7, sedangkan sisanya sebesar dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model. Hasil pengujian asumsi OLS fungsi produksi
usahatani produksi benih padi varietas ciherang petani penangkar benih dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Hasil Uji Asumsi OLS Fungsi Produksi Usahatani Produksi Benih
Padi Varietas Ciherang Petani Penangkar Benih Setelah Menghilangkan Variabel Bebas Luas Lahan dan Benih
Variabel Koefisien Regresi
P-Value VIF
Constant -3.348
lnX3 -0.00105
0.992 4,5
lnX4 0.00345
0.858 1,0
lnX5 -0.015304
0.105 1,2
lnX6 0.05551
0.212 1,5
lnX7 0.7784
0.000 4,7
R
2
72.3 R
2
-adj 70.8
F-Hitung 49,10
P 0.000
Sumber : Data Diolah Keterangan : = Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed95
= Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed99
76
6.4.3.2. Uji Signifikansi Korelasi Ganda Uji-F
Nilai F-hitung yang didapatkan adalah sebesar 49,10 berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen, yang artinya adalah bahwa variabel bebas X3
urea, X4 TSP, X5 NPK, X6 obat-obatan, dan X7 tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi benih varietas ciherang yang
dilakukan oleh para petani penangkar benih pada selang kepercayaan 95 persen. hal tersebut dikarenakan penggunaan pupuk urea rata-rata penggunaan pupuk urea
sebanyak 338 KgHa yang mana seharusnya sesuai anjuran PT. SHS sebanyak 250 KgHa. Hal yang sama terjadi didalam penggunaan pupuk NPK yang
digunakan jauh dibawah ketentuan standar penggunaan yang ditetapkan oleh PT. SHS sebanyak 150 KgHa, akan tetapi para petani hanya menggunakan sebanyak
80 KgHa dan lebih banyak kearah penggunaan pupuk urea. sedangkan penggunaan pupuk TSP masih dapat ditingkatkan kembali penggunaannya.
Adapun mengenai output pendugaan fungsi produksi dapat dilihat pada Tabel 25.
6.4.3.3. Uji Signifikansi Koefisien Regresi Dugaan Uji-t