Jenis Data yang Dikumpulkan Metode Pengumpulan Data Sejarah Perusahaan

30 Alasannya adalah sulitnya didalam membedakan antara petani yang melakukan kemitraan dengan tenaga kerja atau buruh harian dikarenakan luasan lahan yang terlalu luas. Berdasarkan Tabel 8, didapatkan bahwa jumlah petani penangkar benih untuk dijadikan sebagai responden berjumlah 100 orang pada lahan kerjasama yang memproduksi benih varietas ciherang di PT. SHS. Penentuan jumlah tersebut dengan alasan jumlah petani mitra berdasarkan luasan lahan kerjasama yang dikelola oleh petani penangkar benih.

4.3. Jenis Data yang Dikumpulkan

Data primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung di lapangan oleh seseorang yang akan melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya Sugiyono, 2009. Data primer didapatkan secara langsung di lapangan, dimana berdasarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik umum dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang oleh petani penangkar benih yang berkerjasama dengan PT. SHS. Selain itu, diperoleh juga mengenai data-data yang berkaitan dengan perusahaan. Sedangkan dari segi waktunya merupakan data cross section yang artinya adalah data yang diperoleh pada saat pengumpulan di lapang dan diambil dalam kurun waktu tertentu sesuai kebutuhan penelitian. Data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengunpul data atau seseorang yang akan melakukan penelitian. Data sekunder diperoleh dari lembaga Departemen Pertanian Deptan, Badan Pusat Statistik BPS, Perpustakaan LSI IPB, dan internet.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Sugiyono 2009, mengatakan metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama di dalam melaksanakan penelitian, alasan tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun macam-macam teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, Kuesioner Angket, trianggulasi gabungan tertera pada Gambar 4. 31 Gambar 4. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data Sumber : Sugiyono 2009 Teknik pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Nazir 2005, mengatakan bahwa wawancara Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka. 2. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

4.5. Metode Pengolahan Data

Sugiyono 2009, mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi berdasarkan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian dimana data penelitian yang dimiliki berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan statistik deskriptif, dimana digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya berdasarkan data yang didapatkan dilapangan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif dapat menggunakan statistik inferensia yang artinya adalah Teknik Pengumpulan Data Wawancara Kuesioner Angket Obsevasi Trianggulasi Gabungan 32 teknik statistik yang digunakan dalam menganalisis suatu data sampel, dan hasilnya akan diberlakukan untuk populasi sampel yang dimiliki. Statistik inferensia meliputi statistik parametris dan non parametris. Penelitian ini menggunakan uji statistik parametris dan non parametris. Uji statistik parametris merupakan pengujian yang memerlukan terpenuhi banyak asumsi dan statistik parametris dapat digunakan untuk data yang berbentuk interval dan rasio. Asumsi yang utama adalah dimana data yang akan di analisis harus berdistribusi normal. Statistik non parametris merupakan pengujian yang tidak memerlukan terpenuhinya banyak asumsi dan digunakan apabila datanya berbentuk nominal atau ordinal. Data yang akan diolah dan dianalisis dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif mengenai gambaran umum kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. SHS dengan para petani penangkar benih. Karakteristik umum petani penangkar benih, dan Karakteristik Usahatani akan dianalisis secara deskriptif dengan bantuan dalam bentuk tabulasi frekuensi sederhana. Data kuantitatif akan digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani dengan menggunakan analisis RC, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang akan dianalisis menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas yang diselesaikan menggunakan metode ordinary least square OLS, dan menganalisis hubungan karakteristik petani penangkar terhadap produksi benih padi varietas ciherang dengan menggunakan alat analisis korelasi rank spearman. Pengolahan data primer menggunakan Microsoft Excel, dan SPSS 14, yang bertujuan untuk memperoleh hasil dan kesimpulan berdasarkan data yang telah terkumpul. 4.5.1. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi 4.5.1.1. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Soekartawi 1990, mengatakan bahwa fungsi produksi adalah merupakan hubungan fisik antara variabel yang dipengaruhidijelaskan Y dan variabel yang mempengaruhimenjelaskan X. variabel Y berupa output produksi dan variabel X berupa input produksi. 33 Fungsi produksi yang digunakan adalah menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, dengan menetapkan terlebih dahulu faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi benih padi varietas ciherang di PT. SHS RM I UBD Khusus Sukamandi, Subang-Jawa Barat, dan langkah selanjutnya adalah menyusun faktor produksi yang digunakan input kedalam suatu model fungsi produksi Cobb-Douglas untuk menduga hubungan mengenai faktor produksi yang digunakan input dengan jumlah produksi yang dihasilkan output. Rahim dan Hastuti 2008, mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi komoditas pertanian yaitu lahan pertanian, tenaga kerja, modal fixed cost, variabel cost, pupuk urea, TSP, KCl, pestisida, benihbibit, teknologi, dan manajemen. Soekartawi et al 1986, menambahkan bahwa input produksi seperti lahan, pupuk, tenaga kerja, modal, iklim, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi besar kecilnya output produksi yang diperoleh, namun tidak semua masukan tersebut digunakan dalam analisis yang dilakukan, hal tersebut tergantung dari penting atau tidaknya pengaruh input produksi terhadap output yang diperoleh.

4.5.1.2. Uji Asumsi Ordinary Least Square

Metode pendugaan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah menggunakan uji asumsi Ordinary Least Square, dan didalam penyelesaian penghitungan uji asumsi OLS dihitung menggunakan software minitab 14. Asumsi dalam ordinary least square yaitu model linier dalam parameter, komponen error menyebar acak normal dengan nilai tengah 0, ragamnya homogen, dan terdapat autokorelasi, dan tidak terdapat multikolinear diantara variabel independent X. Dengan mengacu kepada asumsi OLS, maka pengujian awal yang harus dilakukan agar pengujian OLS dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1 Uji Normalitas Sugiyono 2009, mengatakan bahwa untuk menguji normalitas data yang berbentuk rasio dapat menggunakan statistik parametris. Iriawan dan Astuti 2006 dalam Nadhwatunnaja 2008, mengatakan bahwa residual di dalam model regresi telah menyebar mengikuti distribusi normal, dan nilai P-Value 34 uji normal residual pada grafik telah melebihi 15 persen. Pengujian hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan statistik parametris karena data yang di uji berbentuk ratio dan akan di uji menggunakan Chi Kuadrat. 2 Homoskedastisitas Iriawan dan Astuti 2006 dalam Nadhwatunnaja 2008, mengatakan bahwa suatu model akan memenuhi asumsi homoskedastisitas, dimana memiliki kandungan error yang sama, yaitu nilai Y bervariasi dan memiliki satuan yang sama baik untuk nilai variabel X yang tinggi ataupun nilai variabel X yang rendah. Hal tersebut dilihat dari plot antara sisaan dengan nilai dugaan yang telah menunjukkan bahwa titik-titik tersebut telah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola. 3 Multikolinearitas Soekartawi 2003 dalam Nadhwatunnaja 2008, mengatakan bahwa multikolinearitas merupakan situasi yang nilai-nilai pengamatan memiliki hubungan yang kuat, sehingga menyebabkan variabel X tidak begitu mempengaruhi variabel Y, akan tetapi variabel X dipengaruhi oleh variabel X. Dalam mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Varians Inflation Factor VIF. Apabila nilai VIF10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya multikolinear diantara variabel Independent X. 4 Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar error satu dengan yang lainnya. Gujarati 1993 diacu dalam Nadhwatunnaja 2008, menambahkan bahwa autokorelasi merupakan suatu kondisi linier antara serangkaian anggota observasi, dimana berdasarkan waktu dan ruang. Nadhwatunnaja 2008, mengatakan bahwa masalah mengenai adanya autokorelasi pada umumnya terdapat pada data time series. Di dalam penelitian ini tidak dilakukan autokorelasi, alasannya adalah data yang digunakan di dalam penelitian ini bukan menggunakan data time series, akan tetapi menggunakan data cross section. Secara matematik model fungsi produksi Cobb-Douglas yang di transformasikan ke dalam bentuk linier dan dianalisis menggunakan uji asumsi Ordinary Least Square adalah sebagai berikut : 35 lnY = lnߚ ଴ + ߚ ଵ lnX 1 + ߚ ଶ lnX 2 + ߚ ଷ lnX 3 + ߚ ସ lnX 4 + ߚ ହ lnX 5 + ߚ ଺ lnX 6 + ߚ ଻ lnX 7 + u Dimana : lnY = Hasil Produksi per musim tanam Kg lnX 1 = Luas lahan m 2 lnX 2 = Benih Kg lnX 3 = Urea Kg lnX 4 = TSP Kg lnX 5 = NPK Kg lnX 6 = Obat-obatan ml lnX 7 = Tenaga Kerja Rp lnߚ ଴ = Nilai Konstanta Intercept ߚ ଵ , ߚ ଶ , …ߚ ୬ = Koefisien Regresi Slope u = disturbance term unsur sisagalat Unsur error u di dalam model mewakili : x Variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model x Komponen Nonlinieritas hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent x Adanya salah ukur saat melakukan observasi x Kejadian yang sifatnya Random Dengan menggunakan Metode Ordinary Least Square, digunakan untuk mencari Pendugaan Koefisien Regresi. untuk menguji hipotesis digunakan Uji-F dan Uji-T serta didukung dengan nilai Koefisien Determinasi R 2 . x R 2 Gujarati 1993 dalam Nadhwatunnaja 2008, mengatakan bahwa Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya variabel variasi- variasi variabel Dependen Y yang dapat dijelaskan oleh model R 2 , sedangkan besarnya variabel-variabel Dependen yang tidak dapat dijelaskan di dalam model 1-R 2 maka akan dijelaskan oleh komponen error u. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nilai nol 0 dan satu 1, apabila nilai koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka semakin besar keragaan mengenai produktivitas yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. 36 x Uji-F Uji-F digunakan untuk melihat mengenai variabel independen X apakah berpengaruh terhadap variabel tidak dependen Y. Di dalam penelitian ini untuk melihat apakah model dugaan yang digunakan signifikan untuk menduga variabel X mempengaruhi variabel Y. Dari Tabel F, untuk taraf nyata = ן, V 1 = k V 2 = n-k-1, maka akan diperoleh nilai F ןv1=k v2=n-k-1. Kriteria ujinya adalah Bila F hit F ןv1, v2 atau apabila P ן, maka dapat disimpulkan bahwa tolak H pada taraf nyata ן. Berdasarkan kriteria Uji-F, maka apabila F hit F ן atau P ן, maka secara bersamaan variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang nyata terhadap dependen Y, maka tolak H , dan sebaliknya apabila F hit F ן atau P ן, maka terima H 0, yang artinya adalah secara bersamaan variabel-variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen Y. x Uji-t Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi dugaan dari masing-masing variabel independen X i berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen Y. Uji statistik yang digunakan di dalam pengujian signifikansi masing- masing koefisien regresi dugaan menggunakan Uji-t adalah sebagai berikut : t hit = ௕ ೔ ௌ௕ ೔ Dimana : b i = Koefisien regresi ke-i Sb i = Standar Deviasi Koefisien Regresi ke-i Dari tabel T, untuk taraf nyata = ן DF = n-k-1, maka akan diperoleh nilai t ן௡ି௞ିଵ . Kriteria Uji-t adalah Bila | t ୦୧୲ | t ןଶ,௡ି௞ିଵ atau bila P ן, maka dapat disimpulkan tolak H pada taraf nyata ן uji 2 arah. Apabila | t ୦୧୲ | t ןଶ,௡ି௞ିଵ atau bila P ן, maka dapat disimpulkan terima H uji 2 arah. 37 Berdasarkan kriteria Uji-t, maka dapat disimpulkan bahwa apabila b i memiliki tanda positif, maka dapat disimpulkan bahwa apabila X i meningkat satu satuan X i , maka diduga variabel dependen Y rata-rata akan meningkat sebesar b i satuan Y, Cateris paribus. Apabila b i memiliki tanda negatif, maka dapat disimpulkan bahwa apabila X i meningkat satu satuan X i , maka diduga variabel dependen Y rata-rata akan turun sebesar b i satuan Y, Cateris paribus.

4.5.1.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka diajukan hipotesis sebagai dasar pertimbangan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : o Tolak H , Bila | t ୦୧୲ | t ןଶ,௡ି௞ିଵ o Terima H , Bila | t ୦୧୲ | t ןଶ,௡ି௞ିଵ Kriteria Uji-t adalah sebagai berikut : H : Tidak memiliki hubungan nyata input produksi yang digunakan dapat mempengaruhi hasil produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh para petani penangkar benih. H 1 : Adanya input produksi yang memiliki hubungan dalam mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh para petani penangkar benih.

4.5.2. Analisis Pendapatan Usahatani

Dalam menganalisis pendapatan usahatani merupakan hasil pengurangan antara penerimaan usahatani total revenue dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi. Penerimaan total usahatani merupakan nilai dari harga dikalikan dengan total produksi dalam periode tertentu. Total biaya pengeluaran merupakan semua nilai factor produksi yang dipergunakan didalam menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Pendapatan total usahatani adalah merupakan selisih antara penerimaan yang dikurangi dengan pengeluaran total. Adapun rumus pendapatan usahatani adalah sebagai berikut : TR = Y + L TC = P + B + PE + TK + BL ʌ = TR – TC 38 Dimana : TR = Total penerimaan Total revenue Rp TC = Total biaya Total cost Rp ʌ = Pendapatan Rp Y = Penerimaan dari penjualan hasil produksi benih Rp L = Penerimaan Lain-lain Rp P = Biaya Pupuk Rp B = Biaya Benih Rp PE = Biaya obat tanaman Rp TK = Biaya tenaga Kerja Rp BL = Biaya lain-lain Dengan kriteria sebagai berikut : x Apabila TR TC, maka usaha tersebut menguntungkan x Apabila TR = TC, maka usaha tersebut impas x Apabila TR TC, maka usaha tersebut rugi

4.5.2.1. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya

Analisis imbangan penerimaan dan biaya RC menggambarkan penerimaan yang diperoleh dari setiap satu-satuan biaya yang dikeluarkan didalam kegiatan usahatani. RC digunakan untuk mengetahui mengenai tingkat keuntungan relative kegiatan usahatani yang dijalankan. Adapun rumus RC antara lain adalah sebagai berikut : RC = ୘ୖ ୘େ RC menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap satu satuan rupiah biaya yang dilakukan dalam periode tertentu. Rumus yang digunakan dalam RC adalah apabila RC 1 maka usahatani tersebut menguntungkan untuk dijalankan, yang artinya adalah penerimaan yang diperoleh lebih besar dari setiap unit biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam periode produksi tertentu, dan apabila RC 1 maka usahatani tersebut tidak menguntungkan, yang artinya adalah penerimaan yang diperoleh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam periode produksi tertentu.

4.5.2.2. Pengujian Skala Usaha

Pengujian skala usaha return to scale petani penangkar benih yang memproduksi benih padi varietas ciherang dilakukan menggunakan model regresi 39 yang terbatas constraint regression, dimana dilakukan adanya pembatasan model berdasarkan kondisi skala hasil yang tetap constant return to scale, ™E i = 1. Adapun hipotesis pengujian yang dilakukan didalam pengujian ini adalah : H : ™E i = 1 Constant Return to Scale H 1 : ™E i WLGDNConstant Return to Scale Uji statistik yang digunakan adalah : F-Hitung = σୣ మమ ିσୣ భమ ௠ σୣ భమ ௡ି௞ Dimana : σe 1 2 = error sumsquare ESS dari regresi yang tidak dibatasi σe 2 2 = error sumsquare ESS dari regresi yang dibatasi m = banyaknya pembatasan linear n = jumlah sampel k = banyaknya parameter dalam regresi yang tidak dibatasi n-k = derajat bebas degree of freedom Kriteria uji : Apabila F-Hitung F-Tabel m, n-k, maka terima H Apabila F-Hitung F-Tabel m, n-k, maka tolak H 4.5.3. Analisis Korelasi Atribut Karakteristik Umum Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang Terhadap Produksi Dalam menganalisis hubungan karakteristik terhadap produksi menggunakan alat analisis korelasi rank spearman dengan atribut karakteristik umum petani penangkar benih yaitu usia, pendidikan, pengalaman, pelatihan, jumlah tanggungan, dan pendapatan. Penyelesaian didalam menganalisis hubungan karakteristik terhadap produksi diselesaikan menggunakan software SPSS 19. Sugiyono 2009, mengatakan bahwa korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variable yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variable tidak harus sama. Nazir 2005, mengatakan bahwa Pengujian hipotesis korelasi rank spearman menggunakan statistik non parametrik, dimana pengukurannya berupa 40 respon kualitatif atau nilai-nilai pada skala ordinal dengan diberikan peringkat menurut urutan tertentu dan menganalisis peringkat-peringkat tersebut. Adapun rumus korelasi rank spearman adalah sebagai berikut : r ୱ = 1 െ 6Ȉdi ଶ n ଷ െ n Dimana : r s = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = Selisih Besarnya Rank dari peubah X dan Y n = Banyaknya Contoh Besarnya nilai r s terletak antara -1 r s 1, yang artinya adalah : r s = 1, hubungan antara X dan Y sempurna positif hubungan sangat kuat positif r s = -1, hubungan X dan Y Sangat sempurna negative r s = 0, hubungan X dan Y bersifat lemah tidak ada hubungan Dalam menentukan kuat atau lemahnya korelasi antara X dan Y, maka digunakan ketentuan sebagai berikut : x r mendekati 1, maka hubungan sangat kuat dan searah x r mendekati -1, maka hubungan sangat kuat tetapi tidak searah antara X dan Y x r memiliki nilai dibawah 0,5 atau -0,5 maka memiliki hubungan kurang kuat antara X dan Y. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut : Sangat baik = 4 Baik = 3 Tidak Baik = 2 Sangat Tidak baik = 1 Alasan dalam menggunakan skala likert antara lain adalah untuk menghindari jawaban yang samar, artinya dengan menggunakan skala 4 tingkatan maka terdapat kepastian perbedaan yang jelas antar jawaban. 4.5.3.1. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam menganalisis hubungan atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 41 H = Tidak terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi H 1 = Terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi . Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : x Tolak H , apabila nilai signifikan 0,05, artinya adalah terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi x Terima H , apabila nilai signifikan 0,05, artinya adalah Tidak terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi 4.5.4. Definisis Operasional 4.5.4.1. Usia Tingkat usia petani penangkar benih diukur berdasarkan tingkatan yang dibagi menjadi usia 17-27 tahun, usia 28-38 tahun, usia 39-49 tahun, usia 50 tahun.

4.5.4.2. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh petani penangkar benih diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu Tidak Sekolah, SD, SMP, dan SMA.

4.5.4.3. Pengalaman

Pengalaman diukur berdasarkan lamanya petani penangkar benih memproduksi benih padi, dimana diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu 1-5 tahun, 6-10 tahun, 11-15 tahun, dan 16 tahun.

4.5.4.4. Pelatihan

Pelatihan diukur berdasarkan banyaknya pelatihan yang diikuti oleh petani penangkar benih dalam memproduksi benih, yaitu 1 kali dalam setahun, 2 kali dalam setahun, 3 kali dalam setahun, dan 4 kali dalam setahun.

4.5.4.5. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan merupakan banyaknya anggota keluarga yang dibiayai seperti istri, anak, dan saudara. Jumlah tanggungan dianalisis berdasarkan beberapa tingkatan diantaranya yaitu 1-3 orang, 4-5 orang, 6-7 orang, dan 8 orang. 42

4.5.4.6. Pendapatan

Pendapatan dilihat dari mutu kehidupan para dimana merupakan gabungan pendapatan dari produksi benih padi varietas ciherang dan pendapatan di luar produksi benih per bulannya. Pendapatan petani penangkar benih dari produksi benih padi adalah banyaknya penerimaan yang didapatkan petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang, sedangkan pendapatan di luar produksi benih merupakan penerimaan yang didapatkan oleh petani penangkar benih dengan melakukan suatu pekerjaan atau usaha diluar produksi. Pendapatan diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu ”MXWDEXODQ– 1,9 Jutabulan, 2 – 2,9 Jutabulan, •-XWDEXODQ

4.5.4.7. Kerjasama Kemitraan

Kerjasama kemitraan merupakan suatu jalinan kerjasama antara PPBPVC dengan PT. SHS selaku perusahaan inti didalam memproduksi benih padi varietas ciherang.

4.5.4.8. Produksi

Produksi adalah kegiatan dalam menghasilkan output dengan menggunakan kombinasi input produksi dan teknologi terbaik yang dimiliki Soekartawi et al, 1986. Pengukuran hasil output produksi dalam penelitian ini adalah menggunakan satuan Kilogram Kg per luasan lahan yang diproduksi.

4.5.4.9. Luas Lahan X

1 Luas lahan merupakan faktor produksi utama di dalam memproduksi benih padi. Satuan luasan yang digunakan untuk mengukur luas lahan yang dikelola adalah meter persegi m 2 . Hipotesis yang digunakan adalah semakin luas lahan yang dikelola oleh petani penangkar benih, maka semakin tinggi produksi benih padi varietas ciherang.

4.5.4.10. Benih X

2 Benih merupakan salah satu input produksi utama di dalam memproduksi calon benih dengan menggunakan parent seed benih tetuaindukan. Hipotesisnya adalah semakin banyak penggunaan benih parent seed yang digunakan berdasarkan kebutuhan benih per satuan luas lahan tanam berdasarkan 43 anjuran penggunaan, maka semakin tinggi produksi benih padi. Satuan yang digunakan untuk benih adalah Kilogram Kg

4.5.4.11. Urea X

3 Hadisuwito 2007, mengatakan bahwa Urea merupakan salah satu jenis pupuk tunggal dengan kandungan hara makro yang dibutuhkan bagi tanaman dengan kandungan unsur kimia Nitrogen N. penggunaan pupuk urea dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Alasannya adalah tanaman yang kekurangan unsur N akan terus mengecil kerdil, bahkan secara cepat berubah menjadi kuning karena N yang tersedia tidak cukup untuk membentuk protein dan klorofilselain itu, apabila tanaman kekurangan kekurangan klorofil maka akan menyebabkan kemampuan tanaman memproduksi karbohidrat menjadi berkurang. Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk urea sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk urea adalah Kilogram Kg.

4.5.4.12. TSP X

4 Pupuk TSP merupakan salah satu jenis pupuk tunggal yang dibutuhkan bagi tanaman dengan kandungan unsur hara makro yang dibutuhkan bagi tanaman dengan kandungan unsur kimia Fosfor P 2 O 5 . Penggunaan pupuk TSP dapat mendukung pertumbuhan tanaman, alasannya adalah unsur P 2 O 5 merupakan zat yang penting sebagai sumber energy, oleh karena itu apabila tanaman kekurangan unsur P 2 O 5 , maka dapat menghambat pertumbuhan dan reaksi metabolism tanaman, sementara itu, kandungan fosfor pada tanaman dapat membantu dalam proses pertumbuhan bunga, buah, dan biji, serta mempercepat proses pematangan buah. Apabila tanaman kekurangan unsur P 2 O 5 , maka dapat menyebabkan daun dan batang tanaman menjadi kecil, daun tanaman berwarna hijau keabu-abuan, mengilap, dan terlihat pigmen merah pada daun bagian bawah daun dan akhirnya mati, pembentukan bunga terhambat dan berdampak kepada produksi buah atau bijinya kecil. Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk TSP sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk TSP adalah Kilogram Kg. 44

4.5.4.13. NPK X

5 Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang dibutuhkan bagi tanaman dengan unsur kimia Nitrogen, Phospor, dan Kalium N ,P 2 O 5 , K 2 O. fungsi kandungan yang dimiliki untuk nitrogen dan fosfor sama dengan penjelasan sebelumnya, dan kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat, selain itu kalium berperan penting dalam pembentukan antibody tanaman untuk melawan penyakit yang menyerangnya. Apabila tanaman kekurangan kalium, maka daun tanaman akan tampak keriting dan mengkilap, lama-kelamaan daun akan menguning pada bagian pucuk dan pinggirannya. Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk NPK sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk KCl adalah Kilogram Kg.

4.5.4.14. Obat-obatan X

7 Obat-obatan merupakan salah satu sarana input produksi baik berupa pestisida, herbisida, dan fungisida dimana penggunaan obat-obatan yang digunakan sesuai anjuran, maka akan mempengaruhi banyaknya produksi benih yang dihasilkan, karena obat-obatan dapat melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Hipotesisnya adalah penggunaan obat-obatan yang sesuai dengan dosis penggunaan pada saat terserang hama penyakit, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pestisida adalah mililiter ml.

4.5.4.15. Tenaga Kerja X

8 Tenaga Kerja merupakan salah satu input dalam memproduksi benih, dimana banyaknya tenaga kerja per hari yang digunakan tergantung berdasarkan luasan lahan yang dimiliki. Hipotesisnya adalah semakin banyak penggunaan tenaga kerja yang digunakan maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan adalah Tenaga Kerja Rp. 45 V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Sejarah Perusahaan

PT. Sang Hyang Seri Persero berdiri pada tahun 1971 dengan status perusahaan Umum PERUM di Sukamandi, Subang, Propinsi jawa Barat, mewarisi bekas perkebunan milik Inggris, Pamanukan dan Tjiasem Land yang bergerak dibidang usaha Tapioka dan Rosella, yang kemudian melalui proses nasionalisasi menjadi Yayasan Pembangunan Daerah Jawa Barat, kemudian Lembaga Sang Hyang Seri yang selanjutnya pada tahun 1971 menjadi Perum Sang Hyang Seri, melalui peraturan pemerintah No. 22 tahun 1971, dengan core bussines benih tanaman pangan yang pada tahap awal menitik beratkan pada komoditi benih padi dan beberapa palawija penting. Gambar 5. PT. Sang Hyang Seri Regional Manager I Pendirian PT. Sang Hyang Seri Persero bersamaan dengan dibentuknya institusi perbenihan nasional yaitu Badan Benih Nasional BBN, Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Sukamandi, sekarang menjadi Balai Penelitian Padi BALITPA Sukamandi, dan Dinas Pengawasan dan Sertifikasi Benih di Jakarta yang kini menjadi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih BPSB. Kemudian secara berturut-turut PT. Sang Hyang Seri Persero mengembangkan wilayah pelayanannya yakni tahun 1973 mendirikan Distrik Benih di Malang Jawa Timur dengan 7 unit produksi benih UPB dan pada tahun 1982 mendirikan cabang di Luar Jawa, yaitu di Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. 46 Pada tahun 1985 dasar pendirian perusahaan disempurnakan kembali melalui Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1985, selanjutnya pada tahun 1995 dengan memperluas core bussines menjadi benih pertanian dan usaha lain yang langsung menunjang usaha perbenihan yang dapat meningkatkan pendapatan dan kinerja perusahaan. PT. Sang Hyang seri Persero kurang lebih dapat dikatakan telah 34 tahun lamanya menggeluti bisnis benih bersertifikat yaitu sejak berdirinya tahun 1971, perkembangan komoditi yang ditangani pada awalnya hanya benih padi, kedelai dan jagung komposit. Pada tahun 1985 mengembangkan benih bersertifikat jagung hibrida, serta pada tahun 1997 PT. Sang Hyang Seri mulai mengembangkan benih hortikultura. Dengan demikian PT. Sang Hyang seri Persero sejak mulai berdirinya mempunyai fokus core bussines benih dan tidak menangani bisnis lain di luar komoditas bisnis benih, komoditas yang dominan sampai sekarang masih menitik beratkan pada benih padi bersertifikat. Dengan demikian PT. Sang Hyang Seri Persero merupakan perintis dan Pelopor usaha perbenihan di Indonesia serta satu-satunya Badan Usaha Milik Negara BUMN yang mempunyai core bussines perbenihan pertanian.

5.2. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan