80 meningkatkan hasil produksi sebesar 0.778 persen cateris paribus. Nilai
elastisitas faktor produksi tenaga kerja sebesar 0.778 menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan berada pada daerah II, yaitu daerah rasional karena
memiliki nilai yang berada diantara antara nol dan satu 0 E
p
1. Hipotesisnya adalah semakin banyak penggunaan tenaga kerja yang
digunakan maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Berdasarkan hasil uji-t, tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap hasil produksi benih padi
varietas ciherang yang diproduksi oleh petani penangkar benih pada tingkat kepercayaan 99 persen.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja memiliki faktor positif terhadap hasil produksi benih padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani
penangkar benih, diduga berdasarkan keterampilan tenaga kerja yang dimiliki dan pengalaman yang dimiliki tenaga kerja tersebut didalam memproduksi benih padi
varietas ciherang.
6.5. Analisis Skala Usaha Return to Scale
Hasil pengujian skala usaha, didapatkan bahwa penggunaan pupuk urea dan pupuk NPK berada pada kondisi decreasing returns to scale daerah III,
artinya bahwa proporsi penambahan penggunaan pupuk urea sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan penurunan tambahan produksi sebesar 0,001 persen, dan
penambahan penggunaan pupuk NPK sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan penurunan tambahan produksi sebesar 0,015 persen. Apabila terus meningkatkan
input produksi pupuk urea dan NPK, maka akan merugikan bagi petani yang berproduksi. Penggunaan pupuk NPK seharusnya tidak digunakan didalam
berproduksi apabila sudah menggunakan pupuk urea. Karna kandungan pupuk urea sudah terdapat didalam pupuk NPK dan hal tersebut merupakan pemborosan
didalam berproduksi. Sedangkan untuk penggunaan input produksi seperti pupuk TSP, obat-obatan, dan tenaga kerja berada pada kondisi increasing returns to
scale daerah I, artinya bahwa petani penangkar masih dapat ditingkatkan pemakaian input produksi seperti pupuk TSP, obat-obatan, dan tenaga kerja.
6.6. Analisis Pendapatan Usahatani
Analisis pendapatan usahatani menunjukkan struktur biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang didapatkandiperoleh dari usahatani yang di
81 jalani oleh petani penangkar benih varietas ciherang. Adapun mengenai hasil
panen total benih padi yang di produksi pada lahan kerjasama milik PT. SHS dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Produksi Benih Padi Musim Tanam 20102011 di PT. SHS
Nama Wilayah Varietas
Luas Lahan Ha
GKP Kg Produktivitas
Swakelola Ciherang 335.79
1.048.373 3.122
Inpari 1 199.60
918.586 4.602
Inpari 13 39.77
213.972 5.380
Inpago 3 SHS 128.29
380.847 2.969
Jumlah 703.45 2.348,020
Kerjasama
Ciherang 1.658,90 8.999.532 5.425
Inpari 1 113.03
520,159 4.602
Situbagendit 190.03 743,308 3.912
IR-64 207.46 n n
Mekongga 46.99 n n
Inpara 3 46.54
n n
Cigeulis 20.20 n n
Jumlah 2.283,15 10.262.999
Sumber : Data Diolah Keterangan : n = Belum Panen
Berdasarkan Tabel 19, diketahui bahwa total panen benih padi varietas ciherang adalah 8.999.532 Kg atau sebanyak ± 9.000 ton benih dengan
produktivitas rata sebesar 5.425 Kgha atau sebesar 5,4 TonHa. Hasil panen musim tanam 20102011 meningkat dari musim tanam sebelumnya. Peningkatan
produktivitas dari musim tanam sebelumnya adalah sebesar 2,6 TonHa.
6.6.1. Analisis Penerimaan Usahatani Produksi Benih Padi Varietas Ciherang
Penerimaan usahatani pada musim tanam 20102011 pada bulan maret sampai bulan april 2011 di analisis untuk perhitungan satu kali musim tanam
empat bulan dan luas lahan yang dipergunakan adalah luas lahan yang dibagi menjadi empat yaitu luas lahan 1 hektar, luas lahan rata-rata 1,1-1,5 hektar, luas
lahan rata-rata 1,6-2 hektar, dan luas lahan rata-rata 2,1 hektar. Total produksi berdasarkan luasan lahan dikalikan dengan harga rata-rata
yang berlaku pada bulan tersebut yang ditetapkan berdasarkan rata-rata harga yang berlaku di tiga titik lokasi daerah yang berdekatan dengan area PT. SHS
sesuai harga pasaran setiap minggunya dan disepakati oleh kedua belah pihak yaitu petani penangkar benih dan PT. SHS. Adapun mengenai penerimaan
82 usahatani produksi benih padi varietas ciherang yang dilakukan oleh para petani
penangkar benih dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Penerimaan Usahatani Produksi Benih Padi Verietas Ciherang Oleh
Petani Penangkar Benih
Penerimaan Usahatani Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang
Komponen Rata-rata
Jumlah Fisik Total
Kg Harga
Pokok Produksi
Rp Rata-rata
Harga Satuan
Rp Margin
Keuntungan per Kg
Rp Rata-rata
Nilai Produksi
Rp Benih Padi Var. Ciherang
dengan Luas Lahan rata-rata 1 Hektar
5.762 2.685 3.202 517
18.449.924 Benih Padi Var. Ciherang
dengan Luas Lahan rata-rata 1,1-1,5 Hektar
6.796 3.167 3.202 35
21.760.792 Benih Padi Var. Ciherang
dengan Luas Lahan rata-rata 1,6-2 Hektar
10.965 2.578 3.202 624
35.109.930 Benih Padi Var. Ciherang
dengan Luas Lahan rata-rata 2,1 Hektar
12.564 2.523 3.202 679
40.229.928
Harga beli rata-rata PT. SHS di dalam membeli hasil panen benih sebar yang diproduksi oleh petani penangkar benih pada musim tanam 20102011 adalah
sebesar Rp 3.202 per Kg benih sebar yang nantinya akan dijadikan sebagai calon benih yang dikomersialkan oleh PT. SHS. Margin keuntungan rata-rata yang
didapatkan oleh petani penangkar adalah sebesar Rp 464 per Kg. Luasan lahan rata-rata 1 Ha mendapatkan margin keuntungan sebesar Rp 517 per Kg benih padi
yang dihasilkan. Untuk luas lahan rata-rata 1,1-1,5 Ha memiliki margin keuntungan yang didapatkan oleh petani penangkar sebesar Rp 35 per Kg,
kecilnya margin yang didapatkan dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang digunakan bersifat borongan dan acuan penggunaan borongan masuk kedalam
perhitungan borongan untuk luasan lahan 2,1 Ha apabila petani mengelola lebih dari 1 Ha. Sedangkan untuk margin keuntungan dengan luasan lahan rata-rata 1,6-
2 Ha sebesar Rp 624 per Kg, dan selisih margin keuntungan per kilogram untuk luasan lahan rata-rata 2,1 Ha adalah Rp 679.
6.6.2. Analisis Biaya Usahatani Produksi Benih Padi Varietas Ciherang
Komponen biaya usahatani produksi benih padi varietas ciherang terbagi menjadi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari tenaga kerja
pengolahan lahan, persemaian, penampingan, pemopokan, peleleran, penyiangan,
83 penyulaman, pemupukan, pemberian obat-obatan, panen, pupuk urea, TSP, dan
NPK, obat-obatan, dan biaya lain-lain. Sedangkan biaya diperhitungkan terdiri tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan nilai peralatan. Proporsi penggunaan
biaya yang paling besar dilakukan oleh petani penangkar benih padi varietas ciherang adalah dari biaya tunai. Adapun mengenai analisis biaya usahatani dapat
dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Analisis Biaya Usahatani Produksi Benih Padi Verietas Ciherang Oleh
Petani Penangkar Benih Berdasarkan Luasan Lahan
Pendapatan Usahatani Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang
Komponen Rata-rata
Nilai Produksi Rp Luas
Lahan 1 Ha
Rata-rata Nilai Produksi
Rp Luas Lahan
1,1-1,5 Ha Rata-rata
Nilai Produksi Rp Luas
Lahan 1,6-2 Ha
Rata-rata Nilai Produksi
Rp Luas Lahan
2,1 Ha PENERIMAAN
Benih Padi Fisik 5.762
6.796 10.965
12.564 Benih Padi Rp
18.449.924 21.760.792
35.109.930 40.229.928
Total Penerimaan 18.449.924
21.760.792 35.109.930
40.229.928 PENGELUARAN
Biaya Tunai
Tenaga Kerja 2.878.106
4.064.289 5.676.097
6.903.326 Pupuk
1.043.337 1.738.118
1.799.535 2.061.336
Obat-obatan 1.074.275
1.718.840 1.933.695
2.148.550 Biaya Lain-lain
161.848 161.848
161.848 161.848
Sewa Lahan 3.842.400
5.597.096 7.476.670
9.112.892 Penyusutan Alat
21.789 30.538
24.900 15.350
Benih Pokok 187.500
273.150 364.875
444.600 Penanaman dan Pemanenan
3.073.920 3.627.866
5.853.256 5.103.988
Pengairan 80.050
116.617 155.777
189.815 Biaya Operasional Kerjasama
130.000 189.400
252.998 308.263
Biaya Modal Panen 1.500.000
2.185.385 2.919.205
3.556.875
Total Biaya Tunai Rp 13.993.225
19.703.147 26.618.857
30.006.843
Biaya Diperhitungkan
Tenaga Kerja dalam keluarga 1.456.000
1.792,000 1,624,000
1.680.000 Penyusutan Alat
20.943 27.323
24,900 15.350
Total Biaya Diperhitungkan Rp 1.476.943
1.819.323 1.648.900
1.695.350 Total Biaya
15.470.168 21.522.470
28.267.757 31.702.193
Pendapatan atas Biaya Tunai Rp 4.456.699
2.057.645 8.491.073
10.223.085 Pendapatan atas Biaya Total Rp
2.979.756 238.322
6.842.173 8.527.735
Nilai RC atas Biaya Tunai 1.32
1.10 1.32
1.34 Nilai RC atas Biaya Total
1.19 1.01
1.24 1.27
84 Adapun mengenai penyebab besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh
petani terkait dengan komponen sewa lahan, tenaga kerja, dan biaya penanaman dan pemanenan. Biaya tunai yang harus dikeluarkan oleh para petani penangkar
benih untuk luasan lahan rata-rata 1 Ha adalah Rp 13.993.225, sedangkan biaya tunai akan terus meningkat seiring peningkatan luasan lahan. Hal tersebut terlihat
berdasarkan adanya peningkatan penggunaan jumlah input produksi dengan total
biaya tunai untuk luasan rata-rata 2,1 Ha adalah sebesar Rp 30.006.843. 6.6.3. Analisis Imbangan Biaya Penerimaan dan Biaya RC
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa pendapatan petani penangkar benih atas biaya tunai dengan luasan lahan rata-rata 1 Ha adalah
sebesar Rp 4.456.999. pendapatan petani atas biaya tunai akan meningkat seiring meningkatnya luas area produksi yang dikelola. Hal tersebut terlihat bahwa
pendapatan atas biaya tunai petani dengan luasan lahan rata-rata 2,1 Ha adalah sebesar Rp 10.223.086.
Pendapatan bersih milik petani yang didapatkan didalam memproduksi benih padi pendapatan atas biaya total dengan luas lahan rata-rata 1 Ha adalah
sebesar Rp 2.979.756, sedangkan untuk luasan lahan rata-rata 1,1-1,5 Ha hanya sebesar Rp 238.322. hal tersebut dikarenakan para petani lebih banyak
menggunakan tenaga kerja yang terlalu berlebihan. Alasannya adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan bersifat borongan dan acuan penggunaan borongan
masuk kedalam perhitungan borongan untuk luasan lahan rata-rata 2,1 Ha apabila petani mengelola lebih dari 1 Ha. Adapun mengenai analisis imbangan biaya
penerimaan dan biaya dapat dilihat pada Tabel 23. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh nilai
Imbangan Biaya Penerimaan dan Biaya RC tunai usahatani petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang adalah sebesar 1,32
untuk luasan lahan 1 Ha yang artinya adalah untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani penangkar benih sebesar Rp 1,- maka petani penangkar benih tersebut akan
memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,32. Nilai RC atas biaya tunai yang didapatkan meningkat seiring peningkatan luas area yang dikelola.
Nilai imbangan biaya penerimaan dan biaya RC total usahatani petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang adalah
85 sebesar 1,19 untuk luasan lahan rata-rata 1 Ha yang artinya adalah untuk setiap
biaya yang dikeluarkan petani penangkar benih sebesar Rp 1,- maka petani penangkar benih tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.19. nilai
RC atas biaya total akan terus meningkat seiring peningkatan luas area yang dikelola.
Tabel 23. Analisis Imbangan Biaya Penerimaan dan Biaya
Analisis Imbangan Biaya Penerimaan dan Biaya
Komponen Rata-rata Nilai
Produksi Rp Luas Lahan
1 Ha Rata-rata Nilai
Produksi Rp Luas Lahan
1,1-1,5 Ha Rata-rata Nilai
Produksi Rp Luas Lahan
1,6-2 Ha Rata-rata Nilai
Produksi Rp Luas Lahan
2,1 Ha Penerimaan
18.449.924 21.760.792 35.109.930 40.229.928 Pengeluaran
Biaya Tunai
13.993.225 19.703.147 26.618.856 30.006.842 Biaya
Diperhitungkan 1.476.943 1.819.323 1.648.900 1.695.350
Total Biaya
15.470.168 21.522.470 28.267.756 31.702.192 Pendapatan atas Biaya Tunai
Rp 4.456.699 2.057.645 8.491.074
10.223.086 Pendapatan atas Biaya Total
Rp 2.979.756 238.322
6.842.174 8.527.736
Nilai RC atas Biaya Tunai 1.32
1.10 1.32
1.34 Nilai RC atas Biaya Total
1.19 1.01
1.24 1.27
Berdasarkan hasil analisis kedua nilai imbangan biaya penerimaan dan biaya RC memiliki nilai lebih dari 1 1, maka dapat disimpulkan bahwa
usahatani para petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang tersebut layak untuk diusahakan.
6.7 Analisis Korelasi Atribut Karakteristik Umum Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang Terhadap Produksi
Atribut karakteristik umum yang dimiliki petani penangkar benih tersebut yaitu meliputi usia, pendidikan, pengalaman, pelatihan, jumlah tanggungan, dan
pendapatan. Adapun mengenai hasil analisis korelasi atribut karakteristik umum petani penangkar benih padi varietas ciherang terhadap produksi dapat dilihat
pada Tabel 23 Berdasarkan Tabel 24 didapatkan bahwa karakteristik umum yang dimiliki
petani penangkar benih berupa pelatihan, jumlah tanggungan, dan pendapatan dapat mempengaruhi produksi benih yang dilakukan oleh petani penangkar benih,
86 sedangkan usia, pendidikan, dan pengalaman tidak berpengaruh terhadap
produksi.
Tabel 24. Analisis Korelasi Atribut Karakteristik Umum Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang Terhadap Produksi
PRODUKSI
Faktor Keterangan Nilai
Korelasi Usia
Correlation Coefficient 0.094
Sig. 2-tailed 0.351
N 100 Pendidikan
Correlation Coefficient 0.156
Sig. 2-tailed 0.121
N 100 Pengalaman
Correlation Coefficient -0.055
Sig. 2-tailed 0.587
N 100 Pelatihan
Correlation Coefficient -0.301
Sig. 2-tailed 0.002
N 100 Jumlah tanggungan
Correlation Coefficient -0.198
Sig. 2-tailed 0.049
N 100 Pendapatan
Correlation Coefficient 0.709
Sig. 2-tailed 0.000
N 100
Sumber : Data Diolah Keterangan : = Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed
= Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed
Banyaknya pelatihan yang diikuti oleh petani penangkar benih dalam satu tahun mayoritas mengikuti pelatihan sebanyak 10 kalitahun sebanyak 89 orang
atau 89 persen dari total petani penangkar benih yang dijadikan sebagai responden. Adapun mengenai hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 24.
Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa pelatihan produksi memiliki nilai r
s
p-value pada kolom Sig.2-tailed level of significant ĮDWDX 0.01, maka terima H
1
dan tolak H . Artinya adalah terdapat hubungan nyata
atribut pelatihan produksi terhadap produksi benih pada taraf nyata satu persen, namun memiliki korelasi yang negatif. Artinya adalah semakin sedikit pelatihan
produksi yang diikuti, maka semakin meningkat hasil produksi benih yang dilakukan oleh petani penangkar benih.
Para petani penangkar mengatakan bahwa mereka mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. SHS dalam keadaan terpaksa, alasannya adalah
apabila para petani penangkar tidak mengikuti pelatihan yang diselenggarakan
87 oleh PT. SHS maka para petani penangkar yang tidak mengikuti pelatihan untuk
musim tanam berikutnya tidak diperbolehkan untuk mengelola area produksi atau dengan kata lain tidak bisa bergabung kedalam kemitraan yang terjalin antara PT.
SHS dengan para petani penangkar benih selaku mitra. Banyaknya jumlah tanggungan terhadap produksi memiliki nilai r
s
p- value pada kolom Sig.2-tailed level of significant ĮDWDXPDND
terima H
1
dan tolak H . Artinya adalah terdapat hubungan nyata atribut pelatihan
produksi terhadap produksi benih pada taraf nyata lima persen, dan hubungan yang didapatkan memiliki korelasi yang negatif. Artinya adalah semakin sedikit
jumlah tanggungan petani penangkar benih, maka semakin banyak hasil produksi yang dimiliki oleh petani penangkar benih. Para petani penangkar mengatakan
bahwa seringkali biaya memproduksi benih terpakai untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya, sehingga penggunaan input produksi seringkali dikurangi porsi
penggunaannya dikarenakan kekurangan modal untuk memproduksi Pendapatan perbulan yang dimiliki petani penangkar benih rata-rata
juta sampai 1,9 Jutabulan atau sebanyak 56 persen. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa pendapatan memiliki nilai r
s
p-value pada kolom Sig.2- tailed level of significant ĮDWDXPDNDWHULPD+
1
dan tolak H .
Artinya adalah terdapat hubungan nyata atribut pendapatan terhadap produksi pada taraf nyata satu persen. Dari hasil yang didapatkan bahwa pendapatan
memiliki korelasi yang positif terhadap produksi . Artinya adalah semakin tinggi pendapatan yang diperoleh petani, maka semakin tinggi hasil produksi yang
diperoleh petani penangkar benih.
88
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan