63 mempengaruhi harga yang diterima petani di dalam menjual hasil panennya,
karena petani sebagai penerima harga dan yang menentukan harga beli yaitu PT. SHS.
6.3.11. Pengawalan Teknis Produksi Benih
Pengawalan teknis produksi benih dilaksanakan oleh setiap koordinator wilayah setiap harinya. Jumlah koordinator wilayah berjumlah lima orang, dimana
setiap koordinator wilayah memegang luasan lahan rata-rata 500 Ha. Pengawalan Rata-rata setiap musim tanam menurut pengakuan dari para petani penangkar
yang dijadikan sebagai responden adalah 93 kali dalam satu kali musim tanam atau rata-rata lima sampai enam kali dalam satu minggu setiap koordinator
wilayah melakukan pengawalan dalam berproduksi. 6.3.12. Pelatihan Produksi Benih
Pelatihan produksi benih merupakan suatu pelatihan bagi para petani penangkar dalam memproduksi benih milik PT. SHS secara teknis di lapang.
Rata-rata pelatihan produksi benih diselenggarakan dalam satu tahunnya adalah sebanyak 12 kali atau empat kali dalam satu musim tanam. Tujuan PT. SHS
melakukan pelatihan rutin bagi para petani adalah agar para petani penangkar dapat meningkatkan produktivitas kerjanya sehingga dapat lebih professional di
dalam memproduksi benih. Hasil pengakuan dari para petani penangkar bahwa apabila para petani penangkar tidak mengikuti pelatihan yang diselenggarakan
oleh PT. SHS, maka bagi para petani yang tidak mengikuti pelatihan akan dikenakan sangsi berupa tidak boleh menjadi petani mitra PT. SHS untuk musim
tanam berikutnya sebagai peringatan yang diberikan oleh PT. SHS kepada para
petani yang bermitra dengan PT. SHS. 6.3.13. Pinjaman Modal Panen
Pinjaman modal panen yang diberikan PT. SHS kepada para petani penangkar benih selaku mitra yaitu sebesar Rp 1.500.000 per Ha. Pada umumnya
para petani baru akan memanen hasil produksinya apabila modal panen sudah diberikan Modal panen diberikan kepada petani penangkar rata-rata satu sampai
dua minggu sebelum panen. Pengembalian pinjaman modal panen petani
64 penangkar benih langsung dipotong pada saat pembayaran hasil panen setiap
musim tanam.
6.3.14. Penanggungan Risiko Produksi
Penanggungan risiko produksi di dalam kemitraan yang terjalin antara petani penangkar benih dengan PT. SHS yaitu risiko produksi langsung
ditanggung sendiri oleh petani penangkar benih selaku mitra PT. SHS dan petani penangkar benih tetap harus membayarkan benih pokok, pupuk apabila
mengambil, obat-obatan apabila mengambil, biaya operasional, pinjaman modal panen apabila sudah meminjam, dan membayar sistem bagi hasil imbal
jasa sebagai nilai untuk sewa lahan kepada PT. SHS biasanya ada kebijakan dan dapat dibayarkan pada musim tanam selanjutnya apabila mengalami gagal panen
dengan mengakumulasi imbal jasa musim selanjutnya.
6.3.15. Keluhan Kemitraan Dengan PT. SHS