I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian karena memiliki dampak yang secara langsung terhadap kebutuhan pokok dasar masyarakat di
Indonesia. Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang paling mendasar, kebutuhan akan pangan akan terus meningkat seiring
peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun Penduduk
Jiwa
2005 219.850.000
2006 222.735.400
2007 225.590.000
2008 228.454.500
2009 231.294.200
2010 237.556.363
2011 n
Sumber : BPS, 2011 Keterangan : = Angka Prediksi
n = Data tidak tersedia
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa perkembangan jumlah penduduk Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237.556.363 jiwa dengan peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2009 sebesar 6.262.163 jiwa. Mengingat hal tersebut,
acuan dasar mengenai ketersediaan padi secara nasional tentunya dapat terlaksana di dalam meningkatan jumlah produksi padi secara nasional dan didukung oleh
ketersediaan supply benih padi bermutu tinggi, serta memiliki keunggulan daya tumbuh, produktivitas, dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Produksi padi nasional pada tahun 2009 mencapai 64.389.890 ton atau mengalami peningkatan produksi dari tahun 2008 sampai 2009 sebanyak
4.063.965 ton atau sebesar 6,31 persen. Peningkatan produksi tersebut diikuti dengan adanya peningkatan luas panen di Indonesia pada tahun 2009 yaitu seluas
556.151 hektar penambahannya atau sebesar 4,32 persen dari tahun 2008. Bersamaan dengan hal tersebut, produktivitas tanaman rata-rata per hektar
2 mengalami peningkatan sebanyak 1.50 kuintal per hektar pada tahun 2009 atau
sebesar 2,1 persen peningkatannya dari tahun 2008. peningkatan luas panen, produktivitas, dan produksi padi nasional dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Nasional
Sumber : BPS, 2010
Peningkatan produksi padi tersebut terlihat dari kenaikan produksi benih padi bersetifikat yang cukup tinggi setiap tahunnya. Seiring dengan adanya
peningkatan tersebut tentunya tidak terlepas dari banyaknya penggunaan benih bersertifikat yang digunakan oleh petani di Indonesia. Kebutuhan benih padi
potensial dan total produksi benih padi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kebutuhan Benih Padi Potensial dan Total Produksi Benih Padi Ton
Tahun 2002-2008
Tahun Kebutuhan Benih Potensial
Ton Produksi Benih Total
Ton
2002 296.397 113.634
2003 295.808 114.540
2004 312.978 119.482
2005 310.246 120.375
2006 317.053 121.412
2007 n 147.524
2008 360.000 181.400
Sumber : Deptan, 2010 Keterangan : n = Data tidak tersedia
Berdasarkan Tabel 3, Volume produksi benih padi bersertifikat inbrida dan hibrida yang telah diproduksi baik oleh perusahaan swasta ataupun BUMN
dengan total produksi sebesar 181.400 ton pada tahun 2008 atau kurang lebih separuh dari kebutuhan benih padi nasional yang mencapai 360.000 ton benih
padi pada tahun 2008. Peningkatan volume produksi benih terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan lebih tinggi dari tahun 2007 dimana total benih
No Tahun Jenis
Tanaman Luas
PanenHa Produktivitas
KuHa ProduksiTon
1 2005 Padi
11.839.060 45,74
54.151.097 2
2006 Padi
11.786.430 46,20
54.454.937 3
2007 Padi
12.147.637 47,05
57.157.435 4 2008
Padi 12.327.425
48,94 60.325.925
5 2009
Padi 12.883.576
49,99 64.398.890
3 yang diproduksi pada tahun 2007 sebesar 147.524 ton dan terus mengalami
peningkatan produksi benih padi pada tahun 2008 mencapai 181.400 ton, sebesar 22,96 persen 23 persen peningkatannya dari tahun 2007 atau sebanyak 33.876
ton benih padi peningkatannya. Deptan 2007, mengatakan bahwa Departemen Pertanian pada tahun 2007
telah menghasilkan teknologi atau inovasi melalui pendekatan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN yang bertujuan untuk memacu
peningkatan produktivitas usahatani padi dan peningkatan pendapatan petani. Komponen program yang digunakan di dalam program P2BN yang dijalankan
antara lain adalah : 1 Penggunaan Varietas Unggul Baru, 2 Penggunaan Benih Bermutu, 3 Pengelolaan air. Benih padi Varietas unggul yang digunakan adalah
Ciherang, Cilarang, Ciliwung, Cibogo, dan Memberamo. Kelima varietas tersebut merupakan varietas padi pengganti IR-64 yang sudah lama telah diaplikasikan
oleh petani, kondisi benih varietas IR-64 saat ini sudah tidak tahan terhadap berbagai macam penyakit, oleh karena itu IR-64 diharapkan tidak dipergunakan
kembali oleh para petani di dalam berproduksi. Adapun deskripsi kelima varietas benih padi yang digunakan pada P2BN dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Deskripsi Varietas Benih Padi Program P2BN
Varietas Ciherang Ciliwung
Cibogo Memberamo
Cilarang
Umur tanaman 116-125 hari
117-125 hari 115–125 hari 115-120 hari
n Tinggi tanaman
107-115 cm 114-124 cm
100-120 cm 126-140 cm
n Anakan produktif 14-17 batang 18-25 batang 12-19 batang
17-20 batang n
Rata-rata hasil 6,0 tha
4,8 tha 7,0 tha
6,5 tha n
Potensi hasil 8,5 tha
6,5 tha 8,1 tha
7,5 tha n
Sumber : Balitpa, 2009 Keterangan : n = Data tidak tersedia
varietas yang menjadi pilihan pemerintah di dalam Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN adalah varietas ciherang menjadi pilihan utama untuk
lebih banyak digunakan di dalam berproduksi karena varietas ciherang memiliki potensi hasil hingga mencapai 8,5 tonha
1
. Salah satu perusahaan milik pemerintah yang memproduksi benih padi
diantaranya adalah PT. Sang Hyang Seri PT. SHS, yang mana telah memiliki
1
Wawancara dengan karyawan PT. SHS
4 fasilitas di dalam memproduksi benih padi dengan kapasitas produksi benih padi
25.000 ton benih per tahun. Regulasi mengenai perbenihan juga sangat mendukung pengembangan industri benih di dalam negeri, alasannya adalah
menurut peraturan yang berlaku, importir benih sudah harus bisa memproduksi sendiri benih apabila sudah mengimpor benih selama dua tahun
2
. PT. SHS merupakan perintis dan pelopor usaha perbenihan di Indonesia
serta satu-satunya Badan Usaha Milik Negara BUMN yang mempunyai core bussines perbenihan pertanian Widoyoko Y., Andibya B. W., Nugroho B., 2007.
PT. SHS merupakan BUMN yang memproduksi benih padi, jagung, kacang- kacangan dan sayuran. Kapasitas produksi benih padi yang dimiliki oleh PT. SHS
adalah 25.000 ton per tahun diantaranya fasilitas baru berkapasitas 10.000 ton per tahun dengan sistem IRSPP Integrated Rice Seed Processing Plant. Fasilitas
produksi terbaru merupakan fasilitas terintergrasi dengan laboratorium basah wet laboratory dan laboratorium kering dry labolatory yang terletak di PT. SHS
Regional Manager I Unit Bisnis Daerah UBD Khusus Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang mulai dipergunakan pada tahun 2008
3
. Dalam sektor formal industri perbenihan komersial, PT. SHS dan PT.
Pertani merupakan BUMN yang telah mendominasi pasar benih padi di Indonesia, dan telah memasok lebih dari 50 persen produksi benih padi unggul. Penyediaan
mengenai benih varietas unggul merupakan salah satu faktor penting untuk Pengembangan suatu industri benih yang berorientasi memproduksi benih unggul
bermutu dan memiliki produktivitas tinggi dan dilakukan secara komersial
4
. PT. SHS memiliki fasilitas breeding center di Sukamandi. Breeding
Center difungsikan sebagai tempat untuk menciptakan atau melahirkan plasma nutfah baru, baik merupakan hasil dari seorang peneliti yang dimiliki PT. SHS
atau disebut sebagai Breeder, maupun hasil kerjasama dengan peneliti dari perusahaan benih di luar negeri. Varietas unggul lokal yang dimiliki PT. SHS
memiliki karakteristik produk keunggulan seperti rasa nasi pulen, tahan hama dan
2
Indonesian Commerce Newsletter.april 2009. Perkembangan Industri Tanaman Pangan. http:icn.co.id
. Senin, November 08, 2010
3
Indonesian Commerce Newsletter.april 2009. Perkembangan Industri Tanaman Pangan. http:icn.co.id
. Senin, November 08, 2010
4
Universitas Muhammadiyah Malang.2003. Perumusan Kelembagaan Benih Padi Indonesia Studi Kepustakaan atas Kebijakan Perbenihan.
http:skripsi.umm.ac.idfilesdisk115jiptummpp-gdl-s1-2004-aguswahyud-734-Pendahul- n.pdf
. Senin, November 08, 2010
5 penyakit, namun memiliki umur yang panjang dan produksinya rendah.
Sedangkan karakteristik benih padi dari luar memiliki keunggulan seperti produksinya tinggi, umurnya pendek, akan tetapi rasanya belum sesuai dengan
yang diharapkan. Dengan kombinasi tersebut, maka akan dibentuk kerjasama dengan perusahaan benih di luar negeri dan harapannya dapat memperoleh
varietas yang umurnya pendek, produksinya tinggi, rasanya enak, dan tahan hama dan penyakit. PT. SHS menargetkan pada 2011 PT. SHS sudah dapat
menghasilkan varietas produksi benih padi hibrida yang memiliki produktivitasnya tinggi. Oleh karena itu PT. SHS mulai tahun 2008 membentuk
breeding center. Arintadisastra 1997, mengatakan bahwa guna mendukung peningkatan
produktivitas melalui intensifikasi, maka perlu ditumbuh kembangkan petani penangkar benih dilokasi sentra produksi. Adapun salah satu Industri benih padi
yang melakukan kerjasama dengan para petani penangkar benih yaitu PT. SHS. Kerjasama merupakan makna yang terkandung di dalam kemitraan,
dimana Kerjasama merupakan adanya interaksi dua pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam
hubungannya dengan perbenihan, kerjasama tersebut dilakukan antara industri perbenihan dengan petani penangkar benih, alasannya adalah karena tidak ada
industri benih yang mengelola sendiri benihnya. Karena hal ini menyangkut lahan dan sumberdaya manusia
5
.
1.2.Perumusan Masalah
Lahan yang digunakan oleh PT. SHS didalam produksi benih padi adalah lahan kerjasama dan swakelola. Lahan kerjasama adalah merupakan suatu bentuk
kerjasama produksi benih padi dengan para petani penangkar benih di dalam berproduksi dengan alasan bahwa keterbatasan sumberdaya manusia didalam
mengelola lahan area produksi. Lahan Swakelola merupakan lahan produksi yang dilakukan oleh karyawan PT. SHS dengan tujuan agar harga pokok produksi dapat
lebih terkendali
6
5
Sinar Tani.2008. Saham dan BUMP Solusi Peningkatan Kemitraan. http:sinartani.com
. Senin, November 08, 2010
6
Wawancara dengan Asisten Manager Kebun Produksi Benih Padi Hibrida PT. SHS
6 Hafsah 1999 dalam Lestari 2009, menambahkan bahwa dalam kondisi
ideal tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerjasama kemitraan yaitu 1 meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat; 2 meningkatkan
perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan, 3 meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil, 4 meningkatkan pertumbuhan
ekonomi pedesaan, Wilayah, dan nasional; 5 memperluas kesempatan kerja; 6 meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Banyaknya jumlah petani penangkar
benih sebagai mitra dari PT. SHS dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Petani Penangkar Benih Padi PT. SHS Per Musim Tanam. Musim Tanam
Jumlah Petani Orang
20082009 1.469 2009 1.491
20092010 1.482
Sumber : SHS, 2010 Keterangan : n = Data tidak tersedia
Berdasarkan Tabel 5, didapatkan bahwa Pada musim tanam 20092010, penggunaan lahan kerjasama untuk memproduksi benih padi menurun menjadi
2.274,63 Ha atau mengalami penurunan 1,13 Ha yang diikuti penurunan jumlah petani penangkar menjadi 1.482 atau mengalami penurunan jumlah petani
penangkar benih sebanyak 9 orang petani dengan rata-rata penggunaan lahan pada musim tanam 20092010 adalah 1,53 Ha.
Sebagian besar lahan yang dimiliki PT. SHS digunakan sebagai lahan kerjasama untuk memproduksi benih padi. Luas lahan kerjasama pada tahun 2010
ditetapkan seluas 2.274,63 Ha atau sebesar 72,20 persen dari total keseluruhan luasan. Adapun hasil produksi benih padi di PT. SHS dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Produksi Benih Padi PT. SHS
Musim Tanam
Swakelola Kerjasama Tanam
Ha Produksi
Kg Produktivitas
Kg Tanam
Ha Produksi
Kg Produktivitas
Kg
20082009 768.03 2.690.583 3.503 2.240,87
8.284.061 3.696 2009 736.77
1.907.785 2.589 2.275,76 6.674.271 2.932
20092010 736.77 2.967.872 4.028
2.274,63 6.447.949 2.834
Sumber : SHS, 2010
Produksi benih padi tertinggi terjadi pada musim tanam 20082009 mencapai 8.284.061 Kg dengan total luas tanam pada lahan kerjasama seluas
7 2.240,87 ha dengan produktivitas 3.696 KgHa. Namun hingga musim tanam
20092010 mengalami penurunan mengenai total hasil produksi benih padi pada lahan kerjasama seluas 2.274,63 Ha yaitu sebesar 6.447.949 Kg dengan
produktivitas 2.834 KgHa. Walaupun pada musim tanam 20082009 dengan status luasan lahan yang lebih sedikit apabila dibandingkan dengan luas lahan
pada musim tanam 20092010, akan tetapi hasil produksi mengalami penurunan sebesar 1.836.112 Kg dari musim tanam 20082009.
Adanya Penurunan produktivitas produksi benih yang dilakukan oleh petani penangkar pada lahan kerjasama mengalami kecenderungan menurun
apabila dibandingkan dengan produktivitas produksi benih pada lahan swakelola yang dilakukan oleh karyawan PT. SHS.
Input dan penggunaan teknologi yang diterapkan pada lahan kerjasama dari musim tanam 20082009 sampai musim tanam 20092010 tidak mengalami
perubahan kecuali luasan lahan produksi, akan tetapi output hasil produksi benih padi berupa gabah kering panen GKP dalam kilo gram per Ha pada lahan
kerjasama mengalami penurunan hasil apabila dibandingkan dengan musim tanam 20082009 dengan luasan lahan produksi lebih sedikit jika dibandingkan dengan
luasan lahan produksi pada musim tanam 20092010. Melihat kondisi yang terjadi, hal tersebut akan berdampak kepada pendapatan yang diperoleh petani
penangkar benih padi yang semakin menurun. Benih Padi inbrida yang menjadi prioritas utama untuk di produksi pada
lahan kerjasama PT. SHS adalah varietas ciherang yang menempati urutan pertama, alasannya adalah varietas ciherang banyak diminati di pasaran oleh para
petani pada umumnya karena produksinya tinggi dan dapat mencapai potensi hasil 8,5 tonha
7
. Dalam upaya peningkatan hasil produksi output, diduga tergantung kepada penggunaan input Faktor-faktor produksi secara optimal.
Rahim dan Hastuti 2008, menambahkan bahwa tenaga kerja dalam hal ini petani merupakan faktor penting dimana harus mempunyai kualitas berfikir
yang maju seperti para petani dapat mengadopsi inovasi-inovasi baru, terutama di dalam menggunakan teknologi untuk pencapaian komoditas yang memiliki
kualitas bagus sehingga memiliki nilai jual tinggi.
7
Wawancara dengan Koordinator Wilayah Kebun Kerjasama Produksi PT. SHS
8 Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan rumusan
permasalahannya dalam bentuk pertanyaan Statement of Problem sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani penangkar benih ?
2. Berapa tingkat pendapatan Usahatani para petani penangkar benih padi varietas ciherang?
3. Bagaimana Pengaruh karakteristik umum yang dimiliki petani penangkar benih terhadap hasil produksi benih padi varietas ciherang di PT. SHS ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan di dalam penelitian ini berdasarkan perumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani penangkar benih.
2. Menganalisis pendapatan para petani penangkar benih padi varietas ciherang 3. Menganalisis pengaruh karakteristik umum petani penangkar benih terhadap
hasil produksi benih padi varietas ciherang di PT. SHS.
1.4. Manfaat Penelitian