72 pembayaran berupa benih yang dibayarkan oleh petani penangkar benih padi
varietas ciherang berdasarkan luasan rata-rata 1,58 Ha yang dikelola oleh para petani penangkar yaitu sebanyak 39,64 Kg.
j. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk mensertifikasi tanaman agar kondisi tanaman benar-benar bebas dari varietas lain dan dilakukan.
Pemeriksaan lapang pertama dilakukan pada phase vegetative satu bulan setelah tanam dilakukan terhadap pangkal batang, muka daun, telinga daun,
posisi daun, bentuk tanaman, dan warna lidah daun. Pemeriksaan lapang kedua dilakukan pada phase reproduktif
pertanaman berbunga lebih dari 80 persen dilakukan terhadap warna ujung gabah dan posisi daun bendera dan keserempakan berbunga.
Pemeriksaan ketiga dilakukan pada phase pemasakan paling lambat satu minggu sebelum panen dilakukan pada pemeriksaan bentuk gabah dan
warna gabah. Pemeriksaan lapangan pertama dan kedua dapat dilakukan dua kali
sampai pertanaman benar-benar telah memenuhi standar pemeriksaan, sedangkan pemeriksaan ketiga dilakukan hanya sekali. Apabila ketiga
pemeriksaan telah dilakukan dan memenuhi syarat maka pertanaman dinyatakan lulus lapang. Biaya operasional yang harus dibayarkan oleh petani
penangkar benih varietas ciherang yaitu sebesar Rp 130.000 per musim tanam.
k. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman padi varietas ciherang mencapai umur 120 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara
pengaritan tanaman padi yang akan menjadi calon benih benih sebar. Setelah itu padi di lakukan pengayakan baik secara tradisional atau menggunakan
teknologi tresher, akan tetapi mayoritas petani penangkar benih lebih banyak menggunakan cara tradisional. Setelah padi dilakukan pengayakan, lalu
dilakukan pengarungan dan pengikatan oleh petani penangkar benih padi varietas ciherang.
73
Gambar 13. Perontokkan Hasil Panen Benih Padi
Tenaga kerja yang digunakan untuk pengaritan pada saat panen adalah rata-rata petani penangkar benih padi varietas ciherang menggunakan sistem
ceblok untuk luasan rata-rata 1,58 Ha adalah sebanyak 1.415 Kg. tenaga kerja untuk pengayakan, pengarungan, dan pengikatan yang digunakan bersifat
borongan dengan perhitungan rata-rata biaya per ton yaitu Rp 28.230, dengan total rata-rata hasil panen para petani penangkar benih dengan luasan rata-rata
1,58 Ha adalah 8,49 ton dan dibayarkan secara tunai. Tenaga kerja kuli panggul kulpang dibayarkan dengan sistem
hitungan biaya perkarung rata-rata Rp 2.000. total rata-rata hasil panen yang sudah dikarungkan milik petani penangkar benih rata-rata berjumlah 100
karung dan dibayarkan secara tunai. Adapun mengenai tenaga kerja kuli panggul dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Tenaga Kerja Kuli Panggul
74
6.4.2. Analisis Fungsi Produksi Benih Padi varietas Ciherang
Model yang digunakan di dalam penelitian ini adalah menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan menggunakan metode pendugaan OLS didalam
penyelesaiannya. Adapun faktor-faktor yang digunakan di dalam model fungsi Cobb-Douglas antara lain adalah:
Y = Produksi X1 = Luas Lahan
X2 = Benih X3 = Urea
X4 = TSP X5 = NPK
X6 = Obat-obata X7 = Tenaga Kerja.
Faktor tersebut merupakan peubah bebas yang akan digunakan untuk menduga produksi benih padi varietas ciherang yang dilakukan oleh para petani
penangkar benih yang dijadikan sebagai responden. Data mengenai penggunaan
faktor produksi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.
Hasil pendugaan model dengan menggunakan fungsi produksi dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil pendugaan model tersebut terdapat
adanya multikolinearitas dimana terdapat hubungan linier diantara peubah bebas independent. Hal tersebut dapat diidentifikasi dengan melihat nilai VIF yang
memiliki nilai lebih dari 10 10, dimana didapatkan bahwa nilai VIF untuk variabel bebas luas lahan X1 yang memiliki nilai 15,5 dan variable bebas benih
X2 memiliki nilai 755219.9. Masalah multikolinearitas merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Dengan demikian
perlu adanya perbaikan model fungsi produksi untuk menghilangkan permasalahan didalam pengolahan data sehingga dapat memenuhi asumsi OLS
yang digunakan.
6.4.3. Analisis Uji Asumsi Ordinary Least Square OLS
Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh fungsi produksi Cobb-Douglas yaitu mengenai masalah multikolinearitas. Untuk menghilangkan adanya korelasi
yang terjadi pada fungsi produksi tersebut, maka faktor produksi yang memiliki nilai VIF 10 dihilangkan dari model fungsi produksi benih padi varietas
ciherang yang dilakukan oleh para petani penangkar benih. Berdasarkan hasil
75 yang didapatkan setelah mengeluarkan variabel bebas yang menyebabkan
terjadinya multikolinear, maka faktor produksi yang digunakan adalah urea X3, TSP X4, NPK X5, obat-obatan X6, dan tenaga kerja X7. Adapun mengenai
hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
Hasil pendugaan yang diperoleh dari model yang didapatkan setelah dilakukan pengujian menggunakan uji asumsi OLS, maka pendugaan model yang
diperoleh adalah sebagai berikut : ln Y = -3.35 – 0.0010 lnX3 + 0.0035 lnX4 - 0.0153 lnX5 + 0.0555 lnX6 + 0.778
lnX7
6.4.3.1. Koefisien Determinasi R
2
Hasil koefisien determinasi R
2
-adj yang didapatkan adalah sebesar 70,8 persen, yang artinya adalah variasi produksi benih padi varietas ciherang yang
dilakukan oleh para petani penangkar benih dapat diterangkan oleh model tersebut yang terdiri dari urea X3, TSP X4, NPK X5, obat-obatan X6, dan tenaga
kerja X7, sedangkan sisanya sebesar dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model. Hasil pengujian asumsi OLS fungsi produksi
usahatani produksi benih padi varietas ciherang petani penangkar benih dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Hasil Uji Asumsi OLS Fungsi Produksi Usahatani Produksi Benih
Padi Varietas Ciherang Petani Penangkar Benih Setelah Menghilangkan Variabel Bebas Luas Lahan dan Benih
Variabel Koefisien Regresi
P-Value VIF
Constant -3.348
lnX3 -0.00105
0.992 4,5
lnX4 0.00345
0.858 1,0
lnX5 -0.015304
0.105 1,2
lnX6 0.05551
0.212 1,5
lnX7 0.7784
0.000 4,7
R
2
72.3 R
2
-adj 70.8
F-Hitung 49,10
P 0.000
Sumber : Data Diolah Keterangan : = Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed95
= Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed99
76
6.4.3.2. Uji Signifikansi Korelasi Ganda Uji-F
Nilai F-hitung yang didapatkan adalah sebesar 49,10 berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen, yang artinya adalah bahwa variabel bebas X3
urea, X4 TSP, X5 NPK, X6 obat-obatan, dan X7 tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi benih varietas ciherang yang
dilakukan oleh para petani penangkar benih pada selang kepercayaan 95 persen. hal tersebut dikarenakan penggunaan pupuk urea rata-rata penggunaan pupuk urea
sebanyak 338 KgHa yang mana seharusnya sesuai anjuran PT. SHS sebanyak 250 KgHa. Hal yang sama terjadi didalam penggunaan pupuk NPK yang
digunakan jauh dibawah ketentuan standar penggunaan yang ditetapkan oleh PT. SHS sebanyak 150 KgHa, akan tetapi para petani hanya menggunakan sebanyak
80 KgHa dan lebih banyak kearah penggunaan pupuk urea. sedangkan penggunaan pupuk TSP masih dapat ditingkatkan kembali penggunaannya.
Adapun mengenai output pendugaan fungsi produksi dapat dilihat pada Tabel 25.
6.4.3.3. Uji Signifikansi Koefisien Regresi Dugaan Uji-t
Pengujian variabel bebas secara parsial sebagian dilakukan dengan uji-t. adapun mengenai hasil pengujian yang dilakukan adalah bahwa hanya faktor X7
tenaga kerja yang berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen. Penggunaan tenaga kerja yang digunakan oleh petani penangkar bersifat
borongan. Biaya yang dikeluarkan oleh petani penangkar benih lebih banyak pengalokasiannya dari mulai pengolahan lahan sampai dengan pemanenan.
Tenaga kerja yang digunakan tidak memiliki keahlian khusus didalam memproduksi dikarenakan tidak pernah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh
PT. SHS, karna petani yang diberikan pelatihan hanyalah petani yang menjadi mitra PT. SHS, sedangkan tenaga kerja borongan hanya menerima perintah dari
petani pengelola. Hal tersebut dapat berdampak terhadap kemampuan tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi benih.
Petani penangkar lebih cenderung mengikuti pola tradisional yang sering mereka gunakan dibandingkan dengan mengikuti anjuran penggunaan input
produksi yang ditetapkan oleh PT.SHS sesuai standar penggunaan input produksi yang telah ditetapkan oleh PT. SHS. Hal tersebut yang menjadi perhatian penting
77 didalam mempengaruhi produksi, karna seluruh penggunaan input produksi akan
dikelola oleh tenaga kerja, sehingga membutuhkan perhatian khusus mengenai hal tersebut.
6.4.3.4. Uji Normalitas dan Homoskedastisitas
Analisis mengenai hasil normalitas yang didapatkan bahwa residual di dalam model regresi telah menyebar mengikuti distribusi normal, dan nilai P-
Value uji normal residual pada grafik telah melebihi 15 persen, dan plot antara sisaan dengan nilai dugaan yang telah menunjukkan bahwa titik-titik tersebut
telah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola. Adapun mengenai hasil uji normalitas dan homoskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 5 - 10.
Berdasarkan hasil pada model yang diperoleh. Didapatkan bahwa nilai koefisien regresi pada masing-masing faktor produksi memiliki nilai negatif dan
positif. Nilai negatif pada model menggambarkan bahwa pengaruh yang dimiliki faktor produksi tersebut tidak berbanding lurus, sedangkan untuk nilai koefisien
regresi yang bernilai positif menggembarkan bahwa pengaruh yang dimiliki faktor produksi tersebut berbanding lurus. Besarnya pengaruh yang dimiliki oleh faktor
produksi tersebut yang juga merupakan nilai elastisitas masing-masing peubah bebas pada fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut :
a. Urea X3
Koefisien regresi dari faktor urea sebesar -0.0010 yang artinya adalah bahwa penambahan penggunaan pupuk urea sebesar satu persen dapat
menurunkan hasil produksi sebesar 0.0010 persen cateris paribus. Nilai elastisitas faktor produksi urea sebesar 0.0010 menunjukkan bahwa urea yang
digunakan berada pada daerah III, yaitu daerah irrasional karena memiliki nilai E
p
0. Hipotesis yang digunakan adalah penggunaan pupuk urea sesuai anjuran
penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Namun berdasarkan hasil uji-t, urea tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi
benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh petani penangkar benih. Tidak berpengaruhnya penggunaan urea ini diduga berdasarkan hasil tinjauan di
lapangan bahwa penggunaan pupuk urea yang digunakan oleh para peani
78 penangkar benih terlalu berlebihan dengan rata-rata penggunaan pupuk urea
sebanyak 338 KgHa. Alasannya adalah standar operasional prosedur penggunaan pupuk urea sebesar 250 KgHa
b. TSP X4