Kriteria dan Habitat Komunitas Adat Terpencil

43 hubungan kekerabatan dimana kegiatan mereka sehari-hari masih didasarkan pada hubungan darah dan ikatan tali perkawinan Departemen Sosial RI, 2003. Komunitas Adat Terpencil KAT pada umumnya merupakan kelompok masyarakt yang termarginalisasi dan belum terpenuhi hal-haknya baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Marginalisasi terhadap komunitas adat terpencil muncul sebagai akibat dari melemahnya posisi tawar bargaining position mereka dalam menghadapi persolan yang dihadapinya. Komunitas Adat Terpencil KAT sering kali menjadi korban dari konflik kepentingan ekonomi wilayah dimana eksloitasi sumber daya alam oleh pendatang yang memiliki kekuatan ekonomi besar di wilayah pedalaman menjadikan hak-hak ulayat masyarakat atas tanah mereka hilang, lunturnya sistem budaya kearifan lokal dan rusaknya lingkungan tempat mereka hidup. Selain itu, rendahnya aksesibilitas wilayah tempat tinggal komunitas adat terpencil menyebabkan sulitnya mereka menjangkau fasilitas layanan publik yang disediakan pemerintah.

2.4.2 Kriteria dan Habitat Komunitas Adat Terpencil

Komunitas adat terpencil mempunyai kriteria atau ciri-ciri sebagai berikut: a. Berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen. Komunitas adat terpencil umumnya hidup dalam kelompok kecil dengan tingkat komunikasi yang terbatas dengan pihak luar. Disamping itu, kelompok komunitas adat terpencil. b. Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan. Pranata sosial yang ada dan perkembangan dalam komunitas adat terpencil pada umumnya bertumpu pada hubungan kekerabatan dimana kegiatan mereka sehari- hari didasarkan pada hubungan darah dan ikatan tali perkawinan. 44 Pranata sosial yang ada tersebut meliputi antara lain pranata ekonomi, pranata kesehatan, pranata hukum, pranata agama, pranata kepercayaan, pranata politik, pranata pendidikan, pranata ilmu pengetahuan, pranata ruang waktu, pranata hubungan sosial, pranata kekerabatan, pranata sistem organisasi sosial. c. Pada umumnya terpencil secara geografis dan sulit dijangkau. Secara geografis, komunitas adat terpencil umumnya berada di daerah pedalaman, hutan, pegunungan, perbukitan, laut, daerah pantai yang sulit dijangkau. Kesulitan ini diperkuat oleh terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik ke atau dari kampung komunitas adat terpencil. Kondisi ini mempengearuhi dan menghambat upaya pemerintah dan pihak luar dalam memberikan pelayanan pembangunan secara efektif dan terpadu. d. Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsisten. Aktivitas kegiatan ekonomi warga komunitas adat terpencil sehari-hari hanya sebatas memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri kebutuhan sehari-hari. e. Peralatan teknologinya sederhana. Dalam upaya memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari baik dalam kegiatan pertanian, berburu maupun kegiatan lainnya, komunitas adat terpencil masih menggunakan peralatan yang sederhana yang diwariskan secara turun-temurun. f. Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi. Kehidupan komunitas adat terpencil sangat menggantungkan kehidupan kesehariannya baik itu fisik, mental dan spiritual pada lingkungan alam seperti umumnya aktivitas keseharian warga berorientasi pada kondisi alam seperti 45 umumnya aktivitas keseharian warga berorientasi pada kondisi alam atau berbagai kejadian dan gejala alam. g. Terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi dan politik. Sebagaimana konsekuensi logis dari keterpencilan, berbagai akses pelayanan sosial ekonomi dan politik yang tersedia di lokasi atau sekitar lokasi tidak ada atau sangat terbatas sehingga menyebabkan sulitnya waga komunitas adat terpencil untuk memperolehnya dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya Kementerian Sosial RI, 2014. Komunitas Adat Terpencil KAT mendiami lokasi yang terpencil secara geografis serta sulit dijangkau. Ditinjau dari segi habitatnya, komunitas adat terpencil yang bermukim dapat dikelompokkan menjadi: a. Komunitas adat yang tertinggal di dataran tinggi danatau daerah pegunungan. b. Komunitas adat yang tertinggal di daerah dataran rendah danatau daerah rawa. c. Komunitas adat yang tertinggal di daerah pedalaman danatau daerah perbatasan. d. Komunitas adat tertinggal di atas perahu danatau daerah pinggir pantai Kementerian Sosial RI, 2014. Keberadaan komunitas adat terpencil pada masa yang akan datang tidak terbatas dilihat pada lingkungan habitatnya seperti di dataran tinggi, dataran rendahrawa-rawa, pedalamanpegunungan dan berada di pesisir pantai atau pulau- pulau terluar. Akan tetapi perlu dilihat pula pada dimensi lain seperti letak atau posisi geografisnya yaitu komunitas adat terpencil yang berada di wilayah pemekaran daerah baik provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa yang di wilayah industri, wilayah konflik dan kerusuhan serta wilayah perbatasan antarnegara. Pertimbangan lainnya adalah masih ditemukannya warga komunitas adat terpencil 46 yang masih hidup berpindah-pindah, terpencar, terpencil dan terisolisir sehingga sulit dijangkau. Kementerian Sosial RI juga memberikan tiga kategori KAT berdasarkan mobiltas yaitu: a. Kategori I Kelana Warga KAT ini biasanya hidup dengan cara berburu dan meramu dari berbagai potensi sumberdaya alam setempat. Pemberdayaan KAT pada kategori I ini dilaksanakan selama 3 tiga tahun berturut-turut. b. Kategori II Menetap Sementara Warga KAT ini biasanya hidup dengan cara peladang berpindah tergantung pada potensi sumberdaya alam setempat yang menjadi orbitasinya. Pemberdayaan KAT pada kategori II ini dilaksanakan selama 2 dua tahun berturut-turut. c. Kategori III Menetap Warga KAT ini biasanya hidup dengan cara bertani danatau berkebun. Pemberdayaan KAT pada kategori III ini dilaksanakan selama 1 satu tahun Kementerian Sosial RI, 2014.

2.4.3 Permasalahan Komunitas Adat Terpencil KAT