Infoman 2 Informan 3 Hasil Temuan .1

95

5.2.2 Infoman 2

Informan 2 dalam penelitian ini adalah Bapak Rekson Panjaitan selaku Kepala Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir yang baru. Ketika Dinas Provinsi dan Kabupaten melaksanakan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil pada tahun 2013, Bapak Robinson Siagian yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program pemberdayaan KAT selaku Kepala Desa Meranti Barat sehingga kepala desa yang baru hanya mengetahui beberapa hal saja. Bapak Rekson Panjaitan mengatakan bahwa pembangunan desa yang tidak disertai dengan pembangunan listrik dan jalan sama dengan nihil karena kemajuan pemberdayaan KAT juga pasti akan terhambat. Desa Meranti Barat ini memang purna bina pada tahun 2015 ini tetapi masih ada kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh warga saat ini yaitu pembangunan jalan, listrik dan air. Akses jalan dan listrik sangat mempengaruhi kehidupan warga sehari-hari. Bapak Rekson Panjaitan juga menuturkan dengan tidak adanya akses jalan dan listrik membuat warga Meranti Barat semakin terpencil. Dalam kehidupan sehari-hari warga hanya biasa menjual hasil pertanian mereka ke pasar onan yang dekat dengan desa mereka karena kurangnya akses transportasi dan tidak adanya akses jalan. Begitu juga dengan tidak adanya listrik membuat masyarakat semakin terpencil dan tertinggal informasi yang sedang hangat dibicarakan oleh publik. Oleh karena itu, Bapak Rekson Panjaitan selaku Kepala Desa Meranti Barat dan Bapak Robinson Siagian selaku Pendamping KAT mengharapkan adanya realisasi permohonan yang telah mereka ajukan dari Pemda terkait dengan pembangunan jalan dan listrik di desa Meranti Barat. 96

5.2.3 Informan 3

Informan 3 dalam penelitian ini adalah Bapak Marnaek Parhusip selaku Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir. Beliau menuturkan bahwa ada 7 lokasi yang ada di Kabupaten Tobasa yang tergolong Komunitas Adat Terpencil KAT. Dari 7 lokasi tersebut, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten melaksanakan program pemberdayaan KAT masih di 3 lokasi yaitu Desa Dolok Nauli Dusun Pintu Pohan Dolok Kecamatan Porsea Purna Bina Tahun 2003, Huta Tonga-tonga Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Purna Bina Tahun 2015 dan Lokasi Huta Godang dan Kumban Sihobuk, Desa Liat Todung Kecamatan Nassau Kabupaten Toba Samosir Rencana Lokasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Provinsi Sumatera Utara di Tahun 2015 pada Pemberdayaan Tahun II. Sedangkan 4 lokasi lainnya yang belum dilaksanakan Program Pemberdayaan KAT yaitu 1. Desa Siantarasa Kecamatan Nassau Kabupaten Toba Samosir 2. Desa Purbatual Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir 3. Desa Pagarbatu Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba Samosir Selanjutnya, Bapak Marnaek menuturkan bahwa selama melaksanakan program pemberdayaan KAT, pihak dari Dinas Sosial Kabupaten Tobasa melakukan kerjasama yang baik antara Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dengan saling koordinasi satu dengan lainnya terkait dengan adanya program Pemberdayaan KAT dan pemberian bantuan seperti bantuan jadup, bantuan alat-alat pertanian, bantuan alat-alat dapurrumah-tangga, bantuan pembangunan rumah, dan bantuan MCK. Sama halnya dengan Kepala Desa Meranti Barat, pihak dari Dinsos Kabupaten Tobasa melakukan koordinasi terkait dengan memberikan bantuan ke lapangan dan melihat perkembangan pembangunan rumah dan MCK. 97 Bapak Marnaek Parhusip juga mengatakan bahwa kendala dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Kabupaten Toba Samosir yaitu pemahaman masyarakat kurang tentang program Pemberdayaan KAT, anggaran terbatas melihat jauhnya lokasi Komunitas Adat Terpencil dari kota dan kurangnya dukungan dinas terkait dari kabupaten sehingga proses pelaksanaan pemberdayaan sedikit terhambat. Disamping itu, Pemda juga kurang memberikan perhatian kepada lokasi pemberdayaan KAT yang sudah purna bina disebabkan karena kurangnya dana dari kabupaten. Terkait dengan Permensos RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dimana tanggung jawab dunia usaha dilaksanakan dengan memperioritaskan program yang salah satunya meliputi pemberdayaan komunitas adat terpencil, Bapak Marnaek mengaku beum mengetahui adanya Peraturan tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai Permensos tersebut. Di samping itu, perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kabupaten Tobasa yang menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan CSR belum ada memberikan dana CSR mereka kepada komunitas adat terpencil tetapi perusahaan-perusahaan besar tersebut sudah memberikan dana untuk kabupaten. Hal ini disebabkan juga karena tidak adanya kerjasama antara perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kabupaten Tobasa dengan pihak dari Dinas Sosial Kabupaten Tobasa dikarenakan belum ada MoU yang membuat kerjasama tersebut. 98

5.2.4 Informan 4