96
5.2.3 Informan 3
Informan 3 dalam penelitian ini adalah Bapak Marnaek Parhusip selaku Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir. Beliau menuturkan bahwa ada 7
lokasi yang ada di Kabupaten Tobasa yang tergolong Komunitas Adat Terpencil KAT. Dari 7 lokasi tersebut, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten melaksanakan
program pemberdayaan KAT masih di 3 lokasi yaitu Desa Dolok Nauli Dusun Pintu Pohan Dolok Kecamatan Porsea Purna Bina Tahun 2003, Huta Tonga-tonga Desa
Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Purna Bina Tahun 2015 dan Lokasi Huta Godang dan Kumban Sihobuk, Desa Liat Todung Kecamatan
Nassau Kabupaten Toba Samosir Rencana Lokasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Provinsi Sumatera Utara di Tahun 2015 pada Pemberdayaan Tahun II.
Sedangkan 4 lokasi lainnya yang belum dilaksanakan Program Pemberdayaan KAT yaitu
1. Desa Siantarasa Kecamatan Nassau Kabupaten Toba Samosir
2. Desa Purbatual Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir
3. Desa Pagarbatu Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba Samosir
Selanjutnya, Bapak Marnaek menuturkan bahwa selama melaksanakan program pemberdayaan KAT, pihak dari Dinas Sosial Kabupaten Tobasa
melakukan kerjasama yang baik antara Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dengan saling koordinasi satu dengan lainnya terkait dengan adanya
program Pemberdayaan KAT dan pemberian bantuan seperti bantuan jadup, bantuan alat-alat pertanian, bantuan alat-alat dapurrumah-tangga, bantuan pembangunan
rumah, dan bantuan MCK. Sama halnya dengan Kepala Desa Meranti Barat, pihak dari Dinsos Kabupaten Tobasa melakukan koordinasi terkait dengan memberikan
bantuan ke lapangan dan melihat perkembangan pembangunan rumah dan MCK.
97
Bapak Marnaek Parhusip juga mengatakan bahwa kendala dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Kabupaten
Toba Samosir yaitu pemahaman masyarakat kurang tentang program Pemberdayaan KAT, anggaran terbatas melihat jauhnya lokasi Komunitas Adat Terpencil dari kota
dan kurangnya dukungan dinas terkait dari kabupaten sehingga proses pelaksanaan pemberdayaan sedikit terhambat. Disamping itu, Pemda juga kurang memberikan
perhatian kepada lokasi pemberdayaan KAT yang sudah purna bina disebabkan karena kurangnya dana dari kabupaten.
Terkait dengan Permensos RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dimana
tanggung jawab dunia usaha dilaksanakan dengan memperioritaskan program yang salah satunya meliputi pemberdayaan komunitas adat terpencil, Bapak Marnaek
mengaku beum mengetahui adanya Peraturan tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai Permensos tersebut. Di samping itu, perusahaan-perusahaan
besar yang ada di Kabupaten Tobasa yang menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan CSR belum ada memberikan dana CSR mereka kepada komunitas adat
terpencil tetapi perusahaan-perusahaan besar tersebut sudah memberikan dana untuk kabupaten. Hal ini disebabkan juga karena tidak adanya kerjasama antara
perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kabupaten Tobasa dengan pihak dari Dinas Sosial Kabupaten Tobasa dikarenakan belum ada MoU yang membuat
kerjasama tersebut.
98
5.2.4 Informan 4