34
pada konsensus dan kemitraan global sambil menekankan tanggung jawab negara berkembang untuk melaksanakan pekerjaan rumah mereka. Sedangkan negara maju
berkewajiban mendukung upaya tersebut. Manfaat dari MDGs tidak semata-mata untuk mengukur target dan
menentukan indikator dari berbagai bidang pembangunan yang menjadi tujuan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana tujuan pembangunan millenium
diindikatorkan pelaksanaannya Siagian dan Suriadi, 2012.
2.2.6.4 Tiga Garis Dasar Triple Bottom Line
Upaya membatasi meluasnya sikap egosentris dari para pelaku usaha secara tajam datang dari John Elkington. Melalui bukunya berjudul Cannibaks with Forks,
the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business, Elkington 1997 mengenalkan konsep tiga garis dasar Triple Bottom Line. Dalam bukunya tersebut
Elkington mencoba menyadarkan para pelaku usaha, bahwa jika para pelaku ingin aktivitas ekonomi perusahaannya berkesinambungan dan berjalan baik, maka para
pelaku usaha tidak boleh hanya beorientasi pada satu fokus berupa keuntungan, melainkan harus menjadikan tiga focus sebagai orientasi aktivitas ekonomi, yang
boleh Elkington dinamakan dengan konsep ā3Pā. Cakupan yang harus menjadi pusat perhatian para pelaku usaha adalah selain
mengejar keuntungan perusahaan Profit, pihak pelaku usaha juga harus memperhatikan dan terlibat secara sungguh-sungguh dalam upaya pemenuhan
kesejahteraan masyarakat People, serta turut berperan aktif dalam menjamin pemeliharaan dan pelestarian lingkungan Planet.
Suatu perusahaan tidak boleh lagi diperhadapkan dengan unsur tanggung jawab yang berpihak pada suatu garis dasar saja, yaitu berupa aspek ekonomi yang
35
senantiasa hanya diukur berdasarkan keadaan keuangan sebagi gambaran dari tingkat danbesarnya keuntungan perusahaan. Bagaimanapun perusahaan senantiasa
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpihak pada tiga garis dasar yang mana dua garis petanggungjawaban lainnya adalah memperhatikan aspek sosial, khususnya
kesejahteraan masyarakt lokal dan pemeliharaan serta pelestarian lingkungan sebagi umpan balik dari eksploitasi sumber daya alam Elkington, dalam Siagian dan
Suriadi, 2012. Meningkatkan keuntungan dan pertumbuhan ekonomi memang sangatlah
penting. Namun demikian, satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan pemeliharaan lingkungan. Dalam kaitan inilah sangat sesuai dan
diperlukan implementasi konsep tiga dasar atau ā3Pā yang dikembangkan Elkington. Dengan demikian, para pelaku usaha harus menyadari bahwa jantung hati aktivitas
ekonomi mereka bukan hanya keuntungan, melainkan juga masyarakat dengan segala keperluannya dan lingkungan dengan segala keperluannya juga.
2.3 Pemberdayaan Masyarakat 2.3.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyakarat merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi dalam upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan
yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk
memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai
Siagian, 2012:165.
36
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu pada upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi,
pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir
diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian diharapkan dapat member peranan kepada individu sebagai objek tetapi justru
sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan
kehidupan secara umum Setiana, 2005:6.
Pemberdayaan masyarakat secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu proses pengupayaan masyarakt yang di dalamnya terkandung gagasan dan maksud
kesadaran tentang meartabat dan harga diri, hak-hak masyarakat mengambil sikap, membuat keputusan dan selanjutnya secara aktif melibatkan diri dalam menangani
perubahan Bahari dalam Siagian dan Suriadi, 2012:152.
Dalam tulisan yang berjudul Community Development and Postmodernism of Resistance, Mary Lane dalam Pease dan Fook, 2002 mengemukakan bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah suatu seni yang melakukan aktifitasnya melalui pengembangan hubungan, mendorong masyarakat adalah suatu seni yang melakukan
aktivitasnya melalui pengembangan hubungan, masyarakat untuk bertemu, membentuk jaringan kerja dan mengemukakan kepentingan, keinginan, dan harapan
mereka melalui bentuk pengukapan yang kreatif.
Dari defenisi yang dikemukakan Mary Lane, masyarakat diletakkan sebagai subjek dan objek. Dalam proses implementasi pemeberdayaan masyarakat sebagai
suatu strategi dan pendekaan intervensi sosial, maka masyarakat harus dilibatkan secara aktif. Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi peningkatan kualitas
37
hidup masyarakat dengan mengutamakan pengembangan kapasitas internal
masyarakat, sehingga pogram tersebut benar-benar dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Pada prakteknya ruang lingkup program pemberdayaan masyarakat dapat diawali dari ikhtiar sederhana dalam suatu kelompok kecil. Ikhtiar tersebut
selanjutnya dapat dikembangkan menjadi program dan aktivitas yang lebih luas, dan pada kelompok sasar yang lebih luas pula. Efektivitas pemberdayaan masyarakat
dapat dicapai jika dirancang dalam masa panjang, melalui rancangan ang tepat, menyeluruh dan akurat, mengembangkan ikhtiar dan dukungan anggota masyarakat
sebagai kelompok sasar, menguntungkan masyarakat, dan berakhir pada pengalaman
yang berkesan Smith, dalam Siagian dan Suriadi, 2012:153.
Pemikiran Smith tersebut secara keseluruhan sesuai dengan asas-asas dan kaidah-kaidah yang dikembangkan dalam pendekatan dan strategi pemberdayaan
masyarakat dalam perspektif pekerjaan sosial. Semua metode pekerjaan sosial, baik yang utama maupun pendukung senantiasa meletakkan manusia, baik secara pribadi,
kelompok ataupun masyarakat sebagai fokus utama. Mereka tidak menerima begitu saja program dari pihak lain atau pihak luar, tetapi dilibatkan dalam proses supaya
mereka berubah.
Efektivitas program pemberdayaan masyarakat hanya akan tercapai muatan program tersebut berisikan peluang dan masyarakat bersikap tanggap. Selanjutnya
masyarakat sadar atas kemampuan dan keterbatasannya dan mau bertindak bersama untuk mencapai keuntungan bersama, dan semua perubahan yang terjadi diatnggapi
secara positif Smith dalam Siagian dan Suriadi, 2012:154.
2.3.2 Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat