37
hidup masyarakat dengan mengutamakan pengembangan kapasitas internal
masyarakat, sehingga pogram tersebut benar-benar dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Pada prakteknya ruang lingkup program pemberdayaan masyarakat dapat diawali dari ikhtiar sederhana dalam suatu kelompok kecil. Ikhtiar tersebut
selanjutnya dapat dikembangkan menjadi program dan aktivitas yang lebih luas, dan pada kelompok sasar yang lebih luas pula. Efektivitas pemberdayaan masyarakat
dapat dicapai jika dirancang dalam masa panjang, melalui rancangan ang tepat, menyeluruh dan akurat, mengembangkan ikhtiar dan dukungan anggota masyarakat
sebagai kelompok sasar, menguntungkan masyarakat, dan berakhir pada pengalaman
yang berkesan Smith, dalam Siagian dan Suriadi, 2012:153.
Pemikiran Smith tersebut secara keseluruhan sesuai dengan asas-asas dan kaidah-kaidah yang dikembangkan dalam pendekatan dan strategi pemberdayaan
masyarakat dalam perspektif pekerjaan sosial. Semua metode pekerjaan sosial, baik yang utama maupun pendukung senantiasa meletakkan manusia, baik secara pribadi,
kelompok ataupun masyarakat sebagai fokus utama. Mereka tidak menerima begitu saja program dari pihak lain atau pihak luar, tetapi dilibatkan dalam proses supaya
mereka berubah.
Efektivitas program pemberdayaan masyarakat hanya akan tercapai muatan program tersebut berisikan peluang dan masyarakat bersikap tanggap. Selanjutnya
masyarakat sadar atas kemampuan dan keterbatasannya dan mau bertindak bersama untuk mencapai keuntungan bersama, dan semua perubahan yang terjadi diatnggapi
secara positif Smith dalam Siagian dan Suriadi, 2012:154.
2.3.2 Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat
38
Pemberdayaan masyarakat dengan berbagai aktivitas yang mengikutinya tidak menempatkan masyarakat sebagai penerima program dan bantuan, lalu
dicemooh dan disindir karena dikatakan mempunyai mental subsidi dan terlalu tergantung kepada belas kasihan pihak berkuasa. Sebaliknya konsep pemberdayaan
masyarakat justru menempatkan masyakarat secara sentral, dan kepentingan masyarakat senantiasa menjadi variabel utama dalam proses penyusunan unit-unit
aktivitas yang akan dilaksanakan.
Ginanjar Kartasasmita mengemukakan bahwa konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian pengembangan masyarakat dan pembangunan
yang bertumpu pada masyarakat community-based development. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat adalah suatu aktivitas memampukan dan memandirikan
masyarakat, dengan demikian masyarakat akan meningkat derajatnya Kartasasmita,
dalam Siagian dan Suriadi, 2012; 158.
Ada dua hal utama dari defenisi yang dikembangkan Kartasasmita. Pertama, pemberdayaan masyarakat bertumpu pada masyarakat. Hal ini berarti bahwa fokus
dan pusat pembangunan itu adalah manusia, tegasnya masyarakat, dan bukan pemerintah, daam arti alat pencitraan bagi pemerintah. Kedua, indikato keberhasilan
pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan kemampuan masyarakat dalam memenuhi keperluan hidupnya sehingga mampu hidup secara mandiri. Dengan
demikian yang paling utama adalah kapasitas masyarakat dalam mensejahterakan
diri sendiri.
Suatu proses pemberdayaan pada intinya ditujukan guna membantu klien memeperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menetukan tindakan yang akan
ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
39
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan yang ia miliki, antara lain
melalui transfer daya dari lingkungannya Payne, dalam Adi, 2003:54.
Dalam proses implemntasi pemberdayaan masyarakat dalam perspektif pekerjaan sosial, seorang pekerja sosial harus menetapkan berbagai prinsip, seperti
Ismawan dalam Siagian dan Suriadi, 2012:54 :
1. Pemahaman atas masyarakat secara mendalam sebagai kelompok sasar. Untuk
itu, data yang bekaitan dengan masyarakat sebagai kelompok sasar merupakan model awal bagi pekerja sosial dalam menjalankan perannya.
2. Belajar dari kisah efektifitas program pemberdayaan masayarakat sebelumnya.
Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat perlu dukungan keberhasilan yang pernah dicapai. Oleh karena itu, adopsi metode dan asas-asas dari program
pemberdayaan masyarakat yang nyata telah berhasil diterapkan perlu dilakukan. 3.
Belajar dari kegagalan melaksanakan program pemberdayaan masyarakatyang pernah dilakukan. Harus diakui bahwa implementasi program pemberdayaan
masyarakat tidak serta merta mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, pekerja sosial senantiasa harus belajar dari pengalaman pelaksanaan program
pemebrdayaan masyarakar sebelumnya, baik oleh diri sendiri maupun oleh pihak lain.
4. Melibatkan seluruh anggota masyarat dengan semua pengetahuan dan
kemampuan mereka. Masyarakat adalag pihak yang paling tahu akan kebutuhan dan masalah sendiri. Oleh karena itu, pengetahuan dan kemampuan mereka harus
digali dan dimanfaatkan dalam rangka pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.
40
5. Memberi tanggapan yang senantiasa lentur sesuai dengan keadaan dan masalah
yang ada. Pekerja sosial harus mampu menerima bagaimanapn kondisi masyarakat. Bahkan harus belajar dari kondisi yang ada.
2.3.3 Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat