Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Kerangka Pemikiran

63 Tabel 2.2 Lokasi Komunitas Adat Terpencil Purna Bina Provinsi Sumatera Utara di Tahun 2015 No. Provinsi Lokasi PKAT Jumlah KK Tahun Awal Tahun Akhir

1. Sumatera

Utara 2 Lokasi Huta tonga-Tonga, Desa Meranti Barat Kec. Silaen, Kab. Tobasa. 50 2013 2014 Sumber: Direktorat Pemberdayaan KAT, Kementerian Sosial RI, 2014.

2.6 Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

Dinas Kesejahteraan dan Sosial merupakan salah satu instansi pemerinthan yang menyelenggarakan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Provinsi Sumatera Utara. Perlu dikemukakan bahwa bidang tugas Departemen Sosial pada saat terbit PP. No. 5 Tahun 1958 adalah sebagai berikut: a. Research b. Rehabilitasi penyandang Cacat c. Urusan Korban Perang d. Urusan Perumahan e. Urusan Transmigrasi f. Urusan Bimbingan dan Perbaikan Sosial Adapun yang menjadi Visi dan Misi dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah: 64 a. Meningkatkan pelayanan sosial bagi penyandang masalah Kesejahteraan Sosial PMKS. b. Meningkatkan sumber daya manusia yang professional dalam bidang kesejahteraan sosial. c. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan sosial. d. Meningkatkan peran serta dan kepedulian masyarajat terhadap pelenggaraan pelayanan sosial dasar. e. Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pembangunan kesejahteraan sosial. f. Melestarikan fasilitas dan koordinasi pembangunan kesejahteraan sosial. g. Melestarikan nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kejuangan. h. Meningkatkan upaya pengurangan resiko bencana.

2.7 Kerangka Pemikiran

Pemerintah menunjukkan perhatian dan komitmen dalam hal pemerataan pembangunan di Indonesia salah satunya lewat program pemberdayaan komunitas adat terpencil. Program ini ditujukan bagi masyarakat yang berada di daerah terpencil dan tertinggal. Kondisi komunitas adat terpencil yang memprihatinkan memunculkan usaha-usaha peningkatan taraf hidup yang digagas dalam sebuah program pemberdayaan. Gagasan akan program ini muncul dengan tujuan menumbuhkembangkan kemandirian masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan. Dinas Kesejahteraan dan Sosial selanjutnya menjadi perpanjangan tangan pemerintah sebagai satu-satunya instansi pelaksana program pemberdayaan komunitas adat terpencil. Walaupun begitu Dinas Kesejahteraan dan Sosial tidak bekerja sendiri. Mereka juga menggandeng pemerintah daerah setempat dalam 65 proses pelaksanaannya karena pemerintah daerah dinilai lebih paham akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi warganya. Kabupaten Toba Samosir terpilih menjadi salah satu lokasi pemberdayaan komunitas adat terpencil di Sumatera Utara. Sejak tahun 2013 pemerintah provinsi Sumatera Utara sudah melaksanakan proses pemberdayaan dan berakhir pada tahun 2014 silam. Program pemberdayaan komunitas adat terpencil bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial warganya dengan terlebih dahulu memberdayakan segala aspek kehidupan dan penghidupan yang mereka punya. Dengan sumber daya alam dan potensi kearifan lokal yang dimiliki, diharapkan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan komunitas adat terpencil meningkat, hak-hak komunitas adat terpencil terlindungi serta meningkatnya kemitraan dengan masyarakat diluarnya. Dalam Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Permensos menegaskan pentingnya Peran Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Pembangunan Kesejahteraan Sosial sebagaimana disebutkan dalam Pasal 19 mengenai Program Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha yang dilaksanakan dengan memprioritaskan salah satu program yang meliputi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Pada awalnya perusahaan-perusahaan hanya memperhatikan aspek ekonomi perusahaan yaitu pencapaian keuntungan yang sebesar-besarnya. Kecenderungan ini memunculkan berbagai akibat negatif terhadap lingkungan fisik maupun kehidupan sosial, khususnya kehidupan masyarakat setempat. Sebahagian kecil daripada perusahaan menghadapi masalah dengan masyarakat setempat, dalam bentuk penolakan dan perlawanan terhadap tingkah 66 laku dan tindakan perusahaan, tetapi tidak terlalu berarti. Menghadapi masalah tersebut, perusahaan melakukan perubahan, yakni dengan mulai menampilkan sikap kemurahan hati dan melakukan aktifitas yang bersifat kedermawanan sosial. Aktifitas tersebut ternyata tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pada perkembangan selanjutnya aktifitas kedermawanan sosial dipengaruhi berbagai konsep dan isu seperti pengelolaan perusahaan yang baik, pembangunan berkelanjutan, tujuan pembangunan milenium, tiga garis dasar dan pendirian organisasi standar internasional. Berbagai konsep dan isu tersebut menuntut perubahan dalam kebijakan dan program perusahaan terhadap masyarakat setempat, yaitu tidak hanya sekadar kedermawanan sosial, tetapi suatu program khusus yang dirancang dengan baik dan dilaksanakan secara profesional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Aktivitas tersebut kemudian dikenal dengan istilah tanggungjawab sosial perusahaan. PT. Toba Pulp Lestari dan PT. Indonesia Aquafarm Nusantara merupakan sebuah perusahaan yang turut serta dalam melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan diwujudkan dengan berbagai bentuk program pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, diperlukan peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam percepatan pemberdayaan komunitas adat terpencil di Kabupaten Toba Samosir. Oleh karena itu, dalam mendukung percepatan pemberdayaan KAT di Kabupatem Toba Samosir diperlukan optimalisasi peran tanggung jawab sosial perusahaan. 67 BAGAN ALUR PEMIKIRAN Perusahaan-Perusahaan Besar di Kabupaten Tobasa Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Optimalisasi Peran CSR dalam Percepatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Indikator Optimalisasi Peran CSR dalam Percepatan Pemberdayaan KAT. 1. Koordinasi perusahan-perusahan. 2. Pemetaan perusahaan-perusahaan pemberi CSR dan Pengklusterannya berdasarkan dampak yang dihasilkan dan usaha kerja perusahaan. 3. Perencanaan arahan pembiayaan Pemberdayan KAT dengan menggunakan dana CSR. 68 2.8 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.8.1 Defenisi Konsep