Pranata Pendidikan Kehidupan Sosial Budaya dan Lingkungan

88 memelihara ayam dirumah mereka namun jumlah tidak terlalu banyak yang hanya dikonsumsi untuk mereka sendiri.Secara umum mata pencaharian masyarakat Meranti Barat adalah perladangan. Perladangan ini berada di dekat area rumah mereka namun terpisah antara pemukiman warga dengan ladang mereka. Tanaman pertanian mereka tidak menggunakan pupuk dan masih tergantung dengan alam dan musim. Hasil pertanian masyarakat Meranti Barat adalah Kopi, Tiung terong belanda, Ubi Kayu, dan jagung.Hasil pertanianperladangan mereka biasanya akan dijual di pos perbatasan desa.

4.2.3.8 Pranata Pendidikan

Pada umumnya tingkat pendidikan warga desa adalah tamatan dari SD, keinginan warga desa untuk meningkatkan pendidikan masih terbatas dengan lokasi desa yang terpencil. Kalau ada anak yang berkeinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maka ia harus pergi ke luar desa. Tidak banyak fasilitas umum yang tersedia di desa ini hanya ada 1 gedung sekolah dasar dan 1 tempat ibadah berupa gereja. 89 BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan melalui teknik wawancara mendalam dengan informan , peneliti berhasil mengumpulkan data informasi mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan Kepala Desa Meranti Barat, Pendamping Komunitas Adat Terpencil KAT Desa Meranti Barat, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir, Manajer CSR Corporate Social Responsibility PT. Toba Pulp Lestari dan Pimpinan CSR Corporate Social ResponsibilityPT. Aquafarm Nusantara dan Kepala Humas PT. Aquafarm Nusantara. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan observasi terhadap warga komunitas adat terpencil di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir. Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dengan komposisi 5 informan utama dan 2 informan tambahan. Informan utama berperan sebagai penghubung antara peneliti dengan informan tambahan sekaligus sebagai sumber informasi mengenai peran tanggung jawab sosial perusahaan dan perkembangan pemberdayaan komunitas adat terpencil. Informan utama dalam penelitian ini adalah Bapak Robinson Siagian selaku pendamping KAT di Desa Meranti Barat, Bapak Rekson Panjaitan selaku Kepala Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir, Bapak Marnaek Parhusip selaku Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir, Bapak Jasmin 90 Parhusip selaku Manager Corporate Social Responsibility CSR di PT. Toba Pulp Lestari dan Bapak Budianto Situmorang selaku Pimpinan Corporate Social Responsibility CSR PT. Aquafarm Nusantara. Sedangkan informan tambahan dalam penelitian ini adalah Ibu Rosmalina Sinaga selaku staff Corporate Social Responsibility CSR di PT. Toba Pulp Lestari, Bapak Rafles Sirait selaku Kepala Humas PT. Aquafarm Nusantara. 5.2 Hasil Temuan 5.2.1 Infoman 1 Informan 1 dalam penelitian ini adalah Bapak Robinson Siagian selaku Pendamping KAT di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir. Bapak Robinson ini sebelumnya menjabat sebagai Kepala Desa Meranti Barat. Beliau lebih mengetahui bagaimana perkembangan dan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan program pemberdayaan KAT di desa tersebut. Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir merupakan lokasi yang sangat terpencil dan relatif sulit untuk dijangkau. Bapak Robinson Siagianmengatakan bahwa sebelum pemerintah provinsi melaksanakan program pemberdayaan KAT di desa ini, banyak pihak yang terkait dari pemerintah provinsi, kabupaten, dan kecamatan yang melakukan Penjajakan Awal PA dan Studi Kelayakan SK pada tahun 2012 yang merupakan salah satu tahap pelaksanaan pemberdayaan KAT. Selanjutnya, Bapak Robinson juga menyampaikan bahwa pada tahun 2013 pemerintah provinsi dan kabupaten sudah melaksanakan program pemberdayaan komunitas adat terpencil dengan memberikan bantuan jadup jaminan hidup dan melaksanakan pembangunan rumah dan pembangunan MCK. Adapun bantuan jadup 91 yaitu bantuan makanan yang meliputi beras, ikan asin, ikan teri, gula, minyak goreng, bantuan alat-alat pertanian seperti semprot, cangkul, dan parang dan bantuan alat-alat dapur seperti kuali, piring, teko, dan dandang. Bantuan jadup ini diberikan rutin dua kali dalam setahun oleh pihak dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir, Kepala Desa Meranti Barat melakukan kerjasama yang baik dengan pihak dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sebagai pemberi bantuan kepada warga KAT dan Pemerintah Kabupaten yaitu Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir. Jika ada masalah tentang pelaksanaan program pemberdayaan KAT, maka Kepala Desa Meranti Barat akan melaporkan masalah tersebut ke pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten melalui pemerintah kecamatan. Disamping itu, warga KAT Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir merespon dengan baik perhatian dan komitmen pemerintah dalam hal pemerataan pembangunan yaitu lewat program pemberdayaan komunitas adat terpencil. Warga KAT Desa Meranti Barat sangat berterimakasih atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah baik provinsi maupun kabupaten baik dari bantuan jadup maupun bantuan pembangunan rumah. Masyarakat sangat terbantu dengan adanya bantuan jadup tersebut. Jika masyarakat membeli keperluan rumah tangga sekali dalam seminggu di onan pasar dapat memakan biaya yang lumayan banyak dikarenakan harga yang ditawarkan oleh penjual dari Balige maupun Silaen mahal sedangkan hasil pertanian warga KAT Desa Meranti Barat dibeli dengan harga yang murah oleh si penjual. Pasar atau sering disebut onan oleh warga KAT Desa Meranti Barat ini hanya ada setiap hari selasa. Di pasar inilah terjadi interaksi jual beli antara 92 warga dan penjual. Adapaun hasil pertanian yang dijual oleh warga yaitu salah satunya kulit kayu manis. Dengan adanya bantuan pembangunan rumah dalam pelaksanaan program pemberdayaan KAT di Desa Meranti Barat, menimbulkan dampak positif bagi warga. Di Desa Meranti Barat rumah antarwarga memiliki jarak yang jauh dengan rumah warga yang lainnya. Hal ini menyebabkan sulitnya interaksi antarwarga jika ada masalah sehingga pemerintah provinsi dan kabupaten memberikan bangunan rumah warga berdekatan satu dengan yang lainnya untuk memudahkan interaksi dan komunikasi antarwarga. Bapak Robinson Siagian mengatakan bahwa dalam pelaksanaan program pemberdayaan KAT di Desa Meranti Barat tidak ada masalah yang terjadi tetapi setelah ada masalah baru setelah rumah selesai dibangun yaitu seperti tidak adanya penyediaan air bersih, belum adanya pembangunan jalan menuju lokasi desa, dan pembangunan listrik. Hingga sekarang masyarakat belum menempati rumah yang sudah dibangun tersebut dikarenakan belum adanya listrik dan air. Kementerian Sosial RI telah menetapkan Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Tobasa purna bina pada tahun 2015.Adapun kondisi warga KAT yang diutarakan oleh Bapak Robinson setelah purna bina yaitu adanya peningkatan hal berpikir seperti mengetahui mengelola lahan dengan benar, rasa gotong royong antar warga semakin meningkat, pendapatan warga juga semakin meningkat dan kearifan lokal warga meningkat seperti jika warga selesai menanam padi maka akan dibuat acara untuk meminta doa agar pada yang ditanam menghasilkan buah yang banyak dan bagus dan setelah panen juga diadakan acara ucapan syukur di gereja. Dengan adanya penyuluhan dari Dinas Pertanian dan bantuan Dinsos Provinsi dengan alat-alat pertanian menyebabkan pendapatan warga meningkat. Pendapatan 93 tersebut masih sedikit karena pengeluaran belanja keperluan rumah tangga setiap minggunya memakan biaya sekitar Rp. 1.000.000. Bapak Robinson mengatakan bahwa setelah purna bina hingga sekarang Pemda tidak ada memberi perhatian ke Desa Meranti Barat padahal warga sudah mengajukan permohonan pembukaan jalan dan listrik tetapi hingga sekarang belum ada realisasi. Warga sangat membutuhkan listrik dan akses jalan. Dengan tidak adanya listrik, warga menjadi semakin terisolasi dan warga terpaksa memakai lampu teplok dengan bahan bakar solar. Bahan bakar yang digunakan untuk lampu teplok tersebut sangat membahayakan warga dan sudah memakan korban seperti yang dialami oleh seorang ibu warga Desa Meranti Barat. Hal ini sangat memprihatikan. Warga juga mengharapkan adanya akses jalan menuju desa mereka. Selama ini Pemda sudah memberikan bantuan PNPM Mandiri dari tahun 2011-2013 tetapi PNPM Mandiri membangun jalan hanya menuju desa dan akses jalan ke desa tersebut hanya jalan setapak dan melewati bukit yang terjal dan menanjak. Akses jalan yang dibangun PNPM Mandiri sekitar 2,5 km sedangkan jarak tempuh menuju desa sekitar 8 km. Jadi akses jalan sekitar 5,5 km hanya berupa jalan setapak saja dengan kondisi yang sangat memprihatinkan dan membahayakan warga karena di samping kanan dan kiri ada jurang. Jika dengan dibukanya akses jalan maka warga Desa Meranti Barat dapat dengan mudah menjual hasil pertanian mereka ke kecamatan atau kota dan transportasi dapat masuk ke desa tersebut. Oleh karena itu, pendapatan warga sebanding dengan pengeluaran mereka setiap minggunya dan kesejahteraan warga juga dapat meningkat tutur Bapak Robinson. Bapak Robinson juga menjelaskan sejauh ini hanya pemerintah baik provinsi dan kabupaten yang memberikan perhatian ke warga komunitas adat terpencil sedangkan perusahaan yang ada di Kabupaten Tobasa belum ada yang 94 memberikan dana CSR Corporate Social Responsibility kepada warga komunitas adat terpencil. Adapun harapan dari Bapak Robinson selaku Pendamping KAT untuk kemajuan pemberdayaan KAT di Desa Meranti Barat yaitu pembangunan jalan ke lokasi desa dibuka agar hasil pertanian mereka mempunyai harga yang tinggi, pembangunan listrik, pembangunan pipanisasi untuk air minum sejauh 6 km dari sumber mata air. Selain itu juga diharapkan dengan tersedianya fasilitas poskesdes dan bidan desa agar ibu-ibu yang ada di Desa Meranti Barat yang hendak ingin bersalin tidak perlu ke dukun bersalin. Selama ini, ibu-ibu yang ingin bersalin terpaksa pergi bersalin ke kota yaitu RSU Balige yang memakan waktu yang cukup lama di jalan sekitar 3 jam. Disamping itu, bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen saat ini yaitu pembangunan jalan, listrik dan pipanisasi air minum. Dari aspek pendidikan, siswa-siswi menempuh pendidikan di SD Negeri 173588 Meranti Barat membutuhkan guru karena sekolah tersebut sebenarnya kekurangan guru. Guru yang mengajar di sekolah dasar ini hanya ada 3 orang. Guru yang PNS hanya 1 orang yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Sekolah dan 2 orang guru honor. Jumlah keseluruhan murid yang ada di sekolah dasar tersebut hanya 17 orang dengan 3 rungan kelas. Fasilitas yang dimiliki oleh sekolah dan siswa juga sangat terbatas hanya beberapa buku, alat praktek, meja dan kursi yang kurang memadai. 95

5.2.2 Infoman 2