102
5.2.5 Informan 5
Informan 5 dalam penelitian ini adalah Ibu Rosmalina Sinaga selaku staff CSR Toba Pulp Lestari, Tbk. Beliau menuturkan bahwa selama ini perusahaan tidak
ada memberikan dana CSR kepada komunitas adat terpencil yang ada di Kabupaten Toba Samosir dikarenakan perusahaan sudah mempunyai sasaran program
pemberdayaan masyarakat kepada masyarakat terdekat sekitar PT. Toba Pulp Lestari yaitu
1. Desa Ring 1
: Desa yang berpapasan dengan HPHTIMill
2. Desa Ring 2
: Desa yang masuk dalam Kec. Ring 1
3. Kec. Ring 1
: Kec. yang berbatasan dengan HPHTIMill
4. Kec. Ring 2
: Kec. yang dilalui jalur logistik
5. Kec. Ring 3
: Kec. yang masuk dalam Kab. HPHTIMill tanpa batas
langsung dan tanpa dilewati jalur logistik. Lokasi komunitas adat terpencil yang ada di Kabupaten Tobasa juga jauh dari
lokasi perusahaan dan tidak terkena dampak negatif seperti pencemaran yang ditimbulkan perusahaan. Selain itu juga, perusahaan tidak ada menanam Pohon
Eucalyptus di lokasi komunitas adat terpencil yang di Kabupaten Tobasa seperti Desa Meranti Barat dan Kecamatan Silaen juga tidak dilalui oleh truk-truk
pengangkut kayu perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan juga memberikan dana CSR dan bekerjasama dengan masyarakat jika di daerah tersebut perusahaan
menanam Pohon Eucalyptus. Ibu Rosmalina juga menuturkan PT. Toba Pulp Lestari mendirikan yayasan
sebanyak 3 unit. Masyarakat bisa mengajukan permohonan ke perusahaan dengan ketentuan proposal tersebut sesuai dengan salah satu pilar CD Community
Development dan permohonan proposal tersebut bisa diajukan ke salah satu dari tiga
103
yayasan yang telah dibina oleh perusahan tetapi pada saat ini ketiga yayasan tersebut sedang bermasalah. Permohonan proposal yang diajukan masyarakat tersebut juga
akan dipertimbangkan oleh yayasan mengingat bahwa perusahaan lebih memprioritaskan memberikan dana CSR kepada desa atau kecamatan Ring 1, Ring 2
atau Ring 3. Oleh karena itu, masyarakat bisa mengajukan permohonan kepada perusahaan melalui kabupaten.
5.2.6 Informan 6
Informan 6 dalam penelitian ini adalah Bapak Budianto Situmorang selaku Pimpinan CSR PT. Aquafarm Nusantara. Berdasarkan informasi yang didapatkan
oleh peneliti dari informan, PT. Aquafarm Nusantara telah menjalankan program CSR sejak tahun 1997.
Bapak Budianto mengatakan bahwa PT. Aquafarm Nusantara telah memberikan dana CSR dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan yang tercakup
dalam 16 item sasaran penyaluran CSR yaitu bantuan bibit ikan, reboisasi, bantuan guru, bantuan guru honor, tong sampahaquaclean, bantuan ikan segar, bantuan
pakan ternak, bantuan ikan asinan, bantuan kompos padat, bantuan kompos cair, donor darah, pelatihantraining, tim selamtim evakuasi korban tenggelam, perbaikan
sarana umum, pengobatan gratis. PT. Aquafarm Nusantara ini mendukung peningkatan perekonomian masyarakat petani dengan menyalurkan dana CSR
kepada petani.” Bantuan yang diberikan dalam bentuk 30.000 ekor bibit ikan dan 84 unit tong
sampah kepada sejumlah kelompok petani. Bantuan bibit ikan yang telah disalurkan untuk warga Porsea, Laguboti, Parmaksian, Bonatua Lunasi dan Ajibata. Dalam hal
104
ini, perusahaan memberikan bantuan dana CSR kepada masyarakat yang dekat dengan lokasi perusahaan tersebut.
Selanjutnya terkait dengan Permensos RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
dimana tanggung jawab dunia usaha dilaksanakan dengan memperioritaskan program yang salah satunya meliputi pemberdayaan komunitas adat terpencil.
Bapak Budianto mengatakan bahwa beliau selaku Pimpinan CSR di perusahaan ini sudah mengetahui adanya Permensos RI Nomor 13 Tahun 2012. Beliau juga tidak
tahu tentang komunitas adat terpencil dan belum mengetahui tentang keberadaan komunitas adat terpencil yang ada di Kabupaten Toba Samosir.
Dalam hal ini, Permensos RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial sudah
diketahui oleh Bapak Budianto dan mengggap bahwa pemberdayaan komunitas adat terpencil adalah tugas dari pemerintah bukan perusahaan.
Selanjutnya, Bapak Budianto juga mengatakan bahwa dana CSR dari PT. Aquafarm Nusantara ini bukan untuk KAT melainkan untuk menciptakan lapangan
pekerjaan secara umum untuk masyarakat sekitar perusahaan. Selain itu, selama ini juga tidak ada kerjasama antara perusahaan dengan
pihak Dinas Sosial Kabupaten Tobasa terkait dengan pemberdayaan komunitas adat terpencil dan Bapak Budianto menuturkan bahwa perusahaan tidak bisa
mengimplementasikan dana CSR dari PT. Aquafarm Nusantara terhadap komunitas adat terpencil di Kabupaten Tobasa karena lokasi KAT tersebut bukan kawasan
perusahaan. Disamping itu, perusahaan sudah mengimplementasikan dana CSR untuk masyarakat tertinggal sekitar perusahaan seperti perbaikan sarana dan
prasarana jalan dan bantuan dana untuk guru honor.
105
5.2.7 Informan 7