BAB VI ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN
BUNGA-POTONG ANGGREK DENDROBIUM
6.1 Analisis Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium
Pada penelitian ini, analisis terhadap usahatani dilakukan kepada dua skala usaha berdasarkan jumlah tanaman. Adapun skala usaha tersebut adalah skala I
petani yang memiliki jumlah tanaman 3.000-7.000 tanaman dan skala II petani yang memiliki jumlah tanaman 8.000-18.000 tanaman. Pembagian skala ini
dilakukan karena sebaran jumlah tanaman anggrek yang dimiliki petani responden di Kecamatan Gunung Sindur tidak merata serta untuk mengetahui pengaruh rataan
jumlah tanaman terhadap proporsi penerimaan, penggunaan biaya, pendapatan petani dan RC rasio.
Adapun analisis yang dilakukan mengacu kepada konsep pendapatan atas biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai adalah biaya
yang dikeluarkan dalam bentuk tunai, seperti biaya sarana produksi, dan tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan yang termasuk biaya total adalah biaya tunai yang
dikeluarkan ditambah dengan biaya diperhitungkan. Biaya diperhitungkan adalah biaya yang pengeluarannya tidak dalam bentuk tunai. Contohnya adalah biaya
diperhitungkan untuk bibit, media tanam, pot ukuran 18cm, penyusutan serre house,
penyusutan alat dan penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga.
6.1.1 Kegiatan Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium
Bunga-potong anggrek Dendrobium menjadi tanaman hias unggulan yang banyak dikembangkan di Kecamatan Gunung Sindur karena sejak tahun 1985-1989
terdapat satu perusahaan bunga-potong anggrek jenis Dendrobium yaitu PT PAGI Papayarwarna Agro Indonesia yang lokasinya tidak jauh dari Kecamatan Gunung
Sindur, yaitu di Kecamatan Serpong. Saat ini Kecamatan Gunung Sindur menjadi sentra produksi bunga-potong anggrek Dendrobium karena beberapa warga di
Kecamatan Gunung Sindur pernah menjadi petani plasma bagi PT PAGI sehingga setelah perusahaan tersebut gulung tikar di tahun 1989, sebagian warga yang pernah
menjadi petani plasma tetap melanjutkan usahatani bunga-potong anggrek Dendrobium tersebut hingga sekarang. Akhirnya, saat ini banyak warga di
Kecamatan gunung Sindur memilih menjadi petani anggrek karena usahatani bunga- potong anggrek Dendrobium ini telah menjadi usaha turun-temurun dan prospeknya
tetap menjanjikan hingga saat ini. Secara umum bunga-potong anggrek Dendrobium yang banyak diusahakan di
daerah penelitian berwarna putih. Sebagian besar selain ditanam di halaman rumah juga ditanam di lahan sendiri. Umur produktif tanaman anggrek potong adalah dua
tahun hingga empat tahun. Pada tahun pertama baru dapat berproduksi sebanyak 20 persen, yang kemudian meningkat menjadi 100 persen mulai tahun kedua hingga
keempat dan di tahun kelima mulai menurun hingga 40 persen Sutiyoso, 2002. Umur tanaman yang dimiliki petani responden disajikan dalam Tabel 16.
Tabel 16. Sebaran Umur Tanaman Bunga-Potong Anggrek Dendrobium Milik Petani Responden di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2010
Umur Tanaman Anggrek
Tahun Jumlah Petani
Responden Orang
Persentase
2 1
5,00 3
8 40,00
4 6
30,00 5
5 25,00
Jumlah 20
100,00
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa sebaran umur tanaman bunga- potong anggrek Dendrobium milik petani responden yang paling banyak dimiliki
adalah umur tiga tahun, yaitu sebanyak delapan orang petani atau 40 persen. Kemudian dilanjutkan dengan umur tanaman yang lebih tua yaitu empat tahun terdiri
dari enam orang petani atau 30 persen dan lima tahun terdiri dari lima petani atau 25 persen. Sedangkan umur tanaman yang lebih muda yaitu umur dua tahun hanya satu
orang petani atau lima persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa rata-rata umur tanaman bunga-potong anggrek Dendrobium milik petani responden relatif dalam
umur yang produktif untuk menghasilkan bunga. Setelah umur lima tahun tanaman anggrek potong harus diganti dengan yang baru, begitu juga dengan pot yang diganti
ketika tanaman juga diganti sedangkan media tanam diganti setelah penggunaan selama dua tahun. Penggantian tanaman dengan yang baru dilakukan karena selama
umur lima tahun tanaman sudah tidak produktif lagi dalam menghasilkan bunga. Pengamatan terhadap tanaman anggrek di kebun selama penelitian dilakukan pada
tanaman yang produktif untuk berbunga dalam periode satu tahun. Kegiatan usahatani bunga-potong anggrek Dendrobium dilakukan secara sistematik,
mulai dari pembuatan konstruksi bangunan, penanaman, pemupukan, penyiraman, penyemprotan obat-obatan, pemeliharaan dan panen. Lama pembuatan konstruksi
bangunan tergantung pada luas lahan yang akan ditutupi dengan serre house. Kegiatan berlanjut dengan penanaman, dimana pada tanaman anggrek potong, petani
responden hanya melakukan satu kali pindah tanam yaitu menanam dari tahap seedling
lalu ke tahap remaja. Petani anggrek potong lebih memilih menanam dari tahap seedling, yang berukuran lebih tinggi ± 7 cm karena kompot memiliki resiko
kematian yang lebih tinggi. Tanaman dalam tahap seedling ditanam pada polybag atau pot ukuran sedang selama kurang lebih empat bulan, kemudian
dipindahtanamkan ke polybag atau pot ukuran besar hingga berbunga yang membutuhkan waktu sekitar enam bulan dan dapat dipanen.
Kegiatan pemupukan dan penyemprotan obat-obatan pada tanaman anggrek potong dilakukan secara intensif yaitu pupuk dua kali dalam seminggu serta obat-
obatan yang terdiri dari insektisida dan fungisida satu kali dalam seminggu. Penyemprotan pupuk dan fungisida sudah mulai dilakukan sejak tanaman masih
berupa seedling hingga remaja. Faktor cuaca cukup mempengaruhi dalam penyemprotan pupuk, insektisida dan fungisida. Pada musim kemarau sebaiknya
penyemprotan pupuk lebih ditingkatkan, sebaliknya pada musim hujan dimana penyemprotan insektisida dan fungisida lebih intensif untuk mencegah serangan hama
dan penyakit yang lebih banyak muncul pada musim hujan. Pemeliharaan tanaman pada anggrek potong lebih diutamakan untuk menjaga
kesehatan tanaman itu sendiri. Pemeliharaan yang dilakukan seperti pembuangan
rumput maupun daun-daun kering atau biasa disebut dengan penyiangan serta pengecekan tanaman. Pengecekan tanaman ini dilakukan sebagai pendeteksian dini
agar tanaman yang terkena penyakit atau rusak dapat segera diketahui. Pemanenan bunga-potong anggrek Dendrobium dilakukan pada saat tanaman
memasuki umur produktif yaitu umur dua tahun. Setelah pertama kali dipanen, tanaman secara kontinyu akan terus menghasilkan tangkai bunga sehingga petani
dapat memanen setiap minggunya. Hal inilah yang menjadi kelebihan bunga-potong anggrek jenis Dendrobium yaitu tanamannya mudah berbunga dan dapat
mengeluarkan lebih dari dua tangkai bunga pada waktu bersamaan dan tidak mengenal musim sepanjang tahun. Pemanenan dilakukan dengan cara menggunting
secara miring pangkal tangkai bunga. Tangkai dipotong miring untuk memperluas areal penyerapan, sehingga bunga tidak cepat layu tetap segar ketika dipasarkan.
Bunga-potong anggrek Dendrobium yang siap dipasarkan disamping keindahan bentuk dan warnanya juga harus memenuhi persyaratan lainnya yaitu panjang tangkai
30-40 cm, 75-80 persen bunga dalam satu tangkainya sudah mekar, bertangkai tebal dan tidak lentur, mahkota dan kelopaknya tebal dan tertata dalam permukaan yang
rata, kuntum berbaris rapi pada tangkai dan tidak merunduk, serta tidak ada kuncup yang mati atau rontok sebelum mekar Sarwono, 2002. Pilihan warna yang dapat
bertahan lama dan paling sering diminta konsumen adalah warna putih. Tenaga kerja yang digunakan di lokasi penelitian adalah tenaga kerja luar
keluarga dan tenaga kerja dalam keluarga, namun demikian semua petani responden menggunakan tenaga kerja luar keluarga khususnya tenaga kerja pria karena kegiatan
yang dilakukan di lahan cukup berat jika mengandalkan tenaga kerja dalam keluarga saja. Tenaga kerja dalam keluarga yang terlibat terdiri dari suami dan istri namun
jarang sekali mereka bekerja secara penuh pada pekerjaan usahatani. Upah rata-rata untuk tenaga kerja pria adalah Rp 20.000,00 per hari kerja pria. Seangkan upah untuk
tenaga kerja wanita adalah Rp 10.000,00 per hari kerja wanita. Jumlah jam kerja di lokasi penelitian berkisar kurang lebih delapan jam per hari, yang dimulai dari pukul
07.00 – 12.00 kemudian dilanjutkan lagi pada pukul 13.00 – 16.00 yang dihitung
sebagai satu HOK. Adapun rincian HOK dari masing-masing kegiatan yang dilakukan oleh petani dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja HOK untuk Rata-rata 7.575 Tanaman pada Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium di
Kecamatan Gunung Sindur untuk Satu Tahun
Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja
Luar Keluarga HOK Dalam Keluarga
HOK
Pembuatan konstruksi 54,00
- Penanaman
25,25 20,05
Pemupukan dan penyiraman 242,45
147,15 Penyemprotan obat
39,45 14,70
Pemeliharaan 190,35
178,70 Panen
72,00 108,00
Jumlah 623,50
468,60
Keberhasilan dalam pengembangan komoditas bunga-potong anggrek Dendrobium sebagai salah satu komoditas potensial di Kabupaten Bogor, khususnya
di Kecamatan Gunung Sindur, harus didukung dengan adanya kebijakan pemerintah baik dalam bidang teknologi, prasarana, infrastruktur, permodalan, pemasaran dan
lainnya. Dukungan kebijakan pemerintah mempunyai peran yang sangat penting karena tidak semua infrastruktur pertanian dapat disediakan sendiri oleh pelaku
agribisnis.
6.1.2 Analisis Biaya Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium