Analisis Penerimaan Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium

yang hampir sama. Sebagai contoh biaya tunai yang dikeluarkan petani skala I menyumbang 53,27 persen dari total biayanya, hal ini tidak jauh berbeda dengan biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani skala II yang menyumbang 50,56 persen dari total biayanya. Begitu juga dengan biaya diperhitungkan pada petani skala I yang menyumbang 46,73 persen dari total biayanya tidak jauh beda dengan biaya diperhitungkan petani skala II yang menyumbang 49,44 persen dari total biayanya.

6.1.3 Analisis Penerimaan Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium

Penerimaan usahatani bunga-potong anggrek Dendrobium dihitung dari hasil perkalian antara jumlah hasil produksi bunga-potong dengan harga yang terjadi selama satu tahun. Produksi bunga-potong anggrek Dendrobium didapat dari hasil panen selama setahun. Harga bunga-potong anggrek Dendrobium yang digunakan berasal dari dua komponen yaitu harga tinggi dan harga normal. Harga tinggi terjadi pada saat kondisi pasar ramai atau permintaan tinggi sehingga secara otomatis rata- rata harga di tingkat perani juga mengalami peningkatan yaitu menjadi Rp 125.000,00 per ikat. Rata-rata harga normal di tingkat petani sebesar Rp 80.000,00 per ikat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani, permintaan tinggi terjadi pada saat bulan-bulan perayaan seperti lebaran, natal, imlek, dan bulan-bulan hajatan. Jumlah produksi bunga-potong anggrek Dendrobium dihitung dalam satu tahun dimana seluruh petani melakukan pemanenan dua kali dalam seminggu dengan asumsi produksi bunga setiap minggu sama untuk satu tahun. Data secara terinci terdapat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Dalam perhitungannya, produksi bunga- potong anggrek Dendrobium setiap petani volumenya dijumlahkan setiap minggunya lalu rata-rata produksi per minggu digunakan untuk mendapatkan rata-rata produksi setiap bulannya. Untuk penerimaan usahatani yaitu total penerimaan 12 bulan. Penerimaan usahatani petani bunga-potong anggrek Dendrobium ini dihitung melalui dua skala petani, yaitu petani skala I dan petani skala II, secara lengkap disajikan pada Tabel 24 dan Tabel 25. Tabel 24. Rata-rata Penerimaan Petani Skala I Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2009- 2010 Uraian Banyak Bulan Jumlah Fisik ikat Hargaikat Rp Nilai Rp Penerimaan saat harga tinggi 5 190,80 125.000,00 23.850.000,00 Penerimaan saat harga normal 7 267,12 80.000,00 21.369.600,00 Total 12 457,92 45.219.600,00 Penerimaan petani skala I sebesar Rp 45.219.600,00 dengan penerimaan pada saat harga tinggi sebesar Rp 23.850.000,00 atau sebesar 52,74 persen dari total penerimaan sedangkan penerimaan saat harga normal adalah Rp 21.369.600,00 atau sebesar 47,26 dari total penerimaan. Sehingga pada saat harga tinggi petani skala I dapat memperoleh tambahan penerimaan sebesar 11,61 persen dari total penerimaan saat harga normal. Tabel 25. Rata-rata Penerimaan Petani Skala II Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2009-2010 Uraian Banyak Bulan Jumlah Fisik ikat Hargaikat Rp Nilai Rp Penerimaan saat harga tinggi 5 500 125.000,00 62.500.000,00 Penerimaan saat harga normal 7 700 80.000,00 56.000.000,00 Total 12 1.200 118.500.000,00 Penerimaan petani skala II sebesar Rp 118.500.000,00 dengan penerimaan pada saat harga tinggi sebesar Rp 62.500.000,00 sedangkan penerimaan saat harga normal sebesar Rp 56.000.000,00. Maka, pada saat harga tinggi petani skala II memperoleh tambahan penerimaan sebesar 10,4 persen dari total penerimaan saat harga normal.

6.1.4 Analisis pendapatan Usahatani Bunga-Potong Anggrek Dendrobium