Berdasarkan Tabel 30, rasio keuntungan dan biaya pada masing-masing saluran pemasaran bunga-potong anggrek Dendrobium yaitu saluran satu sampai dengan
saluran enam, rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran terbesar diperoleh pedagang pengumpul lokal yaitu sebesar 10,71. Rasio 10,71 berarti untuk setiap Rp
1,00 per tangkai biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran tersebut maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 10,71 per tangkai bunga-potong anggrek
Dendrobium.
6.2.9 Alternatif Saluran Pemasaran
Berdasarkan perhitungan marjin pemasaran, saluran satu memiliki total marjin yang paling kecil yaitu sebesar Rp 500,00 per tangkai, sekaligus memiliki total biaya
pemasaran paling kecil yaitu sebesar Rp 42,71 per tangkai. Rasio keuntungan dan biaya pada analisis pemasaran bunga-potong anggrek
Dendrobium pada semua saluran pemasaran yaitu sebesar 10,71. Rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 10,71 berarti setiap Rp 1,00 biaya pemasaran yang
dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 10,71 per tangkai. Bagian terbesar yang diterima petani bunga-potong anggrek Dendrobium juga
berada pada saluran satu yaitu sebesar 77,27 persen. Namun, selain dilihat dari total marjin, rasio keuntungan terhadap biaya dan farmer’s share, volume penjualan
bunga-potong anggrek Dendrobium yang melewati keenam saluran tersebut juga harus diketahui, yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 30. Berdasarkan volume
penjualan, saluran satu merupakan saluran pemasaran dengan volume penjualan terbesar yaitu 83,9 persen dimana pedagang pengumpul lokal yang memperoleh
bunga-potong anggrek Dendrobium dari petani di Kecamatan Gunung Sindur langsung menjualnya di Pasar Rawabelong yang merupakan pusat promosi bunga dan
tanaman hias di Jakarta sekaligus sebagai pusat konsumen bunga terbesar. Maka, saluran satu merupakan alternatif saluran pemasaran yang lebih efisien dan
menguntungkan petani.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa usahatani dan pemasaran bunga-potong anggrek Dendrobium yang dikembangkan di
Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: 1. Usahatani bunga-potong anggrek Dendrobium yang dikembangkan oleh petani di
Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor ini memberikan keuntungan karena nilai pendapatan atas biaya totalnya memiliki nilai positif baik untuk petani skala I
maupun petani skala II. Selain itu, nilai RC atas biaya total dan RC atas biaya tunai yang diperoleh lebih besar dari satu yang berarti usahatani bunga-potong anggrek
Dendrobium ini layak untuk dikembangkan oleh petani di Kecamatan Gunung Sindur. Besarnya skala usaha mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani bunga-
potong anggrek Dendrobium, semakin besar skala yang diusahakan maka keuntungan yang diperoleh semakin besar pula. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan RC
rasio, petani skala II memiliki nilai RC rasio lebih besar dibandingkan dengan petani skala I. RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total petani skala I masing-masing
sebesar 1,91 dan 1,11. RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total untuk petani skala II masing-masing 3,79 dan 1,91.
2. Struktur pasar yang dihadapi petani bunga-potong anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur adalah oligopsoni sedangkan struktur pasar yang dihadapi
pedagang pengumpul lokal dan pedagang pengumpul luar daerah adalah oligopoli. Pedagang besar menghadapi struktur pasar yang mengarah ke bentuk duopoli dan
floris berada pada struktur pasar bersaing sempurna. Perilaku pasar didentifikasi dengan mengamati kegiatan pemasaran dalam proses pembelian dan penjualan,
sistem penentuan harga, sistem pembayaran dan kerjasama antar lembaga pemasaran bunga-potong anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur.
3. Terdapat enam saluran pemasaran bunga-potong anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur. Dari keenam saluran pemasaran tersebut, saluran yang
memiliki volume penjualan terbesar adalah saluran satu yaitu sebesar 83,9 persen dari