Pedagang Pengumpul Luar Daerah Pedagang Besar Rawabelong Praktik Pembelian dan Penjualan

Struktur pasar yang dihadapi pedagang pengumpul lokal di Kecamatan Gunung Sindur mengarah ke bentuk oligopoli. Hal ini dicirikan dengan dua pedagang besar dan konsumen akhir sebagai pembeli lebih banyak, sedangkan pedagang pengumpul lokal sebagai penjual lebih sedikit yaitu tujuh orang. Pedagang pengumpul lokal yang ada merupakan pedagang pengumpul yang sudah memiliki langganan petani dari dulu sehingga sulit bagi pedagang pengumpul lainnya untuk memasuki pasar apabila belum memiliki langganan petani karena petani tidak akan mau bunganya dipetik oleh pedagang yang bukan langganannya. Itulah sistem tidak tertulis yang berlangsung hingga sekarang. Sistem pembayaran antara pedagang pengumpul lokal dengan petani dan pedagang pengumpul lokal dengan pedagang besar dilakukan secara tunai dimana penentuan harga berdasarkan kesepakatan bersama tergantung kondisi permintaan di Pasar Rawabelong. Komoditi yang diperjualbelikan di tingkat pedagang pengumpul lokal bersifat homogen yaitu bunga- potong anggrek Dendrobium.

c. Pedagang Pengumpul Luar Daerah

Pedagang pengumpul luar daerah yaitu pedagang dari luar daerah produksi bunga-potong anggrek Dendrobium dan merupakan lembaga pemasaran yang timbul karena adanya petani pedagang di Kecamatan Gunung Sindur. Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang pengumpul luar daerah ini mengarah ke oligopoli. Hal ini dicirikan dengan pedagang pengumpul luar daerah sebagai penjual lebih sedikit yaitu satu orang sedangkan konsumen akhir sebagai pembeli lebih banyak. Komoditi yang diperjualbelikan di tingkat pedagang pengumpul luar daerah juga bersifat homogen yaitu bunga-potong anggrek Dendrobium.

d. Pedagang Besar Rawabelong

Struktur pasar yang dihadapi pedagang besar bunga-potong anggrek Dendrobium di Pasar Rawabelong bersifat duopoli. Hal ini dicirikan dengan dua pedagang besar sebagai penjual dan konsumen serta floris sebagai pembeli lebih banyak. Pedagang besar di Pasar Rawabelong membutuhkan modal yang cukup besar yaitu minimal sebesar Rp 2 juta karena mereka berjualan di lapak dalam pasar yang dipungut biaya sewa per bulannya, berbeda dengan pedagang pengumpul lokal yang berjualan di pasar juga namun hanya di atas sepeda motor di tempat parkir sehingga hanya dikenakan biaya parkir dan retribusi saja. Selain itu pedagang besar juga harus memiliki komunikasi dan kepercayaan yang baik dengan lembaga pemasaran yang lain. Sistem pembayaran antara pedagang besar dengan pedagang pengumpul lokal dilakukan secara tunai. Komoditi yang diperjualbelikan bersifat heterogen yaitu bunga-potong anggrek Dendobium, anggrek Vanda Douglas dan bunga-potong anggrek James Storii.

e. Floris

Floris merupakan tempat penjualan bunga baik bunga yang dirangkai atau bunga yang belum dirangkai. Strukrur pasar yang dihadapi floris mengarah pada bentuk pasar bersaing sempurna. Hal ini dicirikan dengan banyak floris sebagai penjual dan banyak konsumen akhir sebagai pembeli. Floris juga membutuhkan modal yang relatif besar yaitu minimal Rp 1 juta. Komoditi yang diperjualbelikan homogen misalnya rangkaian bunga. Sistem pembayaran yang dilakukan floris terhadap pedagang besar dan petani pedagang adalah tunai. Floris membeli bunga- potong anggrek Dendrobium untuk digunakan sebagai bunga tambahan dalam rangkaian dimana jumlah bunga yang dibeli disesuaikan dengan kebutuhan rangkaian.

6.2.4 Perilaku Pasar Market Conduct

Perilaku pasar dapat diidentifikasi dengan mengamati kegiatan pemasaran dalam proses pembelian dan penjualan, sistem penentuan harga, sistem pembayaran dan kerjasama antar lembaga pemasaran.

a. Praktik Pembelian dan Penjualan

Dalam pemasaran bunga-potong anggrek Dendrobium, setiap lembaga pemasaran melakukan pembelian dan penjualan, kecuali petani yang hanya melakukan kegiatan penjualan saja. Pembelian bunga-potong anggrek Dendrobium dari petani dilakukan dengan sistem langganan antara pedagang pengumpul sehingga masing-masing pedagang pengumpul lokal sudah memiliki akses ke petani dengan jumlah ikatan yang telah disetujui dengan petani. Hal ini dilakukan agar masing- masing pengumpul mendapatkan bagian karena dalam satu kebun petani hasilnya bisa diambil oleh satu hingga tiga pengumpul, tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Cara pembayaran untuk setiap lembaga pemasaran dilakukan secara tunai, tidak ada sistem penundaan pembayaran karena bila hal itu terjadi dikhawatirkan dapat mempersulit pembelian pasokan bunga dari lembaga pemasaran sebelumnya.

b. Sistem Penentuan Harga