AC dan MC menurun, dan pada waktu jumlah produksi sudah sangat banyak kurva AVC, AC dan MC arahnya menaik.
Biaya per Unit MC
ATC AVC
AFC Output
Gambar 3. Kurva Biaya Rata-rata, Biaya Variabel Rata-rata dan Biaya Marjinal
Sumber : Lipsey, Courant, Purvis, Steiner, 1995
Dalam usahatani terdapat biaya usahatani yang berupa biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai usahatani farm payment didefinisikan sebagai jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian barang dan jasa usahatani. Biaya tunai usahatani merupakan biaya untuk benih, pupuk, fungisida, insektisida, media tanam, tali, tenaga
kerja luar keluarga, pajak lahan dan sewa traktor. Biaya tidak tunai usahatani adalah biaya yang diperhitungkan yaitu sumberdaya milik petani atau keluarga misalnya
biaya untuk penyusutan alat, tenaga kerja dalam keluaga dan sewa lahan.
3.1.3 Pendapatan Usahatani
Usahatani menurut Hernanto 1995 didefinisikan sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
Ketatalaksanaan organisasi itu sendiri diusahakan oleh seorang atau sekumpulan
qc O
orang-orang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa usahatani terdiri atas manusia petani bersama keluarganya, tanah bersama fasilitas yang ada di atasnya seperti
bangunan-bangunan, saluran air dan tanaman ataupun hewan ternak. Menurut Soeharjo dan Patong 1973, tujuan dari setiap petani dalam
menjalankan usahataninya berbeda-beda. Apabila motif usahataninya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, baik dengan melalui atau tanpa melalui peredaran
uang, maka usahatani demikian disebut usahatani pencakup kebutuhan keluarga subsistence farm. Bila motif usahatani didorong oleh keinginan untuk mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya, maka usahatani yang demikian disebut usahatani komersial commercial farm. Usahatani yang baik adalah usahatani yang bersifat
produktif dan efisien yaitu mempunyai produktivitas tinggi dan bersifat kontinyu. Pendapatan usahatani ada dua jenis, yaitu pendapatan total usahatani dan
pendapatan tunai usahatani. Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Pendapatan tunai usahatani dihitung dari selisih
antara penerimaan total dengan biaya tunai. Penerimaan usahatani farm receipt didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan semua pokok usahatani
Soekartawi, 2002. Penerimaan usahatani meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, nilai penggunaan rumah dan yang dikonsumsi Hernanto, 1995.
Penerimaan usahatani ada dua yaitu penerimaan total usahatani dan penerimaan tunai usahatani. Penerimaan total usahatani total farm revenue adalah nilai uang yang
diterima dari penjualan produk usahatani ditambah nilai penggunaan untuk konsumsi keluarga. Penerimaan tunai usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima
dari penjualan produk usahatani. Pendapatan dapat juga disebut keuntungan. Pada Gambar 4 digambarkan
empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan atau keadaan keseimbangan perusahaan, yaitu mendapat untung lebih normal, mendapat untung
normal, mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya variabel, dan dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.
P
Gambar 4. Kemungkinan Keuntungan Perusahaan
Sumber : Lipsey, Courant, Purvis, Steiner, 1995 Pada Gambar 4 dapat dilihat keadaan kegiatan perusahaan yang memperoleh untung
lebih normal yaitu apabila harga lebih tinggi dari biaya rata-rata minimum. Jika harga adalah P
maka perusahaan akan mendapat keuntungan lebih normal. Keuntungan ini dicapai pada waktu jumlah produksi adalah Q
dan besarnya adalah P E
A B.
Gambar 4 juga menggambarkan keadaan dimana perusahaan mendapat keuntungan normal. Suatu perusahaan dikatakan mendapat keuntungan normal apabila harga
adalah P
1
. Pada harga ini MC dipotong oleh MR
1
pada titik E
1
, dan titik E
1
tersebut adalah titik singgung garis d
1
=AR
1
=MR
1
dengan kurva AC. Karena AC=AR
1
, biaya total rata-rata = hasil penjualan rata-rata maka biaya total adalah sama dengan hasil
penjualan total. Gambar 4 menunjukkan keadaan dimana perusahaan mengalami kerugian
tetapi masih dapat beroperasi, yaitu harga lebih rendah dari biaya total rata-rata, tetapi lebih tinggi dari biaya variabel rata-rata. Hal ini berarti hasil penjualan yang diperoleh
perusahaan melebihi biaya variabel yang dikeluarkan, tetapi kelebihan tersebut belum dapat menutupi biaya tetapnya. Dalam Gambar 4 kesamaan antara MC dan MR
2
dicapai titik E
2
, maka produksi yang harus dicapai perusahaan untuk meminimumkan kerugian adalah Q
2
. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan adalah sebanyak
E A
B P
1
P
2
A
1
E
1
Q
1
MR
2
E
2
Q
2
MR
3
E
3
Q
3
P M
C A
C
AVC
MR
MR
1
Q Q
O d
1
=AR
1
=Mr
1
OQ
2
A
1
P
1
dan hasil penjualannya adalah sebanyak OQ
2
E
2
P
2
. Ini berarti kerugian minimum yang ditanggung perusahaan adalah sebesar P
2
E
2
A
1
P
1
. 3.1.4 Sistem Pemasaran
Pemasaran merupakan rangkaian tahapan fungsi yang dibutuhkan untuk mengubah input atau produk mulai dari titik produsen sampai ke titik konsumen akhir
Dahl dan Hammond, 1977. Serangkaian fungsi tersebut terdiri atas proses produksi, pengumpulan, pengolahan dan penyaluran oleh pedagang pengumpul, grosir,
pedagang pengecer sampai konsumen seperti yang terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Sistem Pemasaran
Sumber : Dahl dan Hammond, 1977 3.1.5 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk barang atau jasa siap untuk
digunakan atau dikonsumsi. Sebuah saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan
waktu, tempat dan pemilikan yang memisahkan barang atau jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau menginginkannya.
Produsen Produksi
Pengumpul Pengolahan
Penyaluran Konsumen
Pedagang pengumpul, Grosir, Pedagang Eceran
Menurut Hanafiah dan Saefudin 2006 dalam Faisal 2010, saluran pemasaran terdiri dari pedagang perantara yang membeli dan menjual barang dengan
tidak memperdulikan apakah mereka memiliki barang dagangan atau hanya bertindak sebagai agen dari pemilik barang. Panjang atau pendeknya saluran pemasaran yang
dilalui oleh suatu komoditi bergantung pada beberapa faktor, yaitu: 1.
Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya semakin panjang saluran yang ditempuh oleh komoditi
tersebut. 2.
Sifat produk. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima konsumen, sehingga menghendaki saluran yang pendek dan cepat.
3. Skala produksi. Jika produksi berlangsung dalam ukuran-ukuran kecil maka
jumlah produk yang dihasilkan berukuran kecil, sehingga akan tidak menguntungkan bila produsen langsung menjual ke pasar. Hal ini berarti
membutuhkan kehadiran pedagang perantara dan saluran yang akan dilalui komoditi akan cenderung panjang.
4. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung
untuk memperpendek saluran pemasaran karena akan dapat melakukan fungsi pemasaran lebih banyak dibandingkan dengan pedagang yang posisi keuangannya
lemah. Dengan kata lain, pedagang yang memiliki modal kuat cenderung memperpendek saluran pemasarannya.
3.1.6 Fungsi dan Lembaga Pemasaran