jumlah tanaman yang diusahakan maka akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar dengan asumsi perawatan tanaman dilakukan dengan intensif.
6.2 Analisis Pemasaran Bunga-Potong Anggrek Dendrobium
Penelaahan pemasaran bunga-potong anggrek Dendrobium pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, pedagang pengumpul lokal, pedagang
pengumpul luar daerah, pedagang besar di Pasar Rawabelong, floris sampai ke konsumen akhir. Adapun yang dianalisis adalah saluran pemasaran, fungsi setiap
lembaga pemasaran, struktur dan perilaku pasar, marjin pemasaran, rasio keuntungan terhadap biaya dan farmer’s share.
6.2.1 Saluran Pemasaran
Hasil produksi bunga-potong anggrek Dendrobium dari Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor sebagian besar oleh 20 petani responden dijual ke pedagang
pengumpul lokal 100 persen dengan volume penjualan pada saat penelitian yaitu 334 ikat 16.700 tangkai. Penjualan ke pedagang pengumpul lokal ini disebabkan
oleh berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh petani dalam merawat tanaman anggreknya, dimana kegiatan tersebut dilakukan sepanjang pagi hingga sore hari,
sedangkan untuk menjaga kesegarannya sebaiknya anggrek potong dipasarkan pada pagi hari. Selain itu juga karena jauhnya lokasi penjualan dari kebun mereka, yaitu di
Pusat Pemasaran bunga Rawabelong dan floris yang ada di Jakarta. Gambar 8 menjelaskan bahwa terdapat enam saluran pemasaran yang digunakan
petani dalam menyampaikan barangnya ke konsumen. Saluran tersebut antara lain: 1. Saluran 1 : Petani → Pedagang Pengumpul Lokal → Konsumen
2. Saluran 2 : Petani → Pedagang Pengumpul Lokal → Pedagang Besar Pasar Bunga Rawabelong → Konsumen
3. Saluran 3 : Petani → Pedagang Pengumpul Lokal → Pedagang Besar Pasar Bunga Rawabelong → Floris → Konsumen
4. Saluran 4 : Petani → Pedagang Pengumpul Lokal → Pedagang Pengumpul Luar Daerah → Konsumen
5. Saluran 5 : Petani → Pedagang Pengumpul Lokal → Pedagang Pengumpul Luar daerah → Floris → Konsumen
6. Saluran 6 : Petani → Pedagang Pengumpul Lokal → Floris → Konsumen
Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui bahwa 100 persen hasil produksi bunga-potong anggrek Dendrobium milik petani Kecamatan Gunung Sindur dijual ke
pedagang pengumpul lokal. Seluruh pedagang pengumpul membawa bunga-potong anggrek Dendrobium tersebut ke Pasar Bunga Rawabelong. Alasan utama dipilihnya
Pasar Rawabelong karena pasar itu merupakan pasar induk bunga yang paling besar. Segala jenis bunga yang berasal dari daerah manapun diperdagangkan, bahkan
pedagang dari pasar bunga lain seperti Cikini, Barito, dan Tebet menggunakan Pasar Rawabelong sebagai tempat mendapat bunga yang mereka butuhkan. Transaksi untuk
pasar-pasar tersebut berlangsung di pasar ini. Pada dasarnya petani memiliki kebebasan untuk menentukan saluran mana yang akan
dipilih. Dari hasil wawancara dengan petani, seluruh penjualan bunga-potong anggrek Dendrobium pada setiap saluran melalui pedagang pengumpul lokal yang rajin
mendatangi petani untuk membeli bunga-potong anggrek Dendrobium. Pada saluran satu, pedagang pengumpul lokal menjual langsung bunga-potong anggrek
Dendrobium kepada konsumen di Pasar Bunga Rawabelong dengan volume penjualan yang terserap sebesar 83,9 persen. Para pedagang pengumpul lokal ini
berjualan di atas sepeda motor dari pagi hingga siang hari. Namun, ada pula pedagang pengumpul lokal yang menjual bunga-potong anggrek Dendrobium terlebih dahulu
ke pedagang besar di Pasar Rawabelong seperti yang terjadi pada saluran dua dan tiga. Hal ini dilakukan dengan alasan menghemat waktu dan lebih praktis karena
tidak perlu lama menunggu konsumen datang. Harga jual antara pedagang pengumpul lokal yang langsung berjualan di pasar dengan pedagang besar hampir sama. Hal ini
dikarenakan informasi harga antar sesama pedagang di pasar mudah diperoleh, kalaupun ada perbedaan harga jual, hal tersebut dikarenakan adanya proses tawar-
menawar antara pedagang dengan konsumen. Pedagang besar di Pasar Bunga Rawabelong selain menjual bunga-potong anggrek Dendrobium langsung kepada
konsumen seperti pada saluran dua, juga menjual kepada floris seperti di Pasar Bunga Cikini dan Barito untuk digunakan sebagai bunga tambahan dalam rangkaian saluran
tiga.
Gambar 8. Saluran Pemasaran Bunga-Potong Anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor
Saluran empat, lima dan enam hanya dipergunakan oleh pedagang pengumpul lokal dengan volume sebesar 1.603 tangkai atau 9,6 persen dari keseluruhan hasil
produksi di Kecamatan Gunung Sindur. Sebagian besar bunganya dijual ke pedagang pengumpul luar daerah dimana dari pengumpul tersebut langsung dijual kembali ke
konsumen langganannya seperti hotel-hotel dan tempat dekorasi lainnya, seperti yang terjadi pada saluran empat.
Saluran lima terjadi setelah penjualan bunga-potong anggrek Dendrobium ke konsumen oleh pedagang pengumpul luar daerah. Pengumpul tersebut biasanya
menjual anggrek Dendrobium di Pasar Bunga Rawabelong, juga diatas sepeda motor.
1,4
8,2 6,7
1,5 83,9
6,5 1,8
4,7 Petani
Pedagang
Pengumpul Luar
Daerah Floris
Konsumen Akhir
100 Pedagang Besar
Pasar Rawa Belong
Pedagang Pengumpul
Lokal 100
Selanjutnya bunga-potong anggrek Dendrobium tersebut dibeli oleh floris untuk digunakan sebagai bunga tambahan untuk merangkai.
Saluran enam merupakan saluran yang selalu digunakan oleh pedagang pengumpul lokal untuk menyalurkan bunga-potong anggrek Dendrobium ke
pedagang pengumpul luar daerah dan ke floris di daerah Jakarta.
6.2.2 Peranan Lembaga Pemasaran