Marjin Pemasaran Farmer’s Share

pasar dimana lembaga-lembaga tersebut melakukan kegiatan penjualan dan pembelian, penentuan harga dan kerjasama antar lembaga pemasaran. Perilaku pasar dapat diketahui dengan mengamati praktik penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran, sistem penentuan harga, kemampuan pasar menerima jumlah produk yang dijual, stabilitas pasar dan pembayaran serta kerjasama di antara berbagai lembaga pemasaran. Struktur pasar dan perilaku pasar akan menentukan keragaan pasar yang dapat diukur melalui peubah harga, biaya, pemasaran dan jumlah komoditas yang diperdagangkan sehingga akan memberikan penilaian baik atau tidaknya sistem pemasaran. Keragaan pasar juga dapat diidentifikasi melalui penggunaan teknologi dalam pemasaran, pertumbuhan pasar, efisiensi penggunaan sumberdaya, penghematan pembiayaan dan peningkatan jumlah barang yang dipasarkan sehingga mencapat keuntungan maksimum Dahl dan Hammond, 1977.

3.1.8 Marjin Pemasaran

Pengertian marjin pemasaran sering dipergunakan sebagai perbedaan antara harga di berbagai tingkat lembaga pemasaran di dalam sistem pemasaran. Pengertian marjin pemasaran ini sering digunakan untuk menjelaskan fenomena yang menjembatani gap antara pasar di tingkat petani farmer dengan pasar di tingkat eceran retailer. Pengertian marjin pemasaran juga mengandung pengertian dari konsep ”derived supply” dan ”derived demand”. Permintaan turunan derived demand diartikan sebagai permintaan turunan dari ”primary demand” yaitu permintaan dari konsumen akhir, sedangkan derived demand-nya adalah permintaan dari pedagang eceran. Derived supply adalah penawaran di tingkat pedagang eceran yang merupakan turunan dari penawaran di tingkat petani primary supply Dahl dan Hammond, 1977. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6. Harga P Sr Nilai marjin= Pr-Pf Qrf Sf Pr Marjin Nilai Marjin Dr Pf Df Jumlah Q Qr,f Gambar 6. Marjin Pemasaran Sumber: Dahl dan Hammond, 1977 Keterangan: Pf : Harga di tingkat petani Pr : Harga di tingkat pengecer retailer Sf : Penawaran dari petani primary supply Sr : Penawaran dari tingkat retailer derived supply Df : Permintaan output di tingkat retailer atau perantara derived demand Dr : Permintaam output dari konsumen akhir primary demand Qr,f : jumlah output yang ditransaksikan oleh petan dan retailer Dahl dan Hammond 1977 menyatakan bahwa nilai Marketing margin adalah selisih harga antara di konsumen dengan petani dikalikan dengan jumlah produk yang dipasarkan. Secara matematik sederhana Value of the Marketing Margin VMM = Pr-Pf Q. Gambar 6 menunjukkan nilai marjin pemasaran merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga di tingkat lembaga pemasaran dengan jumlah produk yang dipasarkan.

3.1.9 Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan efisiensi pemasaran yang dilihat dari sisi penerimaan petani. Kohls dan Uhl 1985 mendefinisikan farmer’s share sebagai bagian yang diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Farmer’s share diperoleh dari hasil bagi antara Pf dan Pr, dimana Pf adalah harga di tingkat petani dan Pr adalah harga yang dibayar oleh konsumen akhir. Jika harga yang ditawarkan pedaganglembaga pemasaran semakin tinggi dan kemampuan konsumen dalam membayar harga semakin tinggi, maka bagian yang diterima oleh petani semakin sedikit. Semakin besar marjin maka penerimaan petani relatif kecil. Dengan demikian dapat diketahui adanya hubungan negatif antara marjin pemasaran dengan bagian yang diterima petani. 3.1.10 Efisiensi Pemasaran Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam sistem pemasaran, dimana sistem pemasaran memberikan kepuasan kepada setiap pihak-pihak yang terlibat, antara lain produsen, konsumen, dan lembaga-lembaga pemasaran. Menurut Sudiyono 2002 untuk mengukur efisiensi pemasaran dapat dilakukan pendekatan struktur, keragaan, dan tingkah laku pasar. Upaya perbaikan efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan meningkatkan output pemasaran dan mengurangi biaya pemasaran. Menurut Sudiyono 2002 secara sederhana konsep efisiensi ini didekati dengan rasio output-input, suatu proses pemasaran dikatakan efisien apabila: 1. Output tetap konstan dicapai dengan input yang lebih sedikit. 2. Output meningkat sedangkan input yang digunakan tetap konstan. 3. Output dan input sama-sama mengalami kenaikan, tetapi laju kenaikan output lebih cepat dari pada input. 4. Output dan input sama-sama mengalami penurunan, tetapi penurunan output lebih lambat dari pada input. Efisiensi pemasaran dapat dibedakan atas efisiensi teknis operasional dan efisiensi ekonomis harga. Menurut Saefuddin dan Hanafiah 1986 efisiensi teknis berarti pengendalian fisik daripada produk dan mencakup dalam hal-hal: prosedur, teknis, dan besarnya skala operasi, dengan tujuan penghematan fisik seperti mengurangi kerusakan waste, mencegah merosotnya mutu produk dan penghematan tenaga kerja. Sedangkan dalam pengukuran efisiensi ekonomis maka marjin pemasaran sering dipakai sebagai alat ukur. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ini akan mengkaji analisis usahatani dan aspek pemasaran bunga- potong anggrek Dendrobium di daerah sentra produksi anggrek di Bogor. Penelitian ini akan melibatkan berbagai lembaga pemasaran seperti petani, lembaga perantara pedagang dan konsumen akhir. Analisis usahatani dianalisa dengan menghitung penerimaan dan pengeluaran untuk mengetahui pendapatan petani bunga-potong anggrek Dendrobiun dan efisiensi pendapatannya diukur dengan RC rasio. Bila nilai RC lebih besar dari satu maka usahatani ini efisien untuk dilaksanakan, tetapi apabila nilai RC kurang dari satu berarti usahatani ini tidak efisien untuk dilaksanakan. Selanjutnya aktifitas pemasaran yang melibatkan petani dan pedagang sampai ke konsumen akhir akan dianalisa melalui analisis saluran pemasaran, fungsi dan lembaga pemasaran, struktur dan perilaku pasar dan marjin pemasaran. Marjin pemasaran yang diperoleh akan menentukan saluran pemasaran yang lebih efisien guna meningkatkan pendapatan petani melalui farmer’s share yang selanjutnya akan memberikan alternatif saluran pemasaran yang terbaik. Kerangka operasional ini dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional Masalah: 1. Apakah usahatani bunga potong anggrek Dendrobium efisien untuk diusahakan petani di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor? 2. Bagaimana sistem,saluran, struktur dan perilaku pasar serta marjin tataniaga bunga potong anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor sudah efisien? Apakah terdapat alternatif saluran tataniaga yang lebih efisien? Usahatani Anggrek - Usahatani anggrek menguntungkan -Saluran pemasaran yang lebih efisien output Jumlah Jumlah Harga Pasar output Harga input Biaya Produksi Penerimaan Usahatani Analisis Pemasaran: -Saluran pemasaran -Struktur dan perilaku pasar Efisiensi Pemasaran: -Marjin pemasaran -Rasio keuntungan terhadap biaya -Farmer’s share - Pendapatan Usahatani - RC Rasio Usahatani bunga potong anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor

BAB IV METODE PENELITIAN