Informan Penelitian Teknik Pengumpulan Data

tersisa di P. Jawa. Tetapi karena proses pembiaran dan salah urus menyebabkan hampir sepertiganya diduduki oleh petani lapar tanah sebagai akibat ketimpangan struktur agraria di kawasan tersebut. Karakteristik ketiga desa atau lokasi peneilitian tersebut diharapkan dapat menggambarkan dan mengungkap arah orientasi politik tata kelola sumberdaya yang berlangsung di Indonesia dan khususnya di kawasan DAS Cidanau.

3.5. Informan Penelitian

Pemilihan informan dilakukan secara purposive snowball sampling yang melibatkan 52 orang. Kriteria dasar pemilihan informan adalah mereka yang menjadi bagian dari peristiwa dan mengetahui masalah yang diteliti. Informan yang terpilih mempunyai berbagai ragam latar belakang sosial petani, pamong desa, pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat, pengurusanggota LSM dan Kelompok Tani, dan Kelompok Tani Hutan. Rincian informan sebagai berikut: 1 Pengurus Kelompok Tani Hutan sebanyak sepuluh orang terdiri dari Desa Citaman: empat orang, Desa Citasuk dan Cibojong masing-masing tiga Orang; 2 Tokoh Masyarakat sebanyak sembilan orang berasal dari Desa Citaman tiga orang, Desa Cibojong tiga orang dan Desa Citasuk tiga orang; 3 Pengurus Rekonvasi Bumi tiga Orang; 4 Pengurus Forum Komunikasi DAS Cidanau sejumlah tiga orang; 5 Penyuluh pertaniankehutanan empat orang terdiri dari penyuluh pertaniankehutanan Kecamatan Padarincang dua orang dan Kecamatan Ciomas dua orang; 6 satu Kepala Desa dan delapan orang aparat Desa terdiri dari empat orang Desa Citaman, dua dari aparat Desa Cobojong dan dua orang aparat Desa Citasuk; 7 Dinas Pertanian: dua orang, Dinas Kehutanan: dua orang, Bappeda dan Bapedal masing-masing dua orang, 8 Staf BKSD Banten dua orang dan empat orang Staf UPT DAS Cidanau.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui pengamatan, pengamatan berperan serta, wawancara mendalam dan Focus Group Discussion FGD, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi dokumentasi. Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi, keterangan dan penjelasan dari tinelitiaktor yang terlibat dalam kelembagaan komunitas dan pelaksana kebijakan yang berdampak pada peluruhan kelembagaan buyut, pipeling, liliuran, kajaroan dan kaguronan, kearifan lokal dan praktik tata kelola sumberdaya yang kondusif untuk agroforestry berkelanjutan. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendalami fenomena dan realitas batin tinelitiinforman, berkenaan dengan persepsi, pengalaman aktor dalam suatu peristiwa yang menjadi sasaran penelitian.Wawancara mendalam dengan tineliti dilakukan secara lepas dengan terlebih dahulu menyiapkan pokok- pokok pertanyaan yang diajukan. Narasumberinforman kunci dalam wawancara mendalam berasal dari berbagai strata, kelompok dan organisasi baik formal dan informal di tingkat desa, instansi teknis pertanian, kehutanan, UPT DAS, FKDC dan LSM. Informasi, keterangan dan penjelasan yang digali melalui wawancara mendalam dijadikan bahan diskusi kelompok berfokus. Pesertanya adalah informan kunci tokoh masyarakat, pengurus dan anggota kelompok tani, aparat desa, pejabat instansi teknis dan aktivis LSM dikelompokkan sesuai dengan stratanya, agar terhindar dari rasa sungkan dan dapat mengungkap data dan fenomena secara akurat. Kegiatan Diskusi berfokus dimaksudkan untuk konfirmasi secara kognitif dan emosional dan pemahaman bersama dan mendalam tentang fokus penelitian. Pengaamatan berperan serta dilakukan untuk mendeteksi pola perilaku sosial dalam merespon tekanan struktural yang berasal dari kekuatan supralokal. Pengaamatan berperan serta ditujukan untuk mengamati secara langsung pengalaman, tindakan sosialkolektif dan individual, hubungan teknis agraria dan jaringan kelembagaan yang berlangsung di tengah masyarakat.

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data