Penggunaan metode interpretatif hermeneutik didasarkan atas asumsi bahwa nilai, tradisi, kearifan lokal tata kelola sumberdaya agraria komunitas dan
perilaku agensi adalah realitas sosial yang dipengaruhi oleh kepentingan politik ”tersembunyi”.
101
Dengan menggunakan multi-metode, persoalan yang dikaji dapat terungkap secara utuh dan memungkinkan peneliti menjadi “God’s Eye
Point of View” dalam mengamati realitasfenomena yang diteliti dan unit
analistis variabel penelitian dapat dikonsktruksi secara komprehensif.
3.4. Pemilihan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di tiga desa di kawasan DAS Cidanau, yakni
102
Desa Citanam di wilayah Kecamatan Ciomas dan Desa Citasuk dan Desa Cibojong di
Kecamatan Padarincang. Pemilihan ketiga lokasi atas pertimbangan: 1. Desa Citanam merupakan salah satu desa di kawasan hulu DAS Cidanau yang
memiliki sejarah sosiologis unik dan khas, adanya kelembagaan buyut, pipeling, liliuran,
tanah kajaroan dan tanah kaguronan. 2. Komunitas di hulu DAS Cidanau memiliki tradisi agroforestry dan kearifan
lokal tata kelola sumberdaya yang mendukung konservasi tanah, air dan hutan yang kondusif untuk tata kelola sumberdaya agraria berkelanjutan.
3. Kelompok petani hutan di Desa Citanam dan Desa Cibojong terlibat dalam jejaring kelembagaan hubungan hulu hilir dalam bentuk mekanisme
pembayaran jasa lingkungan yang kondusif untuk tata kelola DAS terpadu. 4. Dalam kawasan Das Cidanau terdapat Cagar Alam Rawa Danau sebagai
kawasan endemik situs konservasi rawa pegunungan satu-satunya yang
narasi yang bermakna. Lihat Akhyar, Lubis, 2004, Metode Hermeneutika dan Penerapannya pada Ilmu Sosial, Budaya dan Humaniora.
PPS UI, Jakarta.
101
Penggunaan metoda interpretatif hermeneutik dimaksudkan untuk dapat menyingkap kesalahan dan distorsi teks sosial, komunikasi dan tindakan sosial, sehingga dimungkinkan untuk memahami
tanda-tanda, makna, tampilan atau simbol-simbol yang muncul dalam suatu peristiwa. Seperti penafsiran terhadap tanda-tanda atau simbol-simbol yang muncul dalam praktek liliuran. Uraian
tentang metoda interpretatif hermeneutik Lihat Akhyar, Lubis, Akhyar, 2004. Paradigma Baru dan Persoalan Metodologi Ilmu Sosial-Humaniora dan Budaya Pada Era Postmodern
. Jakarta: PPS UI.
102
DAS Cidanau merupakan salah satu DAS di wilayah Provinsi Banten, luasnya sekitar 22.620 ha mencakup 38 desa 33 desa berada pada lima kecamatan di Kabupaten Serang dan lima desa
berada di wilayah Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang. Lihat Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konsrvasi Tanah DAS Cidanau
, Bappeda Kabupaten Serang – Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah BRLKT, DAS Citarum- Ciliwung, 1999.
tersisa di P. Jawa. Tetapi karena proses pembiaran dan salah urus menyebabkan hampir sepertiganya diduduki oleh petani lapar tanah sebagai
akibat ketimpangan struktur agraria di kawasan tersebut. Karakteristik ketiga desa atau lokasi peneilitian tersebut diharapkan dapat
menggambarkan dan mengungkap arah orientasi politik tata kelola sumberdaya yang berlangsung di Indonesia dan khususnya di kawasan DAS Cidanau.
3.5. Informan Penelitian