1993, maka politik agraria transformatif relavan diangkat dan menjadi salah tema tulisan ini.
Sejalan dengan pentingnya politik agraria transformatif dan penguatan kelembagaan komunitas, perspektif dan posisi tulisan ini lebih dekat dengan
perspektif populis
28
dan rasionalitas ekologi utility maximising manner dari Gorz, 1996.
29
Perspektif tersebut menjadi ciri dan pembeda dari kajian sebelumnya. Karena itu pemanfaatan sumber dan tulisan yang beraroma modernis dan
developmentalis dan kurang sejalan dengan jiwaperspektif utama, menunjukkan sebuah perspektif mengandung kelemahan dan kelebihan dalam menganalisis
suatu gejala sosiologis dan realitas sosial. Dalam tulisan ini perspektif populis, rasionalitas ekologis
dan utility maximising manner dijadikan landasan pemikiran perlunya politik agraria transformatif, tata kelola DAS partisipatif dan penguatan
kelembagaan komunitas petani di kawasan DAS Cidanau.
1.2. Pertanyaan Penelitian
1. Mengapa unsur-unsur kelembagaan lokal di kawasan hulu DAS Cidanau rentan dalam adaptasi dan interaksinya dengan kekuatan supralokal ?
2. Mengapa program pembangunan sektoral yang berlangsung di kawasan DAS Cidanau menimbulkan konflik agraria dan kapitalisasi sumberdaya pedesaan ?
3. Mengapa pelaksanaan politik agraria bidang kehutanan mengakibatkan peluruhan kelembagaan lokal dan gagal mewujudkan politik tata kelola agraria
berkeadilan dan berkelanjutan?
28
Jones 1999 mengidentifikasi lima perspektif tentang keberlanjutan dan degradasi sumberdaya: Neo-Malthusian,
Technocratik, Neo MarxistDependensi, Neo Liberal dan Populis. Perspektif populis
memandang degradasi sumberdaya disebabkan tidak sempurna dan kurangnya penghargaan atas lembaga dan kearifan lokal. Pengelolaan sumberdaya agraria yang adaptif,
berbasis komunitas dan kearifan lokal dipandang sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi degradasi lingkungan. Lihat Roe, E. 1991. Development Naratives or Making the Best of Blueprint
Development . World Development 19 4: 287-300; Biot, Y, Blaike, M., and Palmer-Jones, 19995.
Rethinking Research on Land Degradation in Developing Countries. World Bank Discussion
Paper No. 289. World Bank: Washington; Jones, S. 1999. From Meta Naratives to Flexible Framework: An Actor Analysis of Land Degradation Highland Tanzania
. PP 211-219. Global Environmental Vol. 9.
29
Rasionalitas ekologis yang ditawarkan Gorz adalah perlunya pembatasan pengaruh rasionalitas ekonomi melalui rasionalitas lingkungan, demokrasi dan pendekatan politik dalam menganalisis
hubungan antara rasionalitas lingkungan dan sosial sebagai titik tolak memandang rasionalitas ekonomi. Lihat Andrian Little, 2000. New Political Economy. Vol.51. p 121-133.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui unsur-unsur kelembagaan lokal di kawasan hulu DAS Cidanau yang rentan dalam adaptasi dan interaksinya dengan kekuatan supralokal.
2. Menjelaskan program pembangunan sektoral yang berlangsung di kawasan DAS Cidanau yang menimbulkan konflik agraria dan kapitalisasi sumberdaya
pedesaan. 3. Menganalisis
pelaksanaan politik
agraria bidang
kehutanan yang
mengakibatkan peluruhan kelembgaan lokal dan gagal mewujudkan politik tata kelola agraria berkeadilan dan berkelanjutan.
1.4. Kegunaan Penelitian