Agroforestry Sebagai Strategi Bertahan

bahkan di desa ini terdapat sumber mata air yang dikelola oleh perusahaan swasta. Debit air beberapa sungai yang berhulu di Desa Citaman fluktuasinya relatif stabil. Bila aktivitas agroforestry seperti ini menjadi bagian dari praktik tata guna tata kelola tanah semua desa di kawasan kaki gunung Karang akan mendukung stabilitas air area konservasi Rawa Danau yang semakin memprihatinkan.

5.3.2. Agroforestry Sebagai Strategi Bertahan

Aktivitas agroforestry yang dilakukan petani didasarkan atas pemahaman ruang spasial, kondisi ekologi, ketersediaan tanaga kerja dan kemampuan modal. Komoditas yang ditanam oleh warga merupakan kombinasi dari tanaman musiman dan tahunan, agar masa panen berlangsung secara periodik, ada komoditas yang dapat dipanen secara bulanan, triwulan, musiman dan tahunan. Tanaman palawija seperti berbagai jenis umbi-umbian dan kacang-kacangan merupakan tanaman musimanjangka pendek yang dapat dipanen triwulanan atau enam bulanan. Sedangkan tanaman kehutanan merupakan tanaman jangka panjang. Tanaman tahunan yang banyak ditanam adalah cengkeh, petai, durian, albasia, afrika, nangka, kopi, melinjau, rambutan, sengon dan mahoni. Dari informan kunci dan pengamatan terhadap kebun petani, komposisi tanaman yang ditanam petani disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Komposisi Tanaman Agroforestry Komunitas No Kategori Komposisi Komoditas Utama Jumlah 1 Pola I Kelapa + petai + rambutan + melinjau palawija 30 35.70 2 Pola II Kelapa + petai + cengkeh + palawija + albasia 24 28,60 3 Pola III Kelapa + durian + melinjau + sengonmahoni 19 22,60 4 Pola IV Kelapa + petai + durian + melinjau. 11 13,10 Jumlah 84 100 Sumber: Diolah dari sumber primer dan FGD Dari empat pola tersebut diketahui bahwa tanaman kelapa, petai, durian dan melinjau merupakan tanaman yang dominan dan komoditas unggulan yang bernilai ekonomi di wilayah hulu DAS Cidanau. Penanaman pepohan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan penghasilan jangka panjang, baik berupa buah- buahan untuk dikonsumsi dan dijual serta pemenuhan kebutuhan kayu untuk membangun rumah. Tanaman cengkeh, petai, durian, nangka, dukuh dan tanaman kehutanan lainnya, merupakan tanaman tahunan dan hasil panennya sering mengejutkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Bagi pemilik lahan luas di atas 2 ha, menanam tanaman tahunan didorong untuk meningkatkan pendapatan jangka panjang dan merupakan sarana akumulasi modal dan kekayaan. Kondisi ini dituturkan seorang pemilik lahan luas di Desa Citaman: Pada musim buah tahun ini 2008, kula bersyukur, semua pepohonan di kebun petai, durian, dukuh, melinjau buahna rea pisan berbuah banyak. Pengalaman menarik dari kegiatan mengelola kebun campuran adalah dalam rentang waktu tertentu 3-5 tahun hasilnya sering “mengejutkan” panen raya. Panen kiwari kula bisa nyumponan kehayang budak boga motor jeng induk budak boga tv anu anyar . Hasil panen tahun ini dapat memenuhi keinginan anak membeli motor dan permintaan isterinya membeli tv baru. Lain halnya bagi buruh tani dan pemilik lahan sempit, aktivitas agroforestry ditujukan agar dapur berasap memenuhi kebutuhan pangan sehari- hari, seperti dituturkan seorang buruh tani beranak tiga berinisial Hsn 40: Pekerjaan sehari-hari kula saya sebagai buruh harian ngored membersihkan kebun. Bila ngored lepas tangan tidak diberi makan oleh pemiliknya dari jam 07.00 sd jam 12.30 dibayar Rp. 25.000,- tetapi bila diberi makan, nyanet makanan ringan dan kopi dibayar Rp. 22.500, per hari. Kula tidak memiliki pekerjaan yang tetap, hampir tiap minggu ngored pada kebun yang pemiliknya berganti-ganti. Pekerjaan ngored tidak selalu tersedia sepanjang tahun ada masa rengse istirahat. Bila nganggur kula melak palawija di kebun dunungan majikan, hasilnya membantu untuk “memperpanjang umur” mempertahankan kelangsungan hidup. Hal senada dikemukakan oleh petani pemilik lahan sekitar 0,5 ha berinisial Mmn 50, ia menuturkan pengalamannya sebagai berikut: Dari hasil penjualan 10 tandan pisang Ambon diperoleh uang sebesar Rp. 225.000,-. Uang itu digunakannya untuk membeli 30 liter beras seharga Rp. 105.000,-, untuk beli rokok Rp. 20.000,- sisanya diberikan kepada isteri untuk keperluan belanja sehari-hari. Dari hasil panen 50 kg tangkil melinjau senilai Rp. 250.000,- digunakan untuk keperluan membeli perlengkapan sekolah anak sulung masuk Tsanawiyah sedangkan dari penjualan 2 ikat petai ditabung untuk keperluan Hari Raya Idul Fitri. Dari tiga kasus di atas diketahui, aktivitas agroforestry petani bervariasi, sesuai dengan kemampuan ekonomi dan luas penguasaan tanah. Bagi penggarap dan buruh tani, aktivitas agroforestry merupakan sarana survival strategy, untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehari-hari karena agroforestry menyerap tenaga kerja sepanjang tahun. Bagi pemilik tanah sempit, aktivitas agroforestry merupakan sarana untuk mewujudkan consolidation strategy, untuk perbaikan kesejahteraan keluarga. Bagi pemilik lahan 2 ha aktivitas agroforestry sebagai wahana kondusif untuk accumulation strategy, pemenuhan kebutuhan sekunder peralatan rumah tangga dan motor dan menambah kekayaan.

5.3.3. Perkembangan Komunitas Agroforestry