Peningkatan pengetahuan petani kopi menuju kualitas dan kuantitas komoditas kopi yang lebih baik

Kebijakan ini diarahkan untuk : a Memfasilitasi PD Pesagi Mandiri Perkasa agar segera menjalankan unit usahanya di bidang perdagangan kopi b PD Pesagi Mandiri membentuk kerjasama dengan kelompok tani perkebunan kopi yang telah mendapat binaan dari pemerintah daerah c Pemerintah daerah menunjuk jajaran direksi yang mempunyai kemampuan di bidang perdagangan kopi

7.2.4 Strategi Weaknesses – Threats W-T

Strategi W-T merupakan cara perumusan strategi dengan mengkombinasikan faktor kelemahan dengan faktor ancaman dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. Startegi W-T dalam pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan jenis produk dari kopi biji menjadi produk kopi memiliki nilai tambah

Dalam rangka memperbaiki citra kopi Lampung Barat yang selama ini hasil produksinya berupa kopi biji dan kopi bubuk yang diolah secara tradisional, maka pemerintah Kabupaten Lampung Barat harus lebih meningkatkan upaya untuk menjalin kerjasama kepada pihak yang bergerak di bidang industri pengolahan kopi. Sehingga kopi asal Lampung Barat tidak lagi dipasarkan dalam bentuk kopi biji yang berkualitas asalan akan tetapi sudah berbentuk produk yang memiliki ciri khas tersendiri. Dengan demikian kopi asal Lampung Barat akan menjadi produk yang lebih memiliki nilai tambah. Kebijakan dari dari strategi ini diarahkan untuk : a Mengajak pengusaha lokal agar mau melakukan investasi di bidang industri olahan kopi b Menciptakan suatu terobosan yang mengubah hasil produksi kopi dari kopi biji menjadi produk kopi dalam bentuk yang lain c Menghimbau koperasi dan UKM yang ada agar membentuk bidang usaha yaitu home industry olahan kopi

2. Peningkatan pengetahuan petani kopi menuju kualitas dan kuantitas komoditas kopi yang lebih baik

Dalam upaya untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas kopi asal Lampung Barat menuju peningkatan petani kopi yang selama ini dirasakan belum optilmal, maka pemerintah daerah haruslah melaksanakan pembinaan secara berkelanjutan. Keadaan tersebut penting untuk segera dilaksanakan, mengingat ancaman akan merosotnya kesejahteraan petani kopi yang disebabkan oleh ketatnya persaingan dalam perdagangan kopi dunia serta ketidakstabilan perekonomiaan nasional dan internasional. Permasalahan tersebut diatas, menuntut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk segera membuat kebijakan yang lebih diarahkan pada peningkatan pemahaman aparatur maupun petani kopi. Upaya ini merupakan salah satu program yang dinilai perioritas disamping banyaknya program lain yang harus dilaksanakan. Dengan demikian strategi kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas komoditas kopi Lampung Barat merupakan salah satu upaya untuk membenahi perekonomian petani kopi yang selama ini masih belum intensif dalam mengikuti program pembinaan terhadap mereka. Keadaan tersebut bisa berdampak terhadap menurunnya pendapatan petani kopi itu sendiri. Dari strategi tersebut, kebijakannya diarahkan untuk : a Melakukan pembinaan yang lebih intensif kepada petani kopi selaku produsen utama Melakukan monitoring terhadap program-program yang telah dilakukan sebelumnya.

VIII. PERANCANGAN PROGRAM

8.1 Visi Pembangunan Kabupaten Lampung Barat

Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang integral, dalam arti ikut menentukan keberhasilan pembangunan nasional. Pada hakekatnya, tugas pokok pemerintah dapat diringkas menjadi empat fungsi penting yaitu pelayanan services, pemberdayaan empowerment, dan pembangunan development serta fungsi pembina jaringan bisnis business networking. Pelayanan akan menumbuhkan keadilan dalam masyarakat, pemberdayaan akan mendorong kemandirian masyarakat, dan pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat, serta jaringan bisnis dimaksudkan untuk mendorong pengembangan dunia usaha. Dengan berlangsungnya reformasi dan rangkaian perubahan yang mengikutinya, maka semakin diperlukan keseimbangan tanggung jawab antara pemerintah kabupatenkota, provinsi, dan pusat. Termasuk dalam perubahan yang mendasar adalah bahwa daerah otonom kabupatenkota dituntut untuk lebih mampu berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004. Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD sebagai penjabaran dari Visi, Misi Kepala Daerah yang penyusunannya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJMD diperlukan sebagai penjabaran sasaran-sasaran pokok pembangunan yang harus dicapai, arah kebijakan, program-program pembangunan dan kegiatan pokok pembangunan. Visi merupakan wawasan jauh ke depan yang menjadi hasrat untuk diwujudkan. Hal ini tentu dengan mempertimbangkan berbagai masalah antara lain; Potensi daya dukung sumberdaya yang dimiliki Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia, Sumberdaya Buatan dan Sumberdaya Manajemen, kondisi yang dihadapi, hambatan dan kendala yang menjadi titik lemah pembangunan, serta tantangan dan peluang pembangunan yang dihadapi. Berdasarkan hal tersebut sehingga Visi Pembangunan Kabupaten Lampung