Pengembangan akses pemasaran kopi melalui promosi produk Penumbuhan minat eksportir agar membuka pemasaran komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat

7.2.1 Strategi Strengths – Opportunities S-O

Strategi S-O merupakan metode perumusan strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan alternatif strategi dan kebijakannya sebagai berikut : 1. Penumbuhan minat pengusaha dalam dan luar daerah agar untuk investasi dibidang industri kopi olahan Produksi kopi di Kabupaten Lampung Barat selama ini masih terbatas pada produksi kopi biji. Sebagian besar pedagang dan pengusaha kopi masih kurang berminat untuk menanamkan investasi dalam industri kopi olahan karena biji kopi lebih mudah untuk diperjualbelikan kepada pihak lain. Selain itu, pengembangan kopi olahan masih dilakukan dalam skala kecil dan sebagian besar hanya digunakan untuk konsumsi sendiri. Pemasaran kopi olahan masih terbatas di pasar-pasar tradisional dan biasa dijual sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Lampung Barat. Pengusaha kopi dalam dan luar daerah perlu diarahkan untuk mengembangkan kopi dengan nilai tambah yang lebih tinggi, yaitu kopi olahan. Dengan demikian, diperlukan peranan pemerintah daerah untuk menjalin kerjasama supaya pengusaha kopi dalam dan luar daerah berminat untuk membangun industri kopi olahan di Kabupaten Lampung Barat. Dengan demikian strategi ini diarahkan kepada kebijakan yaitu : a Mengajak pengusaha dalam dan luar daerah agar berminat membangun usaha di bidang industri kopi olahan b Mengalokasikan sebagian APBD Kabupaten Lampung Barat untuk mendukung modal bagi pengusaha lokal yang berminat untuk berinvestasi pada industri kopi olahan.

2. Pengembangan akses pemasaran kopi melalui promosi produk

Promosi produk merupakan elemen penting dalam proses pemasaran komoditas kopi, sebab melalui promosi akan membuka akses pasar serta merupakan peluang Kabupaten Lampung Barat untuk menunjukkan komoditas unggulannya pada event-event promosi yang sering dilaksanakan pihak penyelenggara, baik pemerintah maupun sponsor lainnnya. Melalui keikutsertaannya dalam berbagai event yang ditawarkan pihak-pihak penyelenggara tersebut, akan membuka akses pementah daerah dalam menjalin kerjasama dngan pihak-pihak lembaga pemasaran komoditas kopi, bahkan tidak menutup kemungkinan adanya minat negara- negara lain yang membutuhkan konsumsi kopi asal Lampung Barat dengan permintaan skala besar. Adapun Kebijakan dari strategi tersebut lebih diarahkan kepada : a Menghubungkan kelompok tani dengan pihak lembaga pemasaran di luar daerah. b Mengikutsertakan kelompok tani pada kegiatan promosi produk di luar daerah. c Meningkatkan kemampuan aparatur dalam membangun wawasan dan diplomasi.

3. Kemudahan perizinan kepada para investor

Prosedur pembuatan perizinan yang baik akan berpengaruh terhadap minat investor dalam membangun usaha perdagangan. Para investor tentu menghendaki prosedur yang mudah dan cepat agar biaya yang dikeluarkan menjadi efisien. Kerumitan dalam pembuatan perizinan serta pelayanan yang buruk kepada investor akan menghambat investor untuk menanamkan modalnya. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui kantor pelayanan satu atap dapat memberikan kemudahan dalam hal perizinan kepada para investor yang bertujuan melakukan investasi di bidang perdagangan kopi. Besarnya potensi dan peluang investasi di sektor perkebunan kopi didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah dengan baik. Dengan demikian, pemerintah daerah perlu untuk memberikan pelayanan yang prima kepada pihak investor agar tidak mengalami kesulitan untuk melakukan investasi pada perdagangan kopi yang merupakan unggulan Kabupaten Lampung Barat. Oleh karena itu, strategi ini diarahkan pada kebijakan sebagai berikut : d Memberikan pelayanan yang prima kepada pihak yang akan berinvestasi. e Memudahkan produsen dalam mengurus perizinan usaha.

7.2.2 Strategi Strengths – Threats S-T

Strategi S-T merupakan perumusan strategi yang dilakukan melalui penggabungan faktor kekuatan dengan faktor ancaman dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dengan alternatif strategi sebagai berikut :

1. Peningkatan SDM petani kopi supaya mampu menghadapi daya saing dalam mempertahankan perekonomian

Sebagian besar petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mengenyam tingkat pendidikan yang rendah sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan SDM petani kopi. Minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh petani berpengaruh terhadap cara budidaya kopi yang masih tradisional, pengolahan pasca panen yang tidak memadai, serta kemampuan petani dalam menjalankan usaha kopi. Permasalahan ini membelenggu petani karena menyebabkan rendahnya daya saing yang dimiliki petani. Oleh karena itu, perlu dirumuskan kebijakan untuk meningkatkan kemampuan SDM petani kopi yang diarahkan untuk : a Memberikan pembelajaran kepada petani kopi agar mengembangkan diri dalam bidang berwirausaha b Memberikan pemahaman agar petani kopi lebih semangat dalam upaya meningkatkan perekonomian mereka 2. Peningkatan program pembinaan terhadap petani yang lahan perkebunannya berada di kawasan hutan lindung Petani kopi yang menggantungkan mata pencaharian dengan maemanfaatkan pada lahan yang masuk Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, hutan lindung haruslah diayomi oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.37Menhut- II2007 tentang Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatkan utamanya untuk memberdayakan masyarakat setempat. Pada pelaksanaannya, hutan kemasyarakatan untuk pengembangan kapasitas dan pemberian akses terhadap masyarakat yang sudah sejak lama menggarap lahan hutan untuk bercocok tanam. Di Kabupaten Lampung Barat, sejak tahun 2000 telah melaksanakan program Hutan Kemasyarakatan yang didasarkan pada Peraturan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 865kpts-II1999 yang kemudian di revisi melalui SK Menteri Kehutanan Nomor : 31kpts-II2001 kemudian menjadi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.37Menhut-II2007.. Program hutan kemasyarakatan di Kabupaten Lampung Barat, merupakan salah satu upaya pemerintah kabupaten untuk melindungi dan mengayomi petani kopi yang sudah lama menggantungkan mata pencahariannya dengan berkebun kopi pada lahan konservasi tersebut. Sampai saat ini jumlah kelompok tani hutan kemasyarakatandi Kabupaten Lampung Barat yang telah diberikan izin pengelolaan hutan lindung secara resmi berjumlah 8.863 kepala rumah tangga yang tergolong dalam 31 kabupaten, terdiri dari lima kelompok telah memperoleh izin pengelolaan definitif selama 35 tahun dan 26 kelompok memperoleh izin yang bersifat sementara selama lima tahun. Dari 31 jumlah kelompok tani yang telah memperoleh status izin pengelolaan tersebut, belum semuanya petani kopi yang berkebun di kawasan hutan lindung tergabung didalamnya. Sebab dari 19.391,87 ha luas lahan hutan kemasyarakatan di Kabupaten Lampung Barat, baru 4 kecamatan Sumber Jaya, Way Tenong, Belalau dan Bengkunat yang sebagian petani kopi sudah tercatat serta memiliki izin sebagai kelompok HKM. Sedangkan di Kecamatan-kecamatan yang lain belum sekali memiliki surat izin. Kebijakan ini diarahkan untuk : a Menindaklanjuti program Hutan Kemasyarakatan HKm di Kabupaten Lampung Barat b memberikan izin pengelolaan sementara dan definitif bagi kelompok tani yang telah dibina pemerintah daerah.

7.2.3 Strategi Weaknesses – Opportunities W-O

Strategi W-O adalah perumusan strategi dengan dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang dimilki. Strategi W-O dalam kaitannya dengan pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut : 1. Produksi kopi biji yang lebih berkualitasmemiliki tingkat grade yang lebih baik sehingga memiliki nilai tawar yang lebih tinggi Masalah yang dihadapi oleh komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat adalah kualitas produk yang rendah serta produktivitas yang rendah. Kualitas produk yang rendah disebabkan karena selama ini, pemasaran komoditas kopi hanya dalam bentuk kopi asalan sehingga menyebabkan harga yang diterima petani sangat kecil. Selain itu, luasnya lahan perkebunan kopi yang ada saat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena produktivitas yang rendah. Akar masalah dari rendahnya mutu dan produktivitas adalah tidak diterapkannya teknologi tepat guna. Selama ini, teknik budidaya yang dilakukan oleh petani kopi di Lampung Barat umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional. Dalam arti bahwa, budidaya hanya dilakukan sebatas pengetahuan yang dimiliki secara turun temurun. Oleh karena itu, penerapan teknologi tepat guna sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh petani kopi di Kabupaten Lampung Barat saat ini. Kebijakan ini diarahkan untuk : a Menganjurkan petani untuk mengubah produk kopi biji asalan non grade menjadi produk kopi biji yang memiliki grade yang lebih baik b Memberikan pengetahuan terhadap petani mengenai tata cara pemetikan buah serta pengolahan pasca panen

2. Penumbuhan minat eksportir agar membuka pemasaran komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat

Panjangnya rantai tata niaga pemasaran kopi di tingkat petani selama ini merupakan permasalahan yang cukup serius sehingga menyebabkan rendahnya nilai jual kopi biji yang diterima petani. Hal ini dikarenakan panjangnya tata niaga pemasaran kopi pada saat ini dimana rantai tata niaga yang terjadi masih melalui pedagang perantara belum terorganisasi. Berpijak dari permasalahan tersebut, pemerintah Kabupaten Lampung Barat dinilai mendesak untuk melakukan suatu terobosan agar eksportir kopi yang berada di Kota Bandar Lampung berminat mengalihkan usaha perdagangan kopi langsung berlokasi di Lampung Barat. Dengan demikian pemerintah Kabupaten Lampung Barat mengawali programnya dengan menyiapkan fasilitas perdagangan seperti gudang yang representatif, areal usaha yang luas, kantor eksportir, serta menjamin kenyamanan pengusaha. Kebijakan ini diarahkan untuk : a Menyediakan sarana usaha seperti : gudang, kantor pemasaran agar pihak eksportir lebih berminat untuk membuka usaha pemasaran b Meningkatkan keamanan dan ketertiban secara terpadu

3. Pembangunan infrastruktur penunjang pada sentra-sentra produksi kopi