multiplier yang ditimbulkan oleh berkembangnya komoditas kopi terhadap total produksi wilayah ?”.
Pengembangan komoditas unggulan daerah seperti kopi perlu mendapat perhatian khusus, mengingat semakin ketatnya persaingan antar sektor dan
antar produk di masa mendatang. Adanya kecenderungan pergeseran struktur perekonomian di tingkat nasional maupun Kabupaten Lampung Barat ke depan
berdampak terhadap dayasaing komoditas kopi itu sendiri. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan dasar bagi para pengambil kebijakan
policy maker untuk mendorong perekonomian ke arah sektor atau komoditas yang memiliki prospek
untuk tumbuh dan berkembang di masa mendatang. Berdasarkan uraian tersebut maka pertanyaan yang muncul adalah
“Bagaimana struktur perekonomian sehingga memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan komoditas
perkebunan lainnya?”.
Upaya untuk mengembangkan komoditas Kopi sebagai komoditas unggulan daerah selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan
hasil kajian yang pernah dilakukan selama ini oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Barat dalam
Road Map Pengembangan Komoditas Kopi, usahatani Kopi dihadapkan pada berbagai kendala seperti ketersediaan bibit unggul,
masalah infrastruktur serta masalah kelembagaan sehingga berdampak pada rendahnya daya saing produk dan pendapatan usahatani. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka pertanyaannya`adalah “Bagaimana rumusan
strategi kebijakan dan perancangan program pengembangan ekonomi daerah berbasis komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat ?“.
1.3 Tujuan Kajian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan utama dari kajian ini adalah merumuskan strategi kebijakan pengembangan komoditas kopi
di Kabupaten Lampung Barat. Untuk menjawab tujuan utama tersebut maka tujuan spesifik dari tujuan kajian ini adalah :
1. Menganalisis keunggulan komoditas kopi sehingga dapat diketahui peranaannya dalam pengembangan perekonomian wilayah Kabupaten
Lampung Barat.
2. Menghitung besanya efek multiplier dari sisi produksi yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan komoditas kopi terhadap total produksi
wilayah. 3. Menganalisis struktur perekonomian sehingga memiliki keunggulan
kompetitif dibandingkan komoditas perkebunan lainnya 4.
Merumuskan strategi kebijakan dan perancangan program pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat.
1.4 Manfaat Kajian
Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dalam membuat strategi, kebijakan dan rancangan
program dalam pengembangan komoditas kopi sebagai mana yang telah dirumuskan dalam RPJMD Kabupaten Lampung Barat 2007-2012, yaitu
mengembangkan komoditas unggulan daerah. Penelitian ini juga diharapkan menjadi referensi bagi pihak-pihak terkait lainnya dalam pengembangan
perekonomian Kabupaten Lampung Barat yang berbasis komoditas kopi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Strategi
Salam 2004 menyatakan bahwa strategi pada dasarnya adalah kemampuan organisasi mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam menghadapi
lingkungan dengan memandang dan memperhatikan kelemahan dan kekuatannya nilai. Sedangkan David 2006 mendefinisikan strategi
strategy adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi merupakan rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana organisasi akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
meminimalkan keterbatasan bersaing Hunger dan Wheelen, 2003.
2.2 Konsep Kebijakan
Masih menurut David, kebijakan policy adalah alat untuk mencapai tujuan
tahunan. Kebijakan mencakup pedoman, peraturan, dan prosedur yang dibuat untuk mendukung usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan
adalah pedoman untuk pengambilan keputusan dan memberi jawaban atas situasi yang rutin dan berulang. Menurut Hunger dan Wheelen 1996 kebijakan
menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan
perumusan strategi dan implementasi. Menurut Nindyantoro 2004 analisa kebijakan merupakan aktivitas intelektual praktis yang ditujukan untuk menilai
secara kritis dan mengkomunikasikan proses kebijakan. Proses pembuatan kebijakan merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari :
1. Penyusunan agenda yang berasal dari prioritas yang diajukan pemimpin terpilih dan ditempatkan dalam agenda publik.
2. Formulasi kebijakan yang merupakan pembahasan dari alternatif kebijakan yang dirumuskan oleh pemimpin.
3. Adopsi kebijakan 4. Implementasi kebijakan oleh unit implementasi
5. Penilaian kebijakan.