Kerangka Pemikiran METODE KAJIAN

III. METODE KAJIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Kopi merupakan komoditas unggulan daerah Kabupaten Lampung Barat. Menurut Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Barat 2007 bahwa kopi merupakan komoditas unggulan daerah berdasarkan produksi dan luas areal perkebunan. Oleh karena itu, pengembangan komoditas unggulan seperti kopi harus menjadi prioritas pengembangan dalam rangka mendorong perekonomian wilayah. Hal ini tertuang dalam Rencana Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 – 2012. Kopi sebagai komoditas unggulan dilihat dari sisi volume produksi karena kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak dihasilkan dibanding komoditas perkebunan lainnya. Luasan areal perkebunan yang hampir tersebar di seluruh wilayah serta didukung oleh kesesuaian lahan dan iklim, kopi sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Lampung Barat. Tanaman kopi juga merupakan tanaman khas daerah yang sudah lama dibudidayakan rakyat sebagai salah satu sumber mata pencaharian penting masyarakat selama ini. Pengembangan komoditas kopi diharapkan dapat mendorong perekonomian wilayah. Artinya komoditas kopi diharapkan dapat dijadikan komoditas basis bagi perekonomian wilayah. Pengembangan komoditas kopi sebagai komoditas basis selayaknya dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan komoditas lainnya maupun perkembangan sektor perekonomian di Kabupaten Lampung Barat. Analisis komoditas basis dalam kajian ini akan digunakan dengan pendekatan Location Quotient LQ. Teknik analisis LQ merupakan metode untuk mengetahui kemampuan daerah Kabupaten Lampung Barat terhadap pengembangan komoditas kopi. Adapun teknik analisis ini didekati dengan pendekatan produksi dan luas areal melalui pemisahan antara komoditas basis dan non basis. Kemudian analisis multiplier basis mengukur besarnya efek pengganda dari pengembangan komoditas kopi sebagai komoditas basis hasil analisis LQ terhadap perekonomian wilayah. Dalam kajian ini nilai multiplier basis menggambarkan besarnya dampak produksi kopi terhadap total produksi seluruh komoditi di Kabupaten Lampung Barat. Selanjutnya untuk mengetahui faktor- faktor apa yang faktor apa yang menyebabkan komoditas kopi tumbuh dan berkembang di Kabupaten Lampung Barat dengan adanya pergeseran struktur perekonomian sehingga memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan komoditas perkebunan lainnya digunakan analisis shift-share. Startegi pengembangan komoditas kopi Lampung Barat perlu terus dikembangkan dalam rangka mendorong perekonomian wilayah. Startegi yang dibangun tentunya didasarkan pada karakteristik dan kondisi wilayah. Oleh karena itu, dalam kajian ini akan mencoba merumuskan bagaimana strategi yang tepat untuk mengembangkan kopi sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Lampung Barat ke depan. Perumusan strategi pengembangan komoditas kopi dalam kajian ini dilakukan beberapa tahapan; diantaranya melakukan identifikasi mengenai faktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang bersifat strategis dengan menggunakan matriks SWOT. Strategi-strategi yang muncul hasil analisis SWOT kemudian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan strategi kebijakan dan program-program pengembangan komoditas kopi Lampung Barat ke depan. Secara umum kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 2. KOPI : KOMODITAS UNGGULAN 1. Ekonomi - Areal tanaman cukup luas - Produksi yang besar terbesar di Propinsi Lampung 2. Fisik - Kesesuaian iklim dan lahan 3. Sosial Budaya - Tanaman khas rakyat yang sudah lama dibudidayakan Rancangan Program Pengembangan Komoditas Kopi Lampung Barat Ana lisis LQ Ana lisis Shift Sha re Ana lisis Multip lie r Ba sis STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal 2. Analisa Strategi Penyusunan Matriks SWOT 3. Rumusan Kebijakan Pengembangan Komoditas Kopi DASAR KAJIAN Rencana Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 – 2012 PERANAN KOMODITAS KOPI DALAM MEMBUAT STRATEGI KEBIJAKAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH Gambar 2. Kerangka Pemikiran Kajian

3.2 Lokasi dan Waktu Kajian