II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Strategi
Salam 2004 menyatakan bahwa strategi pada dasarnya adalah kemampuan organisasi mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam menghadapi
lingkungan dengan memandang dan memperhatikan kelemahan dan kekuatannya nilai. Sedangkan David 2006 mendefinisikan strategi
strategy adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi merupakan rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana organisasi akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
meminimalkan keterbatasan bersaing Hunger dan Wheelen, 2003.
2.2 Konsep Kebijakan
Masih menurut David, kebijakan policy adalah alat untuk mencapai tujuan
tahunan. Kebijakan mencakup pedoman, peraturan, dan prosedur yang dibuat untuk mendukung usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan
adalah pedoman untuk pengambilan keputusan dan memberi jawaban atas situasi yang rutin dan berulang. Menurut Hunger dan Wheelen 1996 kebijakan
menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan
perumusan strategi dan implementasi. Menurut Nindyantoro 2004 analisa kebijakan merupakan aktivitas intelektual praktis yang ditujukan untuk menilai
secara kritis dan mengkomunikasikan proses kebijakan. Proses pembuatan kebijakan merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari :
1. Penyusunan agenda yang berasal dari prioritas yang diajukan pemimpin terpilih dan ditempatkan dalam agenda publik.
2. Formulasi kebijakan yang merupakan pembahasan dari alternatif kebijakan yang dirumuskan oleh pemimpin.
3. Adopsi kebijakan 4. Implementasi kebijakan oleh unit implementasi
5. Penilaian kebijakan.
2.3 Teori Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Setiap wilayah perlu mengetahui sektor atau komoditi apa yang memiliki potensi besar
compatratif advantage dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki keunggulan
kompetitif competitive advantage untuk dikembangkan, artinya dengan
kebutuhan modal yang sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah value added yang lebih besar, dapat berproduksi dalam waktu relatif singkat
dan sumbangan untuk perekonomian wilayah menjadi cukup besar. Produk tersebut bisa menjamin pasar untuk diekspor keluar daerah atau keluar negeri
dan selanjutnya bisa mendorong sektor lain untuk turut berkembang sehingga perekonomian wilayah secara keseluruhan dapat bertumbuh karena ada saling
keterkaitan antar sektor yang memberikan multiplier effect.
Dalam membuat keputusan strategik, para pengambil kebijakan juga tidak boleh melupakan unsur kompetitif. Suatu organisasi dikatakan berada dalam
suasana kompetitif apabila ia mengetahui dengan siapa ia berkompetisi, mempunyai pemahaman dan pengetahuan tentang misi, tujuan, sasaran,
sasaran, dan sumber daya, serta apa yang diperbuat oleh kompetitor tersebut. Menurut Rustiadi
dalam Adifa 2007, untuk mengetahui potensi aktivitas ekonomi yang merupakan basis atau non basis dan atau sektorkomoditi mana
yang terkonsentrasi atau tersebar dapat digunakan metode Location Quotient LQ. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Bendavid
dalam Adifa bahwa LQ adalah suatu indeks untuk mengukur tingkat spesialisasi relatif suatu sektor atau sub
sektor ekonomi suatu wilayah tertentu. Pada metode ini dihitung perbandingan antara pendapatan tenaga kerja di sektor i pada wilayah bawah terhadap
pendapatan tenaga kerja di sektor i pada wilayah atas terhadap pendapatan tenaga kerja semua sektor di wilayah atasnya Sahara, 2006.
2.4 Konsep Pembangunan Ekonomi