Perkembangan Komoditas Kopi di Lampung Barat .1 Luas Areal

V. GAMBARAN UMUM KOMODITAS KOPI LAMPUNG BARAT

5.1 Perkembangan Komoditas Kopi di Lampung Barat 5.1.1 Luas Areal Potensi pengembangan usaha perkebunan di suatu daerah sangat tergantung kepada ketersediaan lahan di daerah tersebut. Secara umum, Kabupaten Lampung Barat masih berpeluang untuk pengembangan luas areal tanaman perkebunan baru, termasuk komoditas kopi sebagai unggulan daerah. Data penggunaan lahan untuk usaha perkebunan komoditas kopi per kecamatan di Kabupaten Lampung Barat disajikan pada Tabel 11. Tampak jelas bahwa dari segi persentase, terlihat bahwa luas penggunaan lahan untuk perkebunan kopi sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Lampung Barat masih bisa dilakukan ekstensifikasi lahan. Secara rata-rata baru 15.9 dari luas wilayah kecamatan se- Kabupaten Lampung Barat yang telah termanfaatkan untuk usaha perkebunan kopi. Namun, khusus untuk Kecamatan Sekincau dan Kecamatan Way Tenong, angka persentase tersebut sudah cukup tinggi, yaitu sudah mencapai sekitar 50. Kondisi ini mencerminkan bahwa walaupun terbatas, masih ada potensi untuk ekstensifikasi atau perluasan areal tanaman kopi di Kabupaten Lampung Barat. Tentu saja program pengembangan luas areal tanam tersebut harus didahului dengan studi kelayakan yang cermat, termasuk kesesuaian lahan, aspek ekonomi, tenaga kerja, pasar produk, dan lain-lain. Sampai saat ini Kabupaten Lampung Barat merupakan daerah penghasil kopi terbesar di Propinsi Lampung. Pada tahun 2007 total luas areal perkebunan kopi di kabupaten ini sebesar 60,483 ha, dengan rataan produktivitas sebesar 820 kghatahun. Berdasarkan data tersebut, terdapat potensi yang cukup besar untuk mengembangkan agribisnis komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat. Potensi pengembangan tersebut terutama dari segi: i perluasan areal tanam secara terbatas, ii peningkatan jumlah produksi, dan iii peningkatan produktivitas perkebunan. Sebagian lahan petani yang digunakan untuk budidaya kopi bukan merupakan lahan hak milik tapi lahan milik pemerintah. Namun, setelah dikeluarkan peraturan Menteri Kehutanan No. P.18Menhut- II2009 tentang Hutan Kemasyarakatan, sebagian petani telah mendapat izin pengelolaan Hutan Kemasyarakatan HKM, yang luasannya sebesar 28.759,90 ha. Petani-petani yang mendapat izin mengelola HKM tersebut tergabung dalam 31 kelompok tani yang tersebar di Kecamatan Sumber Jaya, Way Tenong, Belalau, Bengkunat. Setiap kelompok tani rata-rata memperoleh luasan sebesar 927,74 ha lahan HKM untuk dikelola. Sebagai konsekuensinya, petani yang mendapat ijin pengelolaan lahan HKM diwajibkan membayar sejumlah retribusi yang akan masuk ke dalam PAD Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Tabel 11. Luas Areal Perkebunan Kopi Per Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 Komoditas Kopi No Kecamatan Kopi Robusta Kopi Arabika 1 Pesisir Selatan 644.65 - 2 Bengkunat 3 Bengkunat Belimbing 2,743.00 - 4 Ngambur 5 Pesisir Tengah 88.00 - 6 Karya Penggawa 482.00 - 7 Pesisir Utara 1,196.00 - 8 Lemong 2,104.50 - 9 Balik Bukit 1,420.00 - 10 Sukau 5,419.00 4.50 11 Belalau 9,332.50 - 12 Sekincau 14,011.00 - 13 Suoh 3,296.00 - 14 Batu Brak 2,543.20 - 15 Sumber Jaya 4,663.50 - 16 Way Tenong 9,643.50 - 17 Gedung Surian 2,897.00 - Total Luas Areal 60,483.85 4.50 Sumber: Lampung Barat dalam Angka, 2007

5.1.2 Produksi

Upaya peningkatan produksi tanaman perkebunan dapat dicapai melalui perluasan areal dan peningkatan produktivitas per satuan luas kebun. Perluasan areal usaha perkebunan di suatu wilayah sangat tergantung kepada ketersediaan dan kesesuaian lahan. Meskipun tetap harus cermat, Kabupaten Lampung Barat masih memiliki cadangan lahan untuk pengembangan luas areal. Pada sisi lain, peningkatan produktivitas dapat juga dicapai melalui penggunaan bibit unggul dan perbaikan manajemen produksi. Isu peningkatan produktivitas cukup strategis untuk Kabupaten Lampung Barat dari pada perluasan areal, mengingat kabupaten ini lebih mengarah kepada “kabupaten konservasi”. Perlu dicermati pula bahwa hampir seluruh tanaman kopi yang ada di Kabupaten Lampung Barat merupakan usaha perkebunan rakyat. Luas areal usaha perkebunan kopi rakyat bervariasi antara 0,50 sampai dengan 5 ha. Namun, ada beberapa penduduk yang memiliki kebun kopi dengan luas tanam lebih dari 5 ha. Selain itu, jenis kopi yang usahakan masyarakat hampir seluruhnya adalah kopi jenis robusta. Data produksi dan produktivitas usaha perkebunan kopi di setiap kecamatan di Kabupaten Lampung Barat disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Produksi Kopi Per Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 Ton Produksi ton Produktivitas tonHa No Kecamatan Kopi Robusta Kopi Arabika Kopi Robusta 1 Pesisir Selatan 338.90 - 0.04 2 Bengkunat 3 Bengkunat Belimbing 1,518.90 - 0.55 4 Ngambur 5 Pesisir Tengah 38.80 - 0.44 6 Karya Penggawa 215.90 - 0.45 7 Pesisir Utara 648.00 - 0.54 8 Lemong 1,112.10 - 0.53 9 Balik Bukit 802.40 - 0.57 10 Sukau 3,168.80 1.70 0.58 11 Belalau 6,093.40 - 0.65 12 Sekincau 9,268.40 - 0.66 13 Suoh 2,136.20 - 0.65 14 Batu Brak 1,626.30 - 0.64 15 Sumber Jaya 3,119.00 1.60 0.67 16 Way Tenong 6,459.40 - 0.67 17 Gedung Surian 1,872.80 - 0.65 Total Produksi 38,419.30

3.30 8.28