Sebagian perkebunan kopi rakyat berada dalam hutan kawasan

7.1.2.2 Ancaman 1. Persaingan dalam perdagangan kopi dunia akan merupakan ancaman

merosotnya nilai jual kopi Lampung Barat Adapun beberapa faktor yang menjadi ancaman atau kendala dalam upaya pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat antara lain adanya perdagagan bebas. Adanya perdagangan bebas membuat persaingan antar produk, khsususnya kopi semakin ketat. Komoditas kopi Lampung Barat tidak hanya bersaing dengan komoditas kopi dari dalam negeri saja, tetapi juga bersaing dengan komoditas kopi yang berasal dari luar negeri, seperti Vietnam dan Brazil. Ketidaksiapan dalam menghadapi perdagangan bebas membuat komoditas kopi Lampung Barat semakin tertekan. Oleh karena itu, perdagangan bebas dalam kajian ini dijadikan sebagai faktor ancaman dalam pengembangan komoditas kopi di Lampung Barat. 2. Ketidakstabilan prekonomian nasional dan internasional merupakan ancaman terhadap ketidakstabilan harga kopi biji di tingkat pasar lokal Kondisi sistem perekonomian yang cenderung berfluktuatif sangat mempengaruhi komoditi kopi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar produk kopi di Kabupaten Lampung Barat berorientasi pada ekspor. Permintaan yang menurun di pasaran dunia merupakan ancaman bagi pengembangan kopi. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan pemerintah untuk mengatasi perekonomian yang kurang stabil.

3. Sebagian perkebunan kopi rakyat berada dalam hutan kawasan

Kabupaten Lampung Barat memiliki luas 495.040 Ha, yang sebagian besar terdiri dari hutan kawasan. Luas hutan kawasan tersebut tersebut yaitu mencapai 352.849 Ha 71,28 yang terdiri dari : 1 Tanaman Nasional Bukit Barisan Selatan seluas 280.300 Ha, 2 Hutan lindung seluas 39.191 Ha, dan 3 hutan produksi terbatas seluas 33.358 Ha. Dengan demikian berarti hanya 28,72 dari luas wilayah Kabupaten Lampung Barat yang bisa untuk areal budidaya dan pemukiman. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Hutan Lindung merupakan wilayah kawasan konservasi yang memiliki fungsi sebagai daerah tangkapan aar water catchment area bagi Propinsi Lampung. Keadaan tersebut, ditunjukkan bahwa 90 seluruh wilayah Lampung Barat merupakan sumber mata air sungai di Propinsi Lampung karena letak geografis Kabupaten Lampung Barat merupakan kondisi alam pegunungan dengan dominasi kawasan konservasi tersebut, maka banyak perkebunan kopi rakyat yang lahannya masuk dalam kaawasan konservasi tersebut. Kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Pemkab Lampung Barat harus pula mengayomi masyarakatnya yang berkebun di kawasan konservasi TMBBS, seperti di Kecamatan Suoh, Way Tenong, Sekincau dan sebagian juga di wilayah pesisir barat Propinsi Lampung. Menurut Soerianegara dan Indrawan dalam Rudiyanto 2009 pembukaan lahan hutan baik untuk perladangan maupun untuk pemukiman akan mengganggu ekosistem hutan dan mengubah keanekaragaman jenis dan struktur vegetasi. Berdasarkan

7.2 Perumusan Strategi Kebijakan Pengembangan Komoditas Kopi

Pada kajian ini, startegi pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat menggunakan pendekatan analisis SWOT dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil analisis SWOT ini akan diperoleh berbagai alternatif strategi kebijakan yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Lampung Barat dalam mengembangkan komoditas kopi sebagai komoditas unggulan daerah di masa mendatang. Adapun hasil analisis SWOT disajikan pada Tabel 21.