42 untuk mengevaluasi mutu sampel recovery produk B. Apabila setelah melalui verifikasi
awal ternyata model kalibrasi yang digunakan tidak sesuai, maka data analisis konvensional tersebut digunakan untuk pembuatan model kalibrasi baru yang sesuai dengan sampel
recovery produk B. Hasil analisis metode konvensional sampel recovery produk B selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13-16.
2. Verifikasi Awal Hasil Analisis Sampel
Data kuantitatif dan data analisis metode konvensional keempat parameter komposisi yang telah diperoleh selanjutnya diverifikasi menggunakan uji t. Berdasarkan uji kenormalan
data, kedua jenis data yang dihasilkan pada tahap analisis sampel recovery produk B tersebar normal Lampiran 17. Hasil uji t keempat parameter komposisi sampel recovery produk B
disajikan pada Tabel 4 dan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 18. Tabel 4. Hasil verifikasi awal hasil analisis sampel recovery produk B menggunakan uji t
Parameter n
Hasil Uji t T
hitung
T
tabel
0.05;12 P two-tail
Total Padatan 13
16.6656 2.1788
0.0000 Lemak
13 -16.0669
0.0000 Sukrosa
13 18.8719
0.0000 Protein
13 21.8999
0.0000 Berdasarkan Tabel 4, parameter total padatan, kadar lemak, sukrosa, dan protein
menunjukkan nilai T
hitung
T
tabel
dan P two tail ≤ 5 pada taraf kepercayaan 95. Maksud
dari 5 adalah tingkat kesalahan yang diizinkan maksimal 5 dengan taraf kepercayaan 95 Efendi Miranto 2008. Apabila dilakukan pengujian sebanyak 100 kali, diasumsikan
terdapat lima data yang gagal. Parameter total padatan sampel recovery produk B memiliki nilai T
hitung
T
tabel
16.6656 2.1788 dan P two tail ≤ 0.05 0.0000 0.05. Parameter kadar
lemak sampel recovery produk B memiliki nilai T
hitung
T
tabel
-16.0669 2.1788 dan P two tail
≤ 0.05 0.0000 0.05. Parameter sukrosa sampel recovery produk B memiliki nilai T
hitung
T
tabel
18.8719 2.1788 dan P two tail ≤ 0.05 0.0000 0.05. Parameter protein memiliki
nilai T
hitung
T
tabel
21.8999 2.1788 dan P two tail ≤ 0.05 0.0000 0.05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis awal H ditolak dan H
1
diterima, yaitu hasil analisis total padatan, kadar lemak, sukrosa, dan protein sampel recovery produk B menggunakan metode
spektroskopi FTIR berbeda nyata dengan hasil analisis metode konvensionalnya pada taraf kepercayaan 95.
Berdasarkan hasil verifikasi awal tersebut dapat dikatakan bahwa model kalibrasi yang telah ada sebelumnya tidak sesuai untuk digunakan pada pembacaan parameter komposisi
sampel recovery produk B. Oleh sebab itu, perlu dibuat model kalibrasi baru dengan melakukan penyesuaian terhadap model kalibrasi tersebut dengan menggunakan metode
adjustment slope and intercept.
3. Model Kalibrasi Metode Spektroskopi FTIR
Pembuatan model kalibrasi sampel recovery produk B dilakukan karena model kalibrasi yang telah tersedia sebelumnya dan digunakan untuk menganalisis parameter komposisi