Data Spektrum Instrumen Spektroskopi NIR
35 Setiap komposisi tersebut memiliki spektrum gabungan pantulan NIR yang unik dan
beragam yang dihasilkan dari penyebaran, pantulan, dan penyerapan cahaya oleh bahan penyusun komposisi tersebut. Spektrum sampel recovery produk A Gambar 12
menunjukkan hubungan antara log 1R dan panjang gelombang nm. Komposisi kimia tertentu akan mengalami penyerapan radiasi sinar inframerah pada
panjang gelombang tertentu. Hal ini dapat dilihat adanya puncak-puncak gelombang pada model spektrum absorbansi NIR. Berdasarkan Gambar 12, puncak gelombang absorbansi
NIR sampel recovery produk A terjadi pada panjang gelombang 1196 nm, 1450 nm, 1786 nm, dan 1895-1991 nm. Puncak-puncak gelombang tersebut merupakan hasil penyerapan
panjang gelombang tertentu oleh kandungan komposisi kimia pada sampel recovery produk A. Semakin tinggi puncak gelombang, maka absorbansi semakin besar dan hal ini
menunjukkan semakin tinggi pula kandungan komposisi kimia tersebut dalam suatu bahan Dryden 2003.
Pada Gambar 12, puncak gelombang spektrum absorbansi NIR sampel recovery produk A terjadi pertama kali pada panjang gelombang 1196 nm. Pada panjang gelombang
1196 nm terbaca gugus C-H yang merupakan salah satu gugus penyusun lemak dan protein Kumar et al. 2011. Kadar lemak dan protein merupakan komposisi penyusun sampel
recovery produk A. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode konvensional, lemak merupakan komposisi urutan ketiga yang terdapat pada sampel recovery produk A,
sedangkan protein merupakan komposisi urutan keempat. Terbacanya komposisi protein pada komposisi lemak dimungkinkan karena adanya pengaruh protein susu pada penentuan
lemak. Protein dapat berada pada membran globula lemak yang melindungi droplet lemak Tsenkova et al. 2000.
Puncak gelombang kedua terjadi pada panjang gelombang 1450 nm. Puncak gelombang ini merupakan puncak gelombang dengan intensitas absorbansi tinggi kedua.
Menurut Shenk et al. 2008, pada panjang gelombang 1450 nm pati mampu menyerap radiasi sinar inframerah. Pada sampel recovery produk A pati tersebut merujuk pada kadar
sukrosa atau kadar gula. Pada panjang gelombang 1450 nm ikatan yang berperan dalam penyerapan radiasi adalah gugus O-H dan C=O. Kedua gugus tersebut merupakan gugus
penyusun sukrosa. Hasil ini sesuai dengan hasil analisis menggunakan metode konvensional yang menunjukkan kadar sukrosa pada sampel recovery produk A menempati
urutan kedua. Puncak gelombang spektum absorbansi NIR ketiga terjadi pada panjang gelombang
1786 nm. Menurut Brandão et al. 2010, komponen susu yang dapat terdeteksi pada kisaran panjang gelombang 1780 hingga 1790 nm adalah lemak dan protein. Pada panjang
gelombang tersebut gugus yang berperan adalah C-H dan S-H. Lemak dan protein sama- sama mengandung gugus C-H. Protein yang mengandung gugus S-H pada susu sangat
sedikit. Oleh sebab itu, pada puncak gelombang ketiga ini komposisi lemak lebih dominan dibandingkan protein. Hasil ini sesuai dengan hasil analisis menggunakan metode
konvensional dimana kadar lemak menempati posisi ketiga dalam komposisi sampel recovery produk A.
Puncak gelombang spektrum absorbansi NIR pada sampel recovery produk A keempat terjadi pada kisaran panjang gelombang 1895-1991 nm. Puncak gelombang
terakhir yang tampak ini merupakan puncak gelombang spektrum yang memiliki intensitas absorbansi tertinggi. Hasil ini menunjukkan penyerapan radiasi sinar yang tinggi oleh
ikatan kimia penyusun air di dalam sampel recovery produk A. Menurut Kumar et al.
36 2011, pada panjang gelombang 1940-1950 nm penyerapan didominasi oleh kadar air
H
2
O. Hal ini dikarenakan pada panjang gelombang tersebut ikatan yang mengalami vibrasi stretching dan bending didominasi oleh ikatan kombinasi O-H. Gugus O-H di air
terbaca pula pada panjang gelombang 1450 nm. Hal ini terjadi karena adanya perubahan vibrasi stretching yang menyebabkan molekul H
2
O menjadi isolinear dan adanya perubahan suhu Shenk et al. 2008. Komposisi kadar air pada sampel recovery tidak
dianalisis dengan metode konvensional. Namun, terbacanya spektrum kadar air pada sampel recovery produk A dijadikan dasar untuk perhitungan total padatan. Total padatan
yang dihasilkan oleh pengukuran metode spektroskopi NIR merupakan hasil penggabungan antara pengukuran kadar lemak, protein, sukrosa, dan padatan susu bukan lemak Milk
Solid Non Fat, MSNF dan kadar abu Wehr Frank 2004. Total padatan dapat dihitung pula dengan mengurangi 100 dengan kadar air.
Pada panjang gelombang 1895 nm hingga 1991 nm terbaca pula protein. Menurut Kumar et al. 2011, pada panjang gelombang 1940 nm spektrum didominasi oleh
penyerapan radiasi oleh komponen air. Adanya gugus protein yang terbaca pada panjang gelombang tersebut mungkin karena adanya protein yang terlarut dalam air Tsenkova et al.
2000. Pada panjang gelombang 1980 nm hingga 1991 nm, gugus N-H dominan menyerap radiasi sinar inframerah. Gugus tersebut menunjukkan keberadaan protein pada sampel
recovery produk A.