37 Berdasarkan Tabel 1, parameter total padatan, kadar lemak, dan sukrosa
menunjukkan nilai T
hitung
≤ T
tabel
dan P two tail 5 pada taraf kepercayaan 95. Sementara itu, parameter protein menunjukkan nilai T
hitung
T
tabel
dan P two tail ≤ 5
pada taraf kepercayaan 95. Maksud dari 5 adalah tingkat kesalahan yang diizinkan maksimal 5 dengan taraf kepercayaan 95 Efendi Miranto 2008. Apabila dilakukan
pengujian sebanyak 100 kali, diasumsikan terdapat lima data yang gagal. Parameter total padatan 55 sampel recovery produk A memiliki nilai T
hitung
≤ T
tabel
1.9595 2.0129 dan P two tail 0.05 0.0561 0.05. Parameter kadar lemak 55 sampel recovery produk A memiliki nilai T
hitung
≤ T
tabel
0.4545 2.0106 dan P two tail 0.05 0.6515 0.05. Parameter sukrosa 55 sampel recovery produk A memiliki nilai T
hitung
≤ T
tabel
1.8471 2.0129 dan P two tail 0.05 0.0712 0.05. Hasil tersebut menunjukkan hipotesis awal H
diterima, yaitu hasil analisis metode konvensional sampel recovery produk A varian X tidak berbeda nyata dengan hasil analisis metode konvensional
sampel recovery produk A varian Y pada parameter total padatan, kadar lemak, dan sukrosa dengan taraf kepercayaan 95. Hal ini menunjukkan komposisi total padatan, kadar lemak,
dan sukrosa sampel recovery produk A varian X hampir sama dengan sampel recovery produk A varian Y.
Sementara itu, parameter protein memiliki nilai T
hitung
T
tabel
4.6754 2.0262 dan P two tail
≤ 0.05 0.0000 0.05. Hasil tersebut menunjukkan hipotesis awal H ditolak
dan H
1
diterima, yaitu hasil analisis metode konvensional sampel recovery produk A varian X berbeda nyata dengan hasil analisis metode konvensional sampel recovery produk A
varian Y pada parameter protein dengan taraf kepercayaan 95. Hal ini menjelaskan bahwa komposisi protein sampel recovery produk A varian X berbeda dengan sampel
recovery produk A varian Y. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat dikatakan bahwa data analisis metode
konvensional parameter total padatan, kadar lemak, dan sukrosa sampel recovery produk A varian X dan varian Y dapat digabungkan dan digunakan untuk dibuat model kalibrasi
sampel recovery produk A. Sementara itu, parameter protein sampel recovery produk A varian X dan varian Y tidak dapat digabungkan pada pembuatan model kalibrasi sampel
recovery produk A meskipun memiliki spektrum sampel yang hampir sama. Hal ini dikarenakan produk asal kedua varian sampel recovery produk A tersebut memiliki
komposisi protein yang berbeda.
2. Model Kalibrasi Metode Spektroskopi NIR
Data spektrum NIR masing-masing sampel yang mencakup empat parameter komposisi kadar lemak, protein, total padatan, dan sukrosa dan data analisis metode konvensional
sampel recovery produk A selanjutnya diolah dengan menggunakan software WinISI yang terdapat pada instrumen NIRS menjadi model kalibrasi. Metode kalibrasi yang digunakan oleh
software WinISI adalah metode PLS Partial Least Square. Jumlah sampel recovery produk A yang digunakan oleh software WinISI untuk proses kalibrasi tidak semuanya. Dari 55 sampel
recovery produk A yang merupakan gabungan dua varian sampel recovery produk A, 48 sampel yang digunakan untuk kalibrasi parameter total padatan; 46 sampel yang digunakan
untuk kalibrasi parameter kadar lemak; 47 sampel yang digunakan untuk kalibrasi parameter sukrosa; dan 42 sampel yang digunakan untuk kalibrasi parameter protein.
Pengolahan data menggunakan metode PLS oleh software WinISI menghasilkan model kalibrasi masing-masing parameter komposisi sampel recovery produk A. Model kalibrasi
38 yang diperoleh untuk parameter total padatan adalah
Y
total padatan
= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ ...... + b
48
X
48
.
Model kalibrasi yang diperoleh untuk parameter kadar lemak adalah
Y
kadar lemak
= a + l
1
X
1
+ l
2
X
2
+ ...... + l
46
X
46
.
Model kalibrasi yang diperoleh untuk parameter sukrosa adalah
Y
sukrosa
= a + s
1
X
1
+ s
2
X
2
+ ...... + s
47
X
47
.
Model kalibrasi yang diperoleh untuk parameter protein adalah
Y
protein
= a + p
1
X
1
+ p
2
X
2
+ ...... + p
42
X
42
. Hasil kalibrasi metode spektroskopi NIR dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil kalibrasi dan validasi internal NIRS sampel recovery produk A Parameter
n Mean
Kalibrasi Cross Validation
SEC R
2
SECV 1-VR
Total Padatan 48
18.5054 0.1014
0.9998 0.1558
0.9996 Lemak
46 2.2504
0.0375 0.9981
0.0524 0.9962
Sukrosa 47
11.5474 0.1329
0.9992 0.2369
0.9976 Protein
42 1.4036
0.0766 0.9921
0.1281 0.9783
Berdasarkan hasil kalibrasi 48 sampel Tabel 2, model kalibrasi parameter total padatan sampel recovery produk A memiliki nilai SEC sebesar 0.1014. Nilai ini
memperlihatkan hasil analisis total padatan metode spektroskopi NIR dengan hasil kuantitatif metode konvensional memiliki perbedaan sebesar 0.1014. Hasil SEC 1 menunjukkan
bahwa model kalibrasi parameter total padatan sampel recovery produk A cukup baik. Nilai R
2
parameter total padatan sampel recovery produk A adalah 0.9998. Nilai koefisien determinasi total padatan hampir mendekati 1. Nilai ini menujukkan pendugaan absorbansi total padatan
metode spektroskopi NIR 99.98 mendekati hasil analisis metode konvensional. Setelah dilakukan kalibrasi, software selanjutnya melakukan validasi internal yang
disebut “cross validation” pada 13 data yang digunakan untuk kalibrasi. Tujuan dari validasi internal adalah untuk membantu menguji kecocokan model kalibrasi dalam kemampuan
memprediksi hasil kuantitatif dengan tepat. Validasi internal mampu memperlihatkan bahwa semua sampel spektrum tersebut dapat diidentifikasi atau memenuhi syarat menurut prosedur,
tanpa melebihi ambang batas EMEA 2012. Berdasarkan hasil validasi internal Tabel 2, model kalibrasi parameter total padatan memiliki nilai SECV sebesar 0.1558. Nilai ini
menunjukkan bahwa perbedaan hasil analisis total padatan metode spektroskopi NIR dengan hasil analisis metode konvensional berdasarkan validasi internal adalah sebesar 0.1558. Hasil
SECV 1 menunjukkan akurasi prediksi parameter total padatan sampel recovery produk A cukup baik. Nilai 1-VR yang dihasilkan pada parameter total padatan sampel recovery produk
A adalah 0.9996. Nilai ini menunjukkan pendugaan absorbansi total padatan metode spektroskopi NIR 99.96 mendekati hasil analisis metode konvensional berdasarkan metode
validasi internal. Model kalibrasi parameter kadar lemak sampel recovery produk A memiliki nilai SEC
sebesar 0.0375 Tabel 2. Nilai ini memperlihatkan hasil analisis kadar lemak metode spektroskopi NIR dengan hasil kuantitatif metode konvensional pada 46 sampel recovery
produk A memiliki perbedaan sebesar 0.0375. Hasil SEC 1 menunjukkan model kalibrasi parameter kadar lemak yang dihasilkan cukup baik. Nilai R
2
yang dihasilkan parameter kadar lemak sampel recover y produk Aadalah 0.9981. Nilai koefisien determinasi
kadar lemak ini hampir mendekati 1. Nilai ini menunjukkan pendugaan absorbansi kadar lemak metode spektroskopi NIR 99.81 mendekati hasil analisis metode konvensional.