23 dibutuhkan untuk pembuatan model kalibrasi metode spektroskopi NIR dengan
menggunakan instrumen FOSS NIRSystems 5000 minimal 30 sampel Mark Campbell 2008 dan untuk verifikasi minimal 10 sampel Santoso 2009. Pada penelitian ini
digunakan 23 sampel recovery produk A varian X dan 13 sampel recovery produk A varian Y. Pengambilan sampel dilakukan selama 8 minggu.
Sampel recovery produk A yang dianalisis berasal dari tangki recovery. Tangki recovery yang terdapat di PT Frisian Flag dikelompokan berdasarkan jenis produk dan
varian rasa. Pada penelitian ini sampel recovery yang dianalisis berasal dari tangki recovery A. Sampel recovery diambil dari dalam tangki recovery dengan sample cock. Sebelum
sampel diambil, sample cock harus dipastikan dalam keadaan bersih untuk menghindari kontaminasi. Selanjutnya isi dalam tangki recovery dihomogenkan, diambil sampel
recoverynya, dan diisikan ke dalam botol steril.
b. Analisis Parameter Komposisi Sampel
Analisis dilakukan terhadap parameter komposisi seperti total padatan, kadar lemak, sukrosa, dan protein pada sampel recovery produk A dengan menggunakan instrumen dan
metode konvensional.
i. Instrumen
Sampel recovery produk A dianalisis menggunakan instrumen NIRS yaitu FOSS NIRSystems 5000. Hal ini dikarenakan sampel recovery produk A memiliki total
padatan 15 dan dikhawatirkan apabila dianalisis menggunakan instrumen FTIRS dapat menyebabkan kerusakan pada pompa di instrumen tersebut. Analisis
menggunakan instrumen NIRS diawali dengan dihomogenkannya sampel recovery produk A yang akan dianalisis. Kemudian program ISIscan dipilih untuk
analisispembacaan komposisi sampel. Selanjutnya dipilih equation yang digunakan untuk pembuatan model kalibrasi. Sampel recovery produk A varian X dan Y di scan
menggunakan equation yang sama. Sebelum pembacaan dimulai, terlebih dahulu ceramic reference dipastikan telah berada pada tempat scan
. Selanjutnya tombol “Scan” diklik, kode sampel yang dianalisis diisikan pada kotak yang tersedia, dan tombol
“Continue” diklik. Pembacaan reference dilakukan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan pembacaan sampel.
Pembacaan sampel dilakukan setelah muncul kotak dialog pada layar komputer “Sample”. Sampel diletakkan pada kuvet sampel dan ditekan dengan fiber-optic probe.
Kuvet harus dipastikan dalam keadaan bersih dan tidak terdapat gelembung saat ditekan dengan fiber-optic probe. Hal ini dikarenakan gelembung tersebut dapat mengganggu
pembacaan sampel saat dianalisis. Kemudian reference dipindahkan dari tempat scan, diganti dengan kuvet yang berisi sampel, dan tombol “Enter” ditekan. Instrumen NIRS
dipastikan dalam keadaan tertutup pada saat pembacaan reference dan sampel. Sampel
recovery dilewati oleh sinar inframerah dekat NIR yang memiliki panjang gelombang 780
– 2500 nm Cen He 2007. Setelah pembacaan sampel selesai, kuvet selanjutnya dikeluarkan dari instrumen NIRS dan dibersihkan.
Data yang dihasilkan dari pembacaan sampel recovery produk A menggunakan instrumen NIRS berupa data kuantitatif parameter komposisi. Hal ini dikarenakan
penggunaan model kalibrasi yang sudah ada pada instrumen NIRS untuk pembacaan
24 komposisi sampel recovery produk A. Namun, data kuantitatif ini hanya digunakan
untuk melihat apakah hasil pembacaan instrumen NIRS berbeda dengan hasil metode konvensional. Data yang akan digunakan untuk pembuatan model kalibrasi adalah data
spektrum masing-masing sampel yang juga terekam oleh instrumen NIRS saat pembacaan sampel.
ii. Metode Konvensional
Setelah sampel recovery produk A dianalisis dengan instrumen NIRS, selanjutnya dilakukan analisis menggunakan metode konvensional yang dilakukan
secara duplo setiap sampel. Metode konvensional yang digunakan antara lain metode Roese-Göttlieb atau metode Mojonnier untuk analisis kadar lemak AOAC 2006,
metode Kjeldahl untuk analisis kadar protein AOAC 2006, total padatan dengan fiber paper AOAC 2006, dan metode polarimetri untuk pengukuran kadar sukrosa IDF
2004. Karena digunakan dua varian sampel recovery produk A, hasil analisis metode konvensional selanjutnya dilakukan uji t pada keempat parameter komposisi sampel
recovery produk A. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah kedua data analisis konvensional tesebut dapat digabungkan untuk membuat model kalibrasi sampel
recovery produk A. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data analisis
menggunakan SPSS 16.0. Uji t yang digunakan adalah uji t: two-sample assuming unequal variances dengan P two tail karena selisih mean yang signifikan dapat
bersifat negatif atau positif. Apabila hasil uji t menunjukkan T
hitung
≤ T
tabel α;df
atau nilai P two tail 0.05, maka H
diterima Efendi Miranto 2008. Hipotesis dari uji t varian sampel recovery produk A adalah:
H : hasil analisis konvensional sampel recovery produk A varian X tidak
berbeda nyata dengan sampel recovery produk A varian Y H
1
: hasil analisis konvensional sampel recovery produk A varian X berbeda nyata dengan sampel recovery produk A varian Y
c. Pembuatan Model Kalibrasi
Setelah diperoleh data spektrum dari pembacaan instrumen NIRS dan data analisis metode konvensional, selanjutnya dilakukan pembuatan model kalibrasi dengan
menggunakan software bawaan instrumen NIRS yaitu WinISI. Data spektrum panjang gelombang dari masing-masing sampel yang mencakup empat parameter komposisi kadar
lemak, protein, total padatan, dan sukrosa terekam oleh instrumen NIRS dan diperlukan untuk pengolahan data. Data spektrum metode spektroskopi NIR dan data analisis metode
konvensional selanjutnya diolah menjadi model kalibrasi dengan bantuan software WinISI berdasarkan analisis multivariate. Model kalibrasi tersebut merupakan hubungan antara
data analisis metode konvensional dan data yang diperoleh menggunakan metode spektroskopi NIR Restaino et al. 2009. Model kalibrasi selanjutnya dievaluasi
berdasarkan koefisien determinasi kalibrasi R
2
, standard error of calibration SEC, standard error of cross validation SECV, dan koefisien determinasi pada cross validation
1-VR Decandia et al. 2009.