94
wilayah Perbatasan Darat Indonesia, karena masih banyak infrastruktur yang sangat sulit untuk dijangkau bahkan tidak dapat dijangkau oleh masyarakat di
wilayah perbatasan tersebut.
5.2.6 Tingkat pengangguran terbuka dan rasio tenaga pendidikan tingkat SMP
Variabel pengangguran yang diwakili oleh rasio tingkat pengangguran terbuka dan variabel rasio tenaga pendidikan tingkat SMP berdasarkan hasil
analisis regresi data panel tidak signifikan memengaruhi indeks pembangunan manusia di wilayah perbatasan darat Indonesia, dimana terjadinya peningkatan
tingkat pengangguran terbuka dan peningkatan tenaga pendidikan justru tidak memberikan pengaruh terhadap nilai indeks pembangunan manusianya. Variabel
tingkat pengangguran terbuka tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia hal ini disebabkan salah satunya karena adanya pengaruh sosial budaya
di wilayah perbatasan. Contohnya di salah satu wilayah perbatasan yaitu di Provinsi NTT, sebagaimana dikemukakan oleh Nakmofa dalam Demarce 2012,
yang mengemukakan bahwa falsafah hidup yang dianut yaitu budaya “puah
manus”, yang merupakan falsafah keterbukaan, penghargaan dan partnership dengan semua manusia. Sehingga ini dapat diartikan jika ada kerabat maupun
saudara mereka yang tidak memiliki pekerjaan maka dengan keterbukaan, penghargaan dan rasa kemitraan yang tinggi mereka akan merangkul saudaranya
dengan baik dan bersahaja. Sedangkan dalam kaitannya dengan rasio tenaga pendidikan, dimana jika
tenaga pendidikan ditingkatkan maka tidak signifikan memengaruhi indeks pembangunan manusia di wilayah perbatasan. Kondisi ini disebabkan kartena
rasio beban guru yang ada di wilayah perbatasan pada dasarnya sudah lebih baik dari standar yang ada di kementerian pendidikan nasional. Sehingga jika jumlah
guru semakin ditingkatkan sementara jumlah murid tidak meningkat, maka rasio beban guru akan semakin kecil, hal ini tentunya akan menjadi tidak efisien, karena
jumlah guru yang semakin meningkat sementara jumlah murid tidak meningkat akan membuat beban pemerintah yang semakin besar.
95
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan informasi dari hasil penelitian yang diperoleh, serta pembahasan yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut : 1. Komponen pembentuk indeks pembangunan manusia yang mempunyai
kontribusi terbesar adalah indeks pendidikan, dengan rata-rata perbatasan sebesar 70,41 dan rata-rata nasional sebesar 78,60 kecuali untuk Kabupaten
Pegunungan Bintang dan Kabupaten Boven Digoel. Pada kedua kabupaten tersebut justru indeks pendidikan merupakan indeks pembentuk Indeks
Pembangunan Manusia dengan kontribusi terendah kurang dari 30 persen. Sedangkan variabel daya beli mempunyai kontribusi yang terendah.
2. Meskipun indeks pendidikan merupakan komponen pembentuk IPM terbesar ternyata angka partisipasi murni sekolah di wilayah ini masih rendah dan
angka putus sekolah di wilayah ini masih tinggi. 3. Dari hasil penelitian, ternyata pengeluaran pemerintah bidang kesehatan
mempunyai hubungan yang tidak sesuai dengan hipotesis, dimana variabel tersebut berhubungan negatif terhadap IPM.
4. Variabel infrastruktur mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap peningkatan indeks pembangunan manusia yaitu sebesar 3,059.
6.2 Saran- saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka pada bagian ini dikemukakan beberapa saran dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Besarnya pengaruh yang dihasilkan oleh variabel infrastruktur terhadap pembangunan manusia, mengindikasikan bahwa infrastruktur merupakan
kunci utama dalam peningkatan pembangunan. Dengan demikian, maka sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian yang lebih besar dan nyata