PDRB per kapita Faktor yang Memengaruhi Indeks Pembangunan Manusia

85 Tabel 5.2 IPM dan PDRB per kapita wilayah perbatasan darat Indonesia tahun 2007 - 2010 KabupatenKota IPM PDRB 2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 Kab. Sambas 63.01 63.73 64.46 64.93 5.132 5.353 5.582 5.915 Kab. Bengkayang 66.32 66.81 67.18 67.55 5.012 5.186 5.310 5.417 Kab. Sanggau 67.64 67.86 68.19 68.55 6.159 6.271 6.479 6.526 Kab. Sintang 66.89 67.44 68.00 68.31 5.028 5.155 5.311 5.720 Kab. K. Hulu 69.26 69.41 69.79 70.03 4.931 4.988 5.078 5.321 Kab. K. Barat 71.93 72.16 72.60 72.90 17.007 17.942 18.949 19.701 Kab. Malinau 71.68 71.78 72.30 72.65 9.193 9.412 9.760 11.089 Kab. Nunukan 72.17 72.86 73.48 73.84 9.943 9.797 9.616 10.148 Kab. Belu 64.77 65.02 65.58 66.00 2.133 2.107 2.091 2.901 Kab. TTU 65.84 66.53 66.95 67.49 2.007 2.095 2.195 2.171 Kab. Kupang 62.82 63.41 63.91 64.34 2.727 2.761 2.806 3.315 Kab. Merauke 64.03 64.44 64.77 65.73 7.298 7.510 7.883 7.802 Kab. B. Digoel 48.65 49.20 49.56 50.21 11.572 12.150 12.884 9.023 Kab. P. Bintang 47.38 47.94 48.54 48.99 1.621 2.054 2.291 3.829 Kab. Keerom 67.99 68.55 68.89 69.26 6.054 6.466 6.934 7.255 Kota Jayapura 73.84 74.56 75.16 75.76 10.145 10.450 13.900 13.127 Sumber: BPS, 2008-2011

5.2.2 Kemiskinan

Penduduk merupakan subyek sekaligus obyek dalam pembangunan ekonomi, maka untuk meningkatkan perekonomian dan pembangunan manusia tidak terlepas dari peran penduduk itu sendiri. Di wilayah Perbatasan Darat Indonesia, dari hasil pengujian di atas diketahui bahwa jumlah penduduk miskin memiliki pengaruh negatif terhadap indeks pembangunan manusia di Perbatasan Darat Indonesia. Tabel estimasi menunjukkan bahwa jika tingkat kemiskinan meningkat, maka indeks pembangunan manusia akan mengalami penurunan dan sebaliknya jika jumlah penduduk miskin mengalami penurunan, maka IPM akan mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan, diantaranya adalah studi Birdsall, Ross dan Sabot 1995 dan Ranis dan Stewart 2005 dalam Charisma 2008, yang menyatakan bahwa jika penduduk miskin memperoleh pendapatan yang lebih tinggi atau dengan kata lain terjadi pengurangan tingkat kemiskinan, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia melalui peningkatan bagian pengeluaran 86 rumah tangga yang lebih tinggi, Sehingga dengan kata lain dapat dikatakan bahwa berkurangnya tingkat kemiskinan akan dapa meningkatkan IPM. Menurut penelitian Gevisioner 2007 bahwa jumlah penduduk miskin memiliki pengaruh negatif terhadap pembangunan manusia. Sehingga kemiskinan tetap menjadi agenda dan tantangan uatama dalam pembangunan baik secara nasional maupun masing-masing daerah. Selain itu pengurangan dan peningkatan kualitas SDM harus terus di intepretsikan di setiap agenda pembangunan dan senantiasa diarahkan agar dapat memberikan dampak positif yang nyata terhadap peningkatan pendapatan dan penghapusan hambatan-hambatan sosial yang dihadapi oleh penduduk miskin. Kemiskinan terkait erat dengan variabel ekonomi makro lainnya baiksecara langsung maupun tidak antara lain tingkat upah tenaga kerja, tingkat