Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

37 Analisis yang kedua adalah Tipelogi Klaasen dengan melihat perbandingan antara laju pertumbuhan ekonomi LPE dan PDRB per kapita kecamatan terhadap angka LPE dan PDRB perkapita rata-rata kabupaten. Sedangkan alat Analisis selanjutnya adalah regresi data panel dengan IPM sebagai Variabel bebas, dan variabel terikatnya terdiri dari: PDRB per kapita kecamatan; sarana pendidikan jumlah gedung SD dan MI; rasio guru SD dan MI; jumlah sarana kesehatan kecamatan; rasio tenaga medis per 1000 penduduk; kepadatan penduduk kecamatan; dan akses penduduk terhadap air bersih. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan PDRB, rasio guru terhadap murid SD, kepadatan penduduk, dan rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih signifikan mempengaruhi IPM di Kabupaten Bekasi dan disparitas pendapatan yang tinggi di Kabupaten Bekasi tidak serta merta menyebabkan tingginya disparitas IPM. Penelitian tentang Indeks Pembangunan Manusia juga dilakukan oleh Yanuarta 2009. Penelitian Yanuarta mengaitkan alokasi anggaran pembangunan dengan peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Barat. Metode analisis yang digunakan adalah dengan regresi berganda dengan memasukkan variabel-variabel berupa belanja pembangunan sektor pendidikan, belanja sektor kesehatan, dan belanja sektor perekonomian. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan b elanja pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan IPM. Prioritas pembangunan sektor pendidikan adalah program sekolah gratis, rehabilitasi sekolah, pemerataan guru, peningkatan kompetisi guru, pengadaan sarana pendidikan, pembentukan PKBM, pembangunan sekolah, peningkatan insentif guru, dan pendidikan D2 bagi guru SD. Prioritas pembangunan bidang kesehatan yaitu pengobatan gratis, revitalisasi posyandu, dan pengadaan dokter dan bidan. Selain itu Patrioka 2011 juga meneliti tentang pembangunan manusia dengan fokus penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia di Provinsi Jawa Barat. Metode analisis yang digunakan adalah data panel dengan unit time series 2005-2009 dan cross section-nya 25 kabupatenkota. Data yang digunakan adalah IPM, PDRB perkapita, jumlah penduduk miskin, jumlah SD dan SMP, jumlah guru, jumlah murid, jumlah puskesmas, jumlah rumah sakit, jumlah pelayan kesehatan dan panjang jalan. 38 Penelitian ini menyimpulkan bahwa seluruh faktor yang dianalisis berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Jawa Barat.

2.14 Kerangka Pemikiran

Kawasan perbatasan merupakan manifestasi utama kedaulatan suatu negara yang memiliki peranan penting dan strategis dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber alam, pertahanan keamanan dan kedaulatan ekonomi suatu negara. Kawasan ini memiliki potensi sumber daya alam hutan, tambang dan mineral, perikanan dan kelauatan yang sangat besar dan terbentang disepanjang perbatasan yang dapat dioptimalkan pemanfaatannya untuk meningkatkan perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu kawasan perbatasan juga merupakan beranda depan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam RPJMN 2004-2009, yang menjadi pintu gerbang keluar masuk. Oleh karena itu wilayah ini harus dipertahankan dan dikembangkan dengan berbagai cara sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan agar dapat sejajar dengan negara tetangga. Namun demikian, hingga saat ini kondisi perekonomian sebagian besar wilayah perbatasan masih relatif tertinggal jika dibandingkan dengan wilayah lain bahkan dibeberapa kawasan perbatasan terjadi kesenjangan pembangunan dengan negara lain. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana sosial ekonomi seperti perhubungan, telekomunikasi, pemukiman, air bersih, listrik, jalan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Keterbatasan sarana dan prasarana di kawasan ini menyebabkan minimnya kegiatan investasi, rendahnya optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, rendahnya penciptaan lapangan pekerjaan, keterisolasian wilayah, tingginya angka kemiskinan, terjadinya aktifitas illegal, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia, serta munculnya ancaman terhadap pertahanan dan keamanan negara yang dipicu oleh bergesernya patok batas dan perhatian yang kurang dari Pemerintah Indonesia terhadap warganya di kawasan perbatasan. Untuk menjadikan kawasan perbatasan sebagai beranda depan yang berinteraksi positif dengan negara tetangga diperlukan upaya dan komitmen dari 39 seluruh komponen bangsa, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, masyarakat, dan sebagainya. Sehingga berbagai permasalahan yang timbul tersebut dapat dibuat solusi pemecahannya agar pemerataan pembangunan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan yang selama ini diharapkan dapat terwujud. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut diperlukan perhatian yang serius terhadap pembangunan sumber daya manusia.Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satu indikatornya adalah indeks pembangunan manusia. Meningkatnya indeks pembangunan manusia akan berdampak pada pencapaian pembangunan. Strategi untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia secara efektif adalah dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan indeks pembangunan manusia, sehingga bisa dijadikan faktor penting dalam menentukan kebijakan. Secara keseluruhan kerangka pemikiran penelitian ini seperti pada Gambar 2.4 berikut ini: Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran Wilayah Perbatasan Darat Indonesia