Tenaga Pendidikan dan Kesehatan

67 murid dan guru. Murid yang terlampau banyak dalam proses belajar akan berdampak kurang fokusnya penerimaan materi, akibatnya pendidikan akan kurang berkualitas. Perkembangan rasio murid terhadap guruselama periode penelitian menunjukkan nilai yang masih sesuai dengan standar beban murid terhadap gurur, dimana berdasarkan ketentuan dari dinas pendidikan dan kebudayaan rasio murid guru adalah 1 banding 40, sementara pada wilayah perbatasan darat ini rata-rata rasio murid guru masih di bawah standar yang ditetapkan yaitu pada interval 13 hingga 29 murid per guru pada masing-masing kabupatenkota. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan pelayanan ketersediaan sumberdaya pengajar di wilayah ini sudah mencukupi. Kabupaten dengan ketersediaan sumber daya pengajar tertinggi di wilayah perbatasan adalah Provinsi Kalimantan Timur, di mana ketiga kabupatennya memiliki rasio terkecil yaitu sekitar 14-15 murid per guru untuk tingkat SD dan 12 murid per guru untuk tingkat SMP. Sumber: BPS diolah Gambar 4.3 Rasio murid terhadap guru tingkat SD dan SMP wilayah perbatasan darat Indonesia tahun 2010 Berdasarkan ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan, rasio beban tenaga kesehatan terhadap penduduk di wilayah perbatasan dapat dilihat berdasarkan Gambar 4.4.Gambar tersebut menunjukkan bahwa beban tenaga kesehatan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Kupang merupakan yang tertinggi pada tahun 2007. Hal ini mengindikasikan masih 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 SD SLTP 68 sedikitnya jumlah tenaga kesehatan diwilayah tersebut. Sedangkan beban dokter terendah adalah di Kabupaten Malinau. Untuk tahun 2010 beban tenaga kesehatan pada wilayah ini sebagian besar lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Sumber: BPS diolah Gambar 4.4 Rasio dokter terhadap jumlah penduduk di wilayah perbatasan darat Indonesia tahun 2007 dan 2010 dan standar nasional

4.1.5 Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Pengeluaran pemerintah yang tercermin dalam realisasi APBD belanja Modal dan Biaya Operasional memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi alokasi dan fungsi redistribusi. Fungsi Alokasi untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap tersedianya kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan publik yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak swasta. Pendanaan terhadap pembangunan fasilitas- fasilitas umum yang akan digunakan oleh masyarakat berhubungan langsung dengan berapa besar jumlah pengeluaran pemerintah yang dialokasikan melalui APBD, untuk menyediakan fasilitas umum yang diperlukan. Semakin besar jumlah pengeluaran pemerintah maka semakin besar pula dana pembangunan serta semakin baik pula kualitas sarana dan prasarana pelayanan publik termasuk bidang pendidikan dan kesehatan yang ada. Hal ini tentu saja diharapkan akan memberikan dampak terhadap tingkat kesejahteraan dan kualitas pembangunan manusia. Anggaran pengeluaran pemerintah memberikan gambaran mengenai peranan sektor pemerintah dalam membiayai investasi daerah, yang sekaligus 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 2007 2010 Standar nasional 69 mencerminkan strategi kebijakan fiskal dalam mempengaruhi alokasi sumber daya ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, perluasan kesempatan berusaha, dan berbagai program pembangunan lainnya, memperbaiki distribusi pendapatan, serta menunjang program stabilisasi, termasuk program penyelamatan dan pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sumber: BPS diolah Gambar 4.5 Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan wilayah perbatasan darat Indonesia tahun 2007 dan 2010 Pengeluaran pemerintah untuk bidang pendidikan di wilayah perbatasan darat Indonesia selama tahun 2007-2010 secara keseluruhan mengalami peningkatan. Peningkatan pengeluaran pemerintah tersebut diharapkan berimbas pada peningkatan sumber daya manusia sehingga mampu mengembangan diri, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama pada masyarakat miskin. Peningkatan ini juga terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah serta keputusan mahkamah konstitusi yang mengeluarkan kebijakan mengenai anggaran pendidikan 20 persen dari APBD seperti tercantum dalam UU no. 23 Tahun 2003. Di dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa pemerintah baik pusat maupun daerah harus mengalokasikan 20 persen anggaran untuk bidang pendidikan di luar gaji dan biaya kedinasan. Proses pengembangan sumber daya manusia memang membutuhkan dana yang relatif besar, oleh karena itu dapat dimengerti bahwa pengeluaran 50 100 150 200 250 300 2007 2010