Tahapan Penghitungan IPM Indeks Pembangunan Manusia

19 dimana X i = indikator komponen IPM ke-i i = 1,2,3 X maks = nilai maksimum X i X min = nilai minimum X i Persamaan di atas akan menghasilkan nilai 0 ≤ Xi ≤ 1, untuk mempermudah cara membaca skala dinyatakan dalam 100 persen sehingga nilainya menjadi 0 ≤ Xi ≤ 100. Indikator yang digunakan sebagai ukuran nilai maksimum dan minimum dari setiap faktor adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Indikator IPM Indikator Nilai Maksimum Nilai Minimum Keterangan AngkaHarapanHidup AHH thn 85 25 UNDP Angka Melek HurufAMH 100 UNDP Rata-rata lama sekolah thn 15 UNDP Konsumsi riil per kapita 732.720 300.000 UNDP disesuaikan Sumber: UNDP Tahapan kedua penghitungan IPM adalah menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks X i dengan hubungan matematis: IPM= 13 [X 1 + X 2 + X 3 ] 2.2 dimana: X 1 = indeks harapan hidup X 2 = indeks pendidikan = {23 indeks melek huruf + 13 indeks rata-rata lama sekolah} X 3 = indeks konsumsi per kapita yang disesuaikan 20 Secara singkat konsep IPM dapat digambarkan sebagai berikut: IPM Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Pengetahuan Standar Kehidupan Layak Indikator HarapanHidup saat lahir Tingkat Melek Huruf Lit Rata-rata lama sekolah MYS Pengeluaran riil per kapita PPP rupiah Dimension Indeks Indeks Harapan Hidup Indeks Pendapatan Indeks Pendidikan Indeks Pembangunan Manusia Sumber: BPS,2010 Gambar 2.1 Alur Konsep IPM

2.3. Wilayah Perbatasan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, Kawasan perbatasan adalah suatu kawasan yang merupakan bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain . Wilayah negara ini meliputi wilayah darat, wilayah perairan, dasar laut, dan tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer, memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat kontinen maupun laut maritim. Batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung dengan negara-negara Malaysia, Papua New Guinea PNG dan Timor Leste. Perbatasan darat Indonesia tersebar di tiga pulau, empat Provinsi dan 16 kabupatenkota yang masing-masing memiliki karakteristik perbatasan yang berbeda-beda. Sedangkan wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini PNG. Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil. 21 Wilayah perbatasan menurut buku utama rencana induk pengelolaan perbatasan negara merupakan wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan dengan negara lain, dan batas-batas wilayahnya ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wilayah perbatasan di Indonesia secara umum dicirikan antara lain oleh: 1 letak geografisnya berbatasan langsung dengan negara lain, bias propvinsi, kabupatenkota maupun kecamatan yang memiliki bagian wilayah yang langsung bersinggungan dengan garis batas negara. 2 kawasan perbatasan umumnya masih relatif terpencil, miskin, kurang sarana dan prasarana dasar sosial dan ekonomi, serta 3 kondisi pertumbuhan ekonominya relatif lambat dibandingkan wilayah lain. Selama ini pendekatan perencanaan pengembangan kawasan perbatasan lebih banyak ditekankan pada pendekatan keamanan security approach. Namun seiring dengan perkembangan kajian-kajian tentang kawasan perbatasan bahwa, kawasan perbatasan darat dan laut antar negara merupakan kawasan yang masih rentan terhadap infiltrasi ideologi, politik, ekonomi, maupun sosial budaya dari negara lain. Di sisi lain, kawasan perbatasan antar negara masih dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang sangat mendasar seperti rendahnya kesejahteraan masyarakat, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, serta minimnya infrastruktur di sektor perhubungan dan sarana kebutuhan dasar masyarakat. Ketertinggalan pembangunan kawasan perbatasan baik darat maupun laut dengan negara tetangga secara sosial maupun ekonomi dikhawatirkan dapat berkembang menjadi kerawanan yang bersifat politis untuk jangka panjang. Upaya pembangunan wilayah perbatasan merupakan amanah UUD 1945 Indonesia masih mengalami kendala sosial, ekonomi, budaya dan keterbatasan daya dukung di wilayah yang dihuninya. Menurut Bappenas 2004, sebagaimana pelaksanaan pembangunan pada wilayah-wilayah lain relatif masih tertinggal, pembangunan wilayah perbatasan menganut pendekatan, antara lain: 1. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia basic need approach, yaitu kecukupan konsumsi pangan, sandang dan perumahan yang layak huni. 2. Pemenuhan akses standar terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur mobilitas warga.